Hari ini saya melukis cerita sambungan dari tanggal 17/9 yang berjudul "Hacker Iseng" perihal facebook yang kena hacked. Sebentar, kok melukis bukan menulis? Yang dilukis tuh senja. Itu mah lagunya si Budi Doremi, "Melukis Senja" dong.
Jadi, ceritanya kemarin sepulang saya dari rental print dan fotokopi, istri sedang menerima tamu di teras, badannya gede. Ia langsung membuka pintu pagar langsung menyalami saya yang belum selesai memarkirkan motor. Ia melajutkan nyerocos cerita.
![]() |
| Ilustrasi, logo facebook messenger |
Intinya, ia ketipu messenger yang saya ceritakan di tulisan tanggal 17/9 itu. Facebook teman yang kena hacked, oleh si hacker disalahgunakan untuk menipu seolah-olah mau pinjam duit dan minta ditransfer ke rekeningnya yang, ternyata bank swasta bonafide.
Bank yang pada mulanya milik konglomerat Sudono Salim alias Oom Liem. Nasabah bank itu memang kerap kebobolan oleh pelaku tindak kejahatan yang menggangsir rekening, tentu saja menggunakan teknologi. Itulah yang disebut dengan cyber crime.
Nggak banyak sih kerugian tamu yang curhat kena tipu kemarin, cuma 200K. Tapi, kesal yang ia rasa sama gede dengan badannya. Berulang ia mengutuki diri atas kecerobohannya, kenapa kok bisa percaya begitu saja? Alasannya, karena ia tahu pemilik fb itu.
Ia juga menyalahkan orang-orang lingkungan kerja di kantor, kok nggak ngasih tahu kalau fb kawan itu kena hacked. Lah, bukan nggak ada cawe-cawe di antara orang-orang kantor, melainkan saat mereka bising membahas itu, kamu pas nggak ada di situ.
Saya tertawa ngakak seperti dapat hiburan dari seorang komedian yang lucu banget. Ya, alangkah lucunya, pikir saya, kok mudah sekali percaya dan langsung ke gerai brilink melakukan transfer tanpa konfirmasi lebih dulu ke pemilik akun facebook.
Oh, setelah ia tunjukkan percakapan messenger itu, ngeh saya, pantas saja ia percaya messenger itu dari facebook yang foto profilnya memang si pemilik asli akun facebook. Beda dengan messenger yang saya terima. Hanya nama pemilik fb tanpa foto profil.

Komentar
Posting Komentar