Langsung ke konten utama

Sang Pemilik Waktu

Image source: YouTube IP-ICBS Riau

Pukul 10:07 pagi tadi abang Ari di Jatibarang menelepon mengabarkan bahwa ngah Ima dalam keadaan koma sejak tadi malam. Saya lalu menelepon Evi anaknya ngah Ima yang di Ogan Ilir. Rupanya mereka sekeluarga dan adiknya Asror sekeluarga sudah sejak hari Rabu ada di Ranau.

Sepertinya mereka sudah diberitahu abah mereka dan disuruh pulang karena kesehatan mak mereka ngedrop. Saya langsung menelepon salah seorang driver travel, menanyakan apakah ada travel ke Ranau sore ini. Ternyata tidak ada travel ke Ranau yang jalan malam hari. Berarti besok pagi baru ada.

Saya dan istri kemudian pergi ke Tanjungsenang mengantarkan kue dan nangka ke rumah mbak Sas. Sayang, mereka lagi pergi. Azan zuhur bergema, saya gegas ke masjid di Jl. Ratu Dibalau. Barangkali saya baru 200 meter dari rumah menuju masjid, telepon berdering dan diangkat istri saya.

Kabar duka terdengar di seberang telepon, ngah Ima sudah berangkat pulang ke haribaan Ilahi Rabbi sekira pukul 11:20. Saya lihat di hape, tertanda sambungan telepon bertilaskan pukul 12:17. Berarti ngah Ima berangkat jelang zuhur. Ini, kejadiannya kok sama seperti mak saya dahulu juga di jam segini.

Sang pemilik waktu Maha Pengatur segalanya. Ada orang dibuat sakit lama, tetapi tidak kunjung wafat. Ada orang yang hanya hitungan jam dalam keadaan koma dan berjuang dalam sakaratul maut lalu lepas napas terakhirnya. Ada yang seperti tidur belaka. Sang pemilik waktu Maha Kuasa atas segalanya.

Saya terakhir teleponan dengan ngah Ima tanggal 2 Januari mengabarkan akan hajatan anak nikah apakah beliau berdua abang Fathon bisa datang hadir ke Bandar Lampung? Jawabnya tidak bisa karena sedang ada kegiatan manasik haji. Lagi pula ngah Ima sudah susah berjalan karena syaraf kejepit.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kursi Roda Ibu Ani

Kursi roda Ibu Ani dan kesetiaan Pak SBY menungguinya di rumah sakit. Bagaimana bisa melahirkan novel yang menceritakan perjuangan penyintas kanker seperti di buku “Seperti Roda Berputar” tanpa mengikuti proses dari mula hingga kini? Pertanyaan itu yang bersarang di pikiranku. Sewaktu mudik ke Pacitan 21 Mei hingga 3 Juni 2024, kami mengeksplor Museum dan Galeri SBY-ANI. Satu foto memperlihatkan kesetiaan Pak SBY menunggui Ibu Ani di National University Hospital Singapura. Foto Ibu Ani duduk di kursi roda sementara Pak SBY duduk di tepi hospital bed yang biasa Ibu Ani tiduri selama dirawat. Kaki Pak SBY menjuntai. Foto menggambarkan keduanya berhadap-hadapan sambil berbincang akrab. Saya sebenarnya penasaran, apakah Pak SBY menulis buku tentang masa-masa Ibu Ani dirawat hingga wafat. Seperti yang dilakukan Pak BJ Habibie, pasca-meninggalnya Ibu Ainun Habibie, Pak Habibie dilanda demam rindu. Guna memadamkan kerinduan kepada Ibu Ainun itu, Pak Habibie mulai menuangkan perasaan...

Jangan Sakit Deh

“Jangan pernah sakit. Teruslah sehat dan berbahagia. Sakit itu sepi, menyakitkan, dan tentu saja mahal.” (Rusdi Mathari). Demikian terbaca di buku “Seperti Roda Berputar: Catatan di Rumah Sakit.” Buku merangkum catatan Rusdi Mathari yang menderita kanker saat-saat menjalani perawatan dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain. Sebenarnya Rusdi Mathari pengin menulis novel tentang sakit yang ia derita dan bagaimana ia mengupayakan kesembuhan dengan menjalani rangkaian pengobatan secara runtut tahap demi tahap. Dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain silih berganti, ditangani dokter berbagai spesialis yang berkaitan dengan sakit kankernya. Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih. Rusdi Mathari meninggal di Jumat pagi, 2 Maret 2018. Novel yang ceritanya ia bayangkan akan demikian kompleksitas sekaligus melankolis tidak terwujud. “Seperti Roda Berputar” hanyalah memuat sebagian catatan di rumah sakit yang sempat ia tulis dan terbit di Mojok.co. Pemerintah menghapus kelas 1,...

JULI

Bulan Juli lingsir ke ujung cakrawala, banyak momen penting yang ditinggalkannya. 23 Juli 2025 Perpustakaan Nasional Press (Perpusnas Press) RI merayakan HUT ke-6 bareng dengan peringatan Hari Anak Nasional. Di negara kita, HAN tanggal itu. Hari Anak diselenggarakan berbeda-beda di berbagai tempat di seluruh dunia. Ada Hari Anak Internasional diperingati setiap tanggal 1 Juni. Ada pula Hari Anak Universal, diperingati setiap tanggal 20 November. Negara lain pun memiliki hari anak sendiri-sendiri. Ilustrasi, kalender meja (picture: IStock) Pemerintah melalui Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon, akhirnya  menetapkan 26 Juli sebagai Hari Puisi Indonesia. 13 tahun sastrawan dan seniman berjuang meraih pengakuan atau legalitas itu sejak kali pertama dideklarasikan di Pekanbaru. Adalah Presiden Penyair Indonesia Sutardji Calzoum Bachri yang menginisiasi deklarasi HPI bersama 40 sastrawan, seniman, dan budayawan dari berbagai daerah Indonesia. Deklarasi hari puisi Indonesia ...