Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2025

Charger Iman

Ibadah lima waktu dalam arti salat wajib plus salat sunnah rawatib dan sunnah lainnya, itu ibarat nge charger iman. Di lingkungan kecamatan Kemiling kota Tapis Berseri ada semacam kegiatan Anjau Silau Forum Komunikasi Takmir Masjid, tiap Sabtu subuh keliling dari masjid satu ke masjid lain. Bagi mereka yang tergabung dalam FKTM, subuh di masjid berganti-ganti tiap Sabtu merupakan berkah terindah. Saya sering juga salat jumatan berpindah-pindah masjid, demi menemukan rasa berbeda. Tak monoton di masjid dekat dengan tempat kediaman. Masjid Ukhuwah Islamiyah, kampus UI, Depok. Suatu waktu, saat sedang bepergian, terutama naik kendaraan sendiri, bakalan mudah merasakan taste pada masjid yang berbeda-beda. Tinggal menepikan kendaraan masuk halaman masjid saat waktu salat telah tiba. Di sejauh-jauhnya bepergian, bermacam taste masjid bisa dirasakan. Bebas pilih yang suka. Hingga ke Banyuwangi, saya sudah merasakan taste masjid berbeda-beda. Salat di masjid-masjid kampus pun memberikan p...

Jantung Peradaban (lagi)

Saya serta istri, sepulang dari Jember, mampir Surabaya tilik anak, kemudian numpak kereta malam menuju Jakarta terus ke Kota Depok tilik anak mantu. Pegal pada sekitar panggul hingga betis kaki akibat duduk berjam-jam belum benar-benar tiris. Sebagai bentuk sayang anak mantu ini, kami berdua ditawarkan henda jalan-jalan ke mana? Karena rasa pegal itulah, kami agak kurang antusias mengiyakan tawaran itu. Ada jiwa, tapi kurang tenaga, begitulah rasanya lansia. Tapi, sudah kepalang sayah , hayo aja . Perpustakaan UI, Kota Depok Akhirnya sepakat ke kampus UI, waktu sudah jelang zuhur. Mampir terlebih dahulu ke masjid Ukhuwah Islamiyah, mendirikan salat zuhur, kebetulan gema azan baru saja pergi menjauh. Selagi wudu, iqamah dikumandangkan. Berlari-lari sa'i masuk ke masjid. Satu rakaat ketinggalan. Selesai salat kami jeprat-jepret dahulu mengambil latar Danau Kenanga dan kampus yang ikonik. Lalu kami masuk perpustakaan, setelah lapor dan membayar bea adminstrasi sebagai pengunjung. S...

Membasuh Hati

Dalam perjalanan dari Lampung menuju Solo, Pacitan, Jogja, Jember, Surabaya, Depok, dan akan balik lagi ke Lampung, banyak hal ihwal dilihat mata, dipikir kepala, dicerna hati. Terus jadi apa? Ada yang kutulis untuk blog dan ada juga jadi puisi, di stasiun Jember, Pasar Senen, dan Depok. Perjalanan bukan hanya membawa pergi badan aja, melainkan juga hati. Tak hanya wisata jasmani, tapi juga rohani. Bukan untuk healing belaka, melainkan untuk heningkan perasaan yang jadi karat bagi hati. Perjalanan adalah upaya untuk membasuh hati agar sedikit bersih. Bisa menyerap kearifan dan nilai-nilai. Ilustrasi, crop sampul buku kumpulan puisi Susilo Bambang Yudhoyono Dalam berjalan kita berjumpa banyak orang dengan karakter berwarna-warni dan adab berbeda antara satu dengan lainnya. Semuanya itu keluar dari jiwa dan raga orang berlainan suku, ras, etnik, bahasa, budaya, keyakinan, dan orientasi. Dipicu berbagai macam perbedaan, kerap berujung muncul friksi. Hal itu bisa mungkin jika hati kotor....

Momen Demi Momen

Lagi, google memberi apresiasi kepadaku yang hari ini berulang tahun. Ya ampuun, apresiasi dari google berupa serpihan kembang-kembang dan balon yang diterbangkan. Karena google  ini tak bisa ngomong seperti manusia sebab cuma mesin pintar. Dari tahun ke tahun selalu begitu kegaliban. Karena pada setiap platform  media sosial yang saya 'bangun' melalui e - mail di  gmail.com mencantumkan tanggal lahir sejujurnya. Dengan begitu, google tahu persis. Ilustrasi ucapan selamat ultah dari google Yang perlu saya pakukan di postingan kali ini, adalah ulang tahun saya pada tahun ini, sama seperti tahun lalu, yaitu 'dirayakan' di Surabaya. O , pada tahun lalu diadakan di Warung Lontong Balap 'asli' Pak Gendut. O , tahun ini 'dirayakan' dengan Bebek Carok. Tahun lalu kami singgah meniliki anak mantu di Surabaya, sehabis menghadiri Jambore Sastra Asia Tenggara (JSAT) dan Gandrung Sewu Festival di Banyuwangi. Tahun ini kami singgah lagi Surabaya sepulang dari men...

Ruang dan Waktu

Kenyamanan numpak sepur iku  dari segi suhu dalam gerbong sudah sangat nyaman. Hawa sejuk dari air conditioner  terasa semriwing membuat adem ayem . Tempat duduk empuk karena jok spons berlapis kulit yang nggak bikin gerah . Wes , pokoknya puenak sekepenak e . Ayo, jangan ragu numpak sepur . Begitulah yang saya dan istri rasakan kendati kereta kelas ekonomi seperti Sritanjung Jogja--Banyuwangi atau Logawa Purwokerto--Ketapang (Jember) yang premium. Namun, senyaman-nyamannya, bila jarak tempuhnya jauh, boyok lansia saya terasa pegal juga. sekadar untuk ilustrasi, ini sangu saat kami bepergian bus atau kereta , Roti O plus kopinya. Belum meluruh betul pegalnya boyok sehabis duduk seharian utuh di kursi Sritanjung yang terlalu tegak (kurang miring sedikit ke belakang) sehingga meski menyandar pun, badan tetap tak nyaman, pagi tadi berkereta lagi dengan Logawa (ekonomi premium) dari Jember ke Surabaya. Malam ini, jadinya,  nggak pengin ke mana-mana, pengin cepat...

Seger Nusantara

Sayonara Jember. Selesai sudah "perjalanan" saya 'dikuntit istri' ke Jember menghadiri Temu Karya Serumpun 2025 yang dihelat Forum Sastra Timur Jawa. Antologi ini diikuti ratusan penyair negara serumpun (Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Thailand, serta Timor Leste yang baru dilibatkan pada tahun ini. Hari pertama, Sabtu (25/10), setelah pembukaan dilanjutkan dialog sastrawan berupa pemaparan pengalaman dan perkembangan komunitas. Banyak hal bisa dipetik dari pengalaman para sastrawan yang beragam latar belakang dan kenangannya tentang trauma dan imaji yang menjadikannya sembuh dan tumbuh bahagia. Berpose di Museum Tembakau Mengambil lokasi di Seger Nusantara, sebuah area glamping yang sejuk. Penyair laki-laki ditempatkan di tenda-tenda, sementara penyair perempuan ditempatkan di barak-barak. Malam meski sempat digoda hujan, tapi cuaca dingin yang turun ke lapangan perkemahan, tak membuat peserta ciut dan tetap semangat. Hari kedua, Minggu (26/10), be...

Merayakan Trauma

Jauh saya tempuh perjalanan dari Lampung ke Jember demi menghadiri launching buku "Semesta Ingatan: Trauma dan Imaji Kebebasan" pada Temu Karya Serumpun (TKS) yang diadakan Forum Sastra Timur Jawa, Sabtu hingga Minggu, 25-26 Oktober 2025 di area glamping Seger Nusantara. Buku antologi puisi karya penyair negara serumpun meliputi: Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei, Thailand Selatan (Pattani), dan Timor Leste, ini setebal xxxvi+556 halaman, memuat 370 puisi dari 253 penyair hasil kurasi dari 1.146 puisi dari 380 penyair. Dari 5 judul puisi yang saya kirim, lolos 1. Pose di foto both yang memajang wajah-wajah penyair yang hadir di Temu Karya Serumpun. "Perjalanan" seperti yang saya jadikan judul postingan kemarin, seperti menghidupkan "ingatan" pada perjalanan tahun lalu ke Banyuwangi menghadiri Jambore Sastra Asia Tenggara, yang mempertemukan saya dengan penyair-penyair Madura terutama si celurit emas D. Zawawi Imron yang bisa juga ngocol . Atau lebi...

Perjalanan

Jadi ingat dua tahun lalu, 19 Oktober 2023 saya menempuh perjalanan via pesawat Super Air Jet nomor penerbangan ICU 742 ke Bali untuk even Ubud Writers and Readers (UWRF) ke-20. Lalu, 22 Oktober 2024 saya ke Banyuwangi mengikuti even Jambore Sastra Asia Tenggara (JSAT). Hari ini, 24 Oktober 2025 saya tempuh perjalanan ke Jember mengikuti even Temu Karya Serumpun (TKS) 2025. Semua itu tentang perjalanan. Perjalanan bukan hanya menyangkut pergerakan fisik atau badani belaka, melainkan juga menyangkut pergerakan spirit. Dalam hal yang saya jalani, menyoal spirit menulis dan kepenulisan yang (kenapa kok ) saya sukai sebagai hobi. Bisa terlibat di UWRF karena buku /"Singkapan"/ (Sang Rumpun Sajak bahasa Lampung) memenangi Hadiah Sastera Rancage. Sekadar ilustrasi, Stasiun Lempuyangan tempat keberangkatan ke Jember via KA Sritanjung. JSAT Banyuwangi karena satu puisi saya, "Saat Angin Sedang Birahi", lolos kurasi untuk antologi Ijen Purba (Tanah, Air, dan Batu) yang ditaj...

Toponimi

Sediakalanya, hari Rabu (22/10) kemarin, saya menghadiri undangan acara diskusi dua buku mengenai toponimi, meliputi; "Toponimi Sumbagsel" dan "Toponimi Bandar Lampung" yang dilaksanakan di Gedung Olah Seni UPTD Taman Budaya Provinsi Lampung Jl. Cut Nyak Dien 34, Tanjungkarang Pusat. Acara bagus ini terselenggara atas kerja sama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung dan Akademi Lampung, di dalam rangka pengembangan dan pemajuan kebudayaan di Provinsi Lampung. Diskusi buku toponimi adalah salah satu tangkai acara dalam Pekan Kebudayaan Daerah (TKD) Lampung ke-4 yang dihelat UPT Taman Budaya Lampung selama lima hari, 20-25 Oktober 2025.  Kedua buku toponimi tersebut diterbitkan Pustaka LaBRAK, Bandar Lampung. Sejak jauh hari sebelum terbit, saya sudah ancang-ancang untuk memiliki. Bukan apa-apa, kedua buku ini berkait erat dengan (ke)budaya(an) yang merabuki tumbuh besar saya. Budaya seperti apa? Secara demografi, saya lahir tumbuh besar di Sumbagsel, tapi ...

Dialog Lima Sungai (2)

Senin (20/10) pukul 21:34 salah satu panitia even menulis puisi Dialog Lima Sungai yang juga jadi admin grup WA penyair peserta, mengunggah pengumuman hasil kurasi puisi sebanyak 117 penyair di mana 28 atau 38 di antaranya penyair bertanda SM (sedikit memungkinkan) untuk lolos. Mengundang reaksi dan komentar panas dari penyair yang gamang. Kata panitia, hanya akan diambil 100 penulis atau 100 puisi untuk dibukukan dalam antologi. Hanya katanya. Kenyataannya, setelah ribut-ribut dalam komentar panas itu, hasil kurasi awal dihapus, dihilangkan barang buktinya. Tapi, saya sempat menghitung hasil kurasi keseluruhan ada 117 semuanya dengan 28 atau 38 (agak lupa) yang bertanda SM. Sungai Kahayan membelah Kota Palangkaraya Kalimantan Tengah. Sebuah pemandangan indah yang jarang kita lihat di kota lain. (Foto: IG @caturmukha) Rabu (22/10) pukul 11:23 tadi, keluar daftar hasil kurasi dalam format teks pdf. Yang mengejutkan, katanya hanya akan diambil 100 puisi untuk dibukukan dalam antologi, ny...

Daendels (Lagi)

Postingan tanggal 17 Oktober 2925 yang lalu saya cerita perihal jalan pos atau jalan raya Daendels. Jalan ini mengular sedari Anyer (Serang)  di Banten sampai Panarukan (Situbondo) di Jatim. Nah, baru saya sadari, 21 Oktober -hari ini- adalah tanggal lahirnya Herman Willem Daendels. Apabila dihitung mundur ke tahun kelahirannya 1762, maka tahun ini ultahnya ke-263. Hanya hitungan belaka. Herman Willem Daendels Kenapa hanya hitungan belaka? Karena belum ada sejarah, manusia biasa hidup hingga berumur 200 tahun apalagi lebih. Kalaupun ada orang panjang umur, paling 100 tahun atau lebih. Kasus langka. Hari ini saya menulis lagi perihal Daendels dengan judul " Daendels (Lagi)". Kompeni satu ini, kendati menerapkan kerja paksa yang menjadi luka sejarah bagi bumiputera, namun karenanya ada jalan pos. Karenanya atau berkat Daendels dan kerja paksa, tercipta jalan membentang dari Barat Jawa ke Timur Jawa. Jalan yang begitu legendaris, menghubungkan, menyatukan, dan mengekalkan ikatan...

Ngulon Ngetan

Bali ngulon ngetan . Begitulah halnya. Setelah stay  empat hari di kota kelahiran bojo , dua kendara berangkat pulang, pagi ini, kembali ke asal masing-masing. Satu ke Lampung ( ngulon ) dan satu lagi ke Mojokerto ( ngetan ). Giliran kami nanti. Akan ngetan  terlebih dahulu, baru kemudian ngulon juga. Tadi malam klimaks kulineran, keluar sejak Asar ke Pantai Pancer Dorr menikmati pizza. Habis Magrib tilik dulur yang baru saja pulih dari stroke, sempat nggak bisa berjalan. Setelah menjalani terapi pada seorang dokter di Sleman, Yogyakarta, alhamdulillah bisa berjalan kembali. Seperti mendapat mukjizat. Hujan lagi hari ini Setelah tilik dulur , pamuncak kulineran, makan mie rebus --kalo di Jogja disebut mie godok-- seberang minimarket biru. Saya memilih nasgor, pengin coba seperti apa nasgor di sini. Biasa nasgor gerobak di Kota Tapis Berseri, sudah khatam rasanya. Di sini tentu ada perbedaan. Wih, ternyata porsinya jumbo. Nyerah saya, gak kuat menghabiskan nasgor jumbo it...

Hujan Kiriman

Weather Report atawa ramalan cuaca kalau nggak akurat, ya, nggak dipercaya publik. Kemarin terbaca di layar hape "besok Pacitan hujan" dan benar belaka. Subuh tadi hendak ke masjid, titik-titik hujan jatuh satu-satu. Membatin, bakal hujan. Begitu pun sewaktu pulang. Alhamdulillah setelah sampai homestay hujan baru menderas. Lumayan segar udara setelah dimandikan hujan sepagi tadi. Hujan kiriman di tengah cuaca yang begitu  sumuk menyergap membuat gerah , jadi anugerah terindah. Titik Nol Pacitan, sekadar ilustrasi Kiriman kok hujan, ya? Enaknya dapat kiriman kue kesukaan. Tetapi, hujan juga diterima oleh mereka yang lama diringkus waktu dalam deraan kemarau. Dirasa lebih enak daripada makanan kesukaan yang diidamkan. Tentu, hujan membuat udara jadi sejuk. Soal 'hujan kiriman' bukan baru di Pacitan yang 'harga hujan mahal' kami dapatkan, melainkan di perjalanan tol Jakarta--Merak juga kami dapatkan. Terbayang kan bila hujan, jalan tol akan tergenang, air terc...

Sumuk

"Widih, enak bener," komentar kakak yang di Pacitan juga Mojokerto, waktu kami katakan di Lampung masih sering hujan. Dua hari ini, kemarin dan hari ini, kata tetangga, yang mengabari via WA, di perumahan kami hujan deras. Ih, mantap. Pada waktu ke Pacitan Agustus lalu, cuaca di Pacitan masih bersahabat. Masih ketemu hujan. Pada saat ini, bulan Oktober, cuaca panas melanda, rasanya tidak kuat dan pengin cepat-cepat pulang. Tetapi, tujuan ke sini karena menengok kakak yang sakit, yo wis . Alun-alun Pacitan di malam hari Malam Minggu ini, sehabis makan, kami  kongkow di alun-alun Pacitan mencari angin dan memang terasa sejuk. Angin berembus sepoi-sepoi, lagu-lagu ceria mengalun dari segenap penjuru. Malam ini alun-alun penuh, waktu cari tempat parkir saja muter-muter. Lumayan, mendinginkan badan sejenak dari merasa sumuk sambil menyeruput es soda gembira di alun-alun. Ada gejala turun hujan, namun hanya titik-titik satu dua lalu hilang. Kupikir pantes  sumuk siang tadi, suh...

Jalan Daendels dan "Luka Sejarah"

Kembali ke kota kelahiran bojo . Bukan perkara mudah lho , menempuh perjalanan melintasi jalan pantai utara (pantura) Jawa, melainkan perkara amat berat kalau saja tidak kuat fisik serta ada jalan tol, apalagi terpaksa mesti menyetir kendara sendiri. Tapi, perkara mudah itu bisa lho dirasakan dengan adanya jalan tol. Begitu kendara nongol dari dalam lambung kapal, langsung disambut jalan tol Merak (Cilegon) tak putus hingga Ketapang (Banyuwangi) kecuali exit ke jalan poros peninggalan Daendels. Dahulu, jalan tol masih sebatas dalam kota Jakarta dan belum menyambungkan kota-kota antar-kota dan antar-provinsi, jalan pantai utara (pantura) Jawa adalah satu-satunya akses arus mudik dan halik saat musim libur Lebaran Idulfitri atau libur semesteran. Warung Sate legendaris sejak tahun 1972 di Jl. Raya Daendels, Purworejo. Jalan Daendels adalah nama yang merujuk Jalan Raya Pos atau Jalan Raya Anyer--Panarukan (lintas utara dan lintas selatan), dibangun masa Herman Willem Daendels (perwira m...

1,000

Seperti yang saya singgung kemarin, postingan blog hari ini adalah yang ke-1.000. Saya mulai tulis ini di rest area SPBU MURI Tegal dalam sebuah perjalanan ke Timur Jawa --Jogja, Pacitan, dan akan terus ke Jember acara Temu Karya Serumpun 2025. Setelah bulan lalu kami sempatkan ke sini menjenguk kakak yang sakit, kembali dikabarkan sakit lagi, kami putuskan kembali menengoknya lagi. Agar ponakan yang nyetir gak capek amat, istirahat dahulu sejenak di SPBU MURI yang kian sepi sejak ada tol Brexit. Koleksi piagam dan piala yang pernah diraih SPBU MURI untuk berbagai kategori Lama sekali, sejak jalan tol trans Jawa tersambung dari Merak (Cilegon) hingga Ketapang (Banyuwangi), tidak melewati jalan pantai utara (pantura) Jawa ini. Ya, kemarin karena pengin istirahat di SPBU MURI, kembali melewati jalan pantura yang legendaris. ...

Triple Nine

999 ( triple nine ) yang jadi judul postingan hari ini, jadi tonggak penanda, bahwa blog yang pada kurun waktu sembilan bulan terakhir saya suapi tiap hari ini, pada akhirnya sampai postingan ke-999. Jadi, berarti besok akan pas 1.000 postingan tayang di blog ini sejak dimulai tahun 2011. Angka 9 disukai orang karena katanya bertuah. Entah apa tuahnya. Pak SBY lahir pada 9-9-1949, jadi suka kali angka 9. Ilustrasi | foto: Shutterstock Dahulu sewaktu mendeklarasikan Partai Demokrat juga tanggal 9 bulan 9 tahun 2001. Kenapa dipilih tanggal itu? Karena kuatnya pengaruh Bapak SBY sebagai pendiri partai berlambang/logo mercy itu. 9 adalah angka bilangan komposit. Di dalam budaya Tiongkok, angka 9 melambangkan keberuntungan serta keabadian karena di dalam bahasa Tiongkok, pengucapan angka 9 amat mirip dengan kata "abadi."  Angka 9 terbilang unik. Jika dikalikan dengan angka berapa pun, maka hasil perkalian itu bila dijumlahkan akan menghasilkan angka 9 juga. Misal, 9x5=45, maka bi...

Minat Baca

Iseng membaca ulang cerpen yang saya unggah di wattpad, wah, jadi pengin lagi menambahkan cerita baru. Owalah, lama banget wattpad ini tak lagi saya 'nafkahi' dengan makanan bergizi (gratis dibaca pengunjung) berupa cerita baru, puisi serta cerpen. Semenjak iseng-iseng membuat akun wattpad, 1 Februari 2020 silam, baru empat cerita yang saya unggah. Satu cerita berupa puisi ( tikungan ), dan tiga lainnya berupa cerita pendek yang tidak pendek. Neroli  pernah terbit di media online. Logo wattpad | wikipedia Sebenarnya asal telaten ngopeni ide, tidaklah susah-susah amat menulis cerpen. Nyatanya 60 bab cerita pendek 500 kata siap dijadikan buku jika saja hendak. Atau diunggah saja di wattpad, ya, kali aja banyak memperoleh views. Nah, ini menjadi tantangan yang ambigu. Terbit dalam bentuk buku juga, apa iya ada peminat. Tak dijadikan buku, terus hendak diapakan. Apa minat baca masyarakat benar-benar rendah? Ah, masih banyak kok orang yang hobi baca. Istri saya siang malam membaca ...

Hajat 5 Tahunan

Sekeping identitas yang dikatakan tak memiliki manfaat, salah. Dikatakan ada manfaat, jarang juga dipergunakan. Apakah itu? SIM yang dibawa ke mana-mana. Ngendon dalam lipatan dompet selama bertahun-tahun, hingga masa berlaku 5 tahun habis dan kudu diperpanjang jika tidak kepengin SIM mati. Pagi ini, baru saja, saya memperpanjang SIM melalui pelayanan SIM Mobil di gerbang Perum BKP. Ini hajat 5 tahunan seperti halnya pemilu, memilih legislator yang mengaku dirinya wakil rakyat, tapi sama belaka dengan SIM, dikatakan tak ada guna, tidak tepat juga. Sesi Tes Psikologi yang mesti dijalani sebagai bagian dari persyaratan membuat SIM. Ada sih satu dua individu yang menyuarakan aspirasi rakyat yang dipungutnya dari dapil tempat mereka nyaleg . Tetapi, suara legislator hanya embusan napas seperti menghirup dan mengeluarkan udara gratis dari Tuhan, untuk kepentingan hidupnya sendiri saja. Maka, praktis manfaatnya sama seperti SIM, hanya simbol. Hanya perangkat bilamana suatu waktu ada cegat...

Ia Duluan, Kita Nanti

Takziah warga perumahan kami (BKP) khususnya di RT. 012 bagi almarhum tetangga kami (di sebelah kiri rumah kami), pada peringatan tujuh-hari wafatnya, menghadirkan ustaz untuk memberi kajian perihal mati. Apa dan bagaimana semestinya mempersiapkan diri menghadapi kematian. Sudah cukupkah bekal yang akan dibawa? “Pada seseorang, ada tanda-tanda kematian yang bisa dikenali dengan memperhatikan seksama,” kata ustaz. Apa saja tanda-tanda itu? Ustaz Fikriansyah merincinya; rambut yang mulai memutih (kepala ditumbuhi uban), badan mulai ringkih (duduk saat takziah mesti senderan), dan telinga yang mulai tuli (berkurangnya pendengaran). Ustaz Fikriansyah Ustaz bertanya, berapa usia si almarhum? Dijawab oleh hadirin…... “Oh, masih muda. Tua saya satu tahun,” timpal ustaz. Tetapi, urusan mati, lanjutnya, bukan masalah apa masih muda atau sudah tua, melainkan ditentukan usia, ditentukan takdir Allah Swt. “Seperti almarhum ini, masih muda mati. Ada sudah sepuh , belum mati,” tegas ustaz. Si almarh...

Mbah Sayem vs Mbah Tarman

Kota kelahiran Pak SBY ini menyimpan banyak keajaiban dunia. Pantai-pantai yang cantik, di antara yang diminati para surfer (peselancar) luar negeri, Pantai Watukarung. Gulungan ombaknya membuat peselancar asyik bermain-main, bercanda dengan ayunannya. Gua-gua yang bertebaran di beberapa tempat jadi ‘jualan’ Dinas Pariwisata Kabupaten Pacitan untuk memantik minat para wisatawan baik domestik maupun mancanegara datang berkunjung. Maka, pantas saja kota di pesisir selatan dan ujung barat Provinsi Jawa Timur ini dijuluki Kota 1001 Gua. Si empunya blog di depan Museum Song Terus Museum & Galeri SBY * ANI, tak salah, di sinilah tempat menjelajah medan juang ke-TNI-an Bapak SBY dan juga Ayahanda beliau. Tak kalah dengan gua yang ada di Pacitan, di museum ini dipajang 1001 kenangan Pak SBY dan Ibu Ani sepanjang kebersamaan dan pengabdian terekam sempurna. Penemuan fosil purba di Situs Song Terus, Punung, Pacitan, yang oleh penelitinya diberi nama Mbah Sayem, menjadi bukti bahwa manu...

Dialog Lima Sungai (1)

Menyambung cerita di postingan kemarin, tepat di 09:55 AM tadi muncul notifikasi dari admin WAG "Dialog Lima Sungai", nomor WA saya diringkus dan dimasukkan dalam grup. Jadi, pagi-pagi begini kaget dan senang bercampur baur. Kenapa kaget? Karena ini di luar kebiasaan yang sebelum-sebelumnya, yaitu keluar pengumuman hasil kurasi terlebih dahulu, baru peserta lolos di- invite ke dalam grup whatsapp . Boleh juga di luar mainstream seperti umumnya. Agak laen jadinya. Tambah lagi tungguan. Misal lolos kurasi di sini, akan tiba masanya nanti, sebuah buku antologi puisi yang bertema "Meneguhkan Kembali Sungai Sebagai Suar Sastra Masa Kini Dan Yang Akan Datang" hanyut dan mendarat ke alamat saya. Ibaratkan dibawa sungai! Betapa lebar 'ruang' dan betapa jauh 'waktu' yang ditempuh buku "Dialog Lima Sungai", terbang dari Palangka Raya menuju Bandar Lampung. Perjalanan lintas pulau antara Banua Borneo dan Bumi Andalas. Melintasi sungai-sungai yang a...

Sastra Lingkungan

Bagus juga ada even menulis puisi tentang sungai dan lingkungannya yang ditaja oleh Dewan Kesenian Palangka Raya yang mengusung tema besar “Dialog Lima Sungai” dan tema kecil “Meneguhkan Kembali Sungai Sebagai Suar Sastra Masa Kini Dan Yang Akan Datang.” Bagi masyarakat Kalimantan, keberadaan sungai sangat vital. Tanah Pulau Borneo yang dominan gambut, membuat sungai memiliki nilai ‘lebih padat’ dibanding tanah. Pasalnya, membangun jalan raya di tanah/lahan gambut memunculkan tantangan tersendiri. Bukan berarti tidak mungkin. Jembatan Mahakam | wikipedia bahasa indonesia Tetap ada jalan raya dalam kota dan Jalan Lintas Kalimantan dari Barat ke Timur, disambungkan jembatan panjang yang terbentang di atas sungai-sungai yang lebar di sana. Namun demikian, penduduk di pedalaman dalam berinteraksi dan bepergian lebih sering menggunakan sungai. Rumah apung atau rumah lanting di masa lalu tentu sangat bergantung pada moda transfortasi sungai seperti perahu kelotok dan kapal besar. Kenda...

Harvest Moon

Tahlilan niga - hari tetangga sebelah di malam purnama, tadi malam, ketika mendongak ke langit dari sela antara atap rumah dengan atap tarup, wajah rembulan yang kuning keemasan tampak lebih besar dari biasa. Tentu ada asbabun kisahnya. Piye ? Oh, ternyata, setelah saya klik notifikasi google, tautan Kompas.com menyebutkan purnama pada 7 Oktober termasuk fenomena langka, bukan fenomena biasa, dinamai harvest moon 2025 segaligus supermoon pertama tahun ini. Harvest Moon bersinar di atas National Mall dari puncak Monumen Washington, USA, Senin, 6 Oktober 2025. | Reuters/Ken Nishimura   Sayangnya, saya hanya bisa menikmati dengan mata kepala dan tidak dengan mata lensa. Saya tak biasa membawa hp saat menghadiri kenduri seperti tahlilan atau syukuran. Jadinya tak bisa mengabadikan momen langka tadi malam. Sebenarnya bisa saja pulang mengambil hp kemudian memotretnya, tapi tak saya lakukan. Bubar tahlilan,  jagongan (ngobrol) menemani keluarga sahibul musibah. Sembari ...

Selamat HBD, Yogya

Masuk pedestrian Jl. Malioboro bulan Juni 2020 di masa pandemi Covid-19, terbaca aturan mesti memakai masker. Pada beberapa titik pintu masuk, petugas penegak peraturan protokol kesehatan 3M berjaga-jaga. Siapa pun, orang yang akan masuk kawasan Malioboro, baik pejalan kaki maupun pengendara motor  kudu memakai masker Pemotor yang kedapatan tak pakai masker, harus menerima risiko disuruh putar balik. Bayangkan, Malioboro yang jalan satu arah mesti putar balik, hendak lari ke mana. Maju ora oleh , mundur......... foto hasil tangkap Instagram @wonderguljogja Lengang nyaris tanpa kehidupan. Itu yang saya tangkap. Pengunjung hanya sedikit, pedagang di selasar depan pertokoan termangu tanpa ada yang berbelanja. Pergerakan ekonomi pedagang kaki 5 melambat, bahkan ada yang berhenti total. Yang biasanya dinamis berubah menjadi statis. Kota pelajar, kota budaya, kota pariwisata, dan apa lagi julukan yang melekat di ‘baju’ Jogja tertanggal dan nyaris ‘telanjang’ akibat dilucuti Covid-19 ya...

Duka Ungu

Biasanya tiap azan di ponsel maupun di masjid bisa saya dengar dan bangun dari tidur siang. Entahlah hari ini, kedua panggilan salat itu luput dari pendengaran saya, mungkin kelewat capek, terutama pikiran dan perasaan. Tentang apa? Begini kisahnya. Kemarin siang selagi saya sedang mendandani toren (tandon air) yang ada air rembesan menetes lumayan deras dan mesti ditampung, terdengar keributan di depan. Rupanya tetangga sebelah dilarikan ke klinik kesehatan pratama di perumahan sebab sesak napas. Ilustrasi Bunga Kencana Ungu| foto: Indozone Life Ia memang drop kesehatannya dan keluar nyari obat lalu mampirlah ke rumah kerabatanya. Disuguhi kopi sama gorengan, ngobrol, lalu ia mengeluh sesak, oleh kerabat diantar ke klinik terus mengabari istrinya di rumahnya, "Suaminya sesak, sudah diantar ke klinik." Hasilnya? Toren yang saya tambal lakban lem beli di TikTok masih saja tetap menetes. Tetangga sebelah tadi, karena klinik merasa 'tak sanggup menangani' disuruh bawa sa...

Good News

Good News From Indonesia , itulah satu dari sekian akun X (d.h twitter) yang saya ikuti ( follow ). Tentu acap ketemu di saat scroll X. Saya membubuhkan tanda like , juga menyempatkan membuka tautan berita dan membacanya. Sesuai nama akunnya, barang tentu beritanya good (yang bagus-bagus). Oi, masa iya memberitakan yang jelek-jelek kan. Postingannya 1 jam yang lalu sekiraan pukul 9an, ialah tentang Raja Ampat resmi sebagai cagar biosfer UNESCO, jadi salah 1 ekosistem laut dengan keanekaragaman hayati tertinggi di dunia. Di dalam sidang 37 th International Coordination Council (ICC) Program Man and the Biosphere (MAB) di Hangzhou, China, 27 September 2025 silam. Pulau Raja Ampat | foto: Indonesia Juara Trip Dikenal sebagai “jantung keanekaragaman hayati laut dunia”, Raja Ampat menjadi Cagar Biosfer ke-21 di Indonesia sekaligus memperkuat pengakuannya sebagai kawasan konservasi kelas dunia, menyimpan 75% spesies karang dunia serta menjadi habitat bagi ratusan spesies ikan karang, ...