Tombo Kangen


Perbalahan kekancan di WAG tentang tombo kangen. Yang di Lampung bilang kangen Jogja. Respon dari teman di Jogja dengan jawaban yang menggelikan. "Tinggal naik Puspa Jaya pukul 14, besok pagi dah nyampe. Simpel, kok." Wah, iya, juga. Jawaban jitu.

Nah, postingan ini saya tulis di atas Puspa Jaya saat melaju di jalan tol mengarah Bakauheni untuk suatu perjalanan menuju Jogja bablas Pacitan, kota 1001 gua yang juga ngangeni seperti halnya Jogja yang, kata teman di Lampung itu, membuat ia jadi kangen.

Adakah lantaran kangen itu sehingga saya ke Jogja? Bisa jadi iya. Tetapi, memang ada hajat yang pengin dituntaskan, setelah lama tidak mudik ke Pacitan. Tiga tahun pandemi Covid-19, membuat orang tidak leluasa melakukan perjalanan ke mana-mana juga.

Beruntung, kami di sela-sela pelonggaran ppkm ketat di tahun 2020 dan 2021, bisa melakukan perjalanan ke Pacitan menengok ibu yang sakit stroke tanpa ada rasa khawatir terpapar virus. Sehingga endapan kangen tidak begitu pekat, tetapi tetap perlu tombo.

Setelah ibu berpulang 1 Desember 2021 dalam usia 100 tahun 4 bulan 27 hari, baru saat ini saya bisa ke Pacitan. Hajat kami pengin ziarah. Silaturahim ke sedulur dan sesempatnya jalan-jalan buat healing.

Tombo kangen yang mustajab yo ditekani. Kangen Jogja, kunjungi. Kangen yangyangan, yoparanono kono. Kangen kulineran, ditelusuri. Kangen ojo mung diempet ning ati. Jadi, tujuan perjalanan ini untuk menuntaskan hajat sekaligus nyari tombo kangen.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kursi Roda Ibu Ani

Angin Laut Pantura

Rumah 60 Ribuan