Tribute to Affan Kurniawan Aku “Melihat Api Bekerja” Puisi Zabidi Yakub Aku “melihat api bekerja” di Jakarta Bukan di Warung Tegal kakilima Bukan pula di tungku kedai kopi Melainkan dalam dada massa yang emosi Tak ada orang yang bisa “memastikan kematian” Tak juga bisa menentukan pilihan, di mana terjadi Siapa pun, tak terkecuali Affan Kurniawan Di jalan yang ia akrabi, ia mati dilindas rantis polisi Affan, “jalan yang berkali-kali kautempuh” Di jalan itu kau mati dibunuh Aku percaya, kau tak lupa “mengingat pesan ibu” Hati-hati di jalan, jangan kecewakan mitramu Affan, kau tak tahu, seusai kepergianmu Jakarta membara, kolegamu mengepalkan tinju Mengorkestrasikan aksi, meneriakkan amarah Ekspresi luka batin atas tubuhmu yang berdarah Siapa pun yang “menyaksikan pagi dari beranda” Yang terlihat, sisa-sisa kepul asap kebakaran Yang tercium, aroma duka di mata massa Bukan parfum penumpang yang kauantarkan Kerumunan massa “menjadi kemacetan” Bertemunya simpul simpati ...