Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2025

Perhatian Teralih

Waduhh, kelupaan ngaturaken ucapan hepy bestdey ke anak ragil - yang berultah hari Jumat selumbari. Sebabnya, perhatian teralih kepada momen peresmian masjid raya Al-Bakrie Lampung di bekas Lapangan Merah Enggal, saya begitu semangat ikut salat jumat di sana, saya pergi sebelum pukul 11. Momentum salat jumat perdana, begitu disampaikan pewara, tapi sebenarnya pada Jumat, 31 Januari 2025, sudah diresmikan dan juga dipergunakan untuk salat jumatan. Jumat, 12 September 2025, kemarin kembali diresmikan Menteri Agama Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, M.A. tentu berbeda dengan yang Januari itu. Biasanya pada setiap tiba saat mereka ulang tahun, saya yang dahuluan mengirimkan ucapan selamat di WAG keluarga, tapi selumbari benar-benar lupa dan terlewat begitu jauh hingga hari ini. Andai saja tidak diingatkan kakaknya, niscaya akan terlewat dan tak mengirim ucapan dan doa baginya di ultah kali ini. Kemarin perhatian fokus ke laptop yang nggak nge- charges . Saya antar ke Griyacom, ternyata adap...

Ganti Adaptor

Sebagaimana saya tulis di postingan yang dah lewat-lewat, sejak dapat warisan laptop dari anak ragil, istri jarang menggunakan notebook acer yang biasa dia pakai sebelumnya. Sayalah, akhirnya yang rajin memakainya, maka PC jadi menganggur. Januari silam, tampak di layar notebook, pada tanda baterai terlihat simbol x (tanda disilang). Jadi tanda tanya, apakah baterainya mati? Stil pede saja, pergi ke Griyacom minta ganti baterai. Tanpa membawa charger. Baterai baru, ternyata masih saja begitu. Balik lagi ke Griyacom dengan membawa charger. Ternyata charger yang mati. Beli charger baru, tapi karena ada laptop warisan itu, akhirnya notebook jarang saya hidupkan. Baterai baru dan charger baru, nggak dipakai, malah mati. Membagongkan jadinya. Tadi pagi saya bawa notebook ke Griyacom, benar saja, adaptor yang dibeli Januari silam mati. Mungkin karena nggak pernah dipakai itu jadi musababnya. Lucunya, adaptor baru ini kok , ya, nggak bisa nge-charges hingga full 100 persen. Membagongkan lagi...

Masjid Al-Bakrie dan "Alun-alun"

Pernah dahulu saya menuliskan igauan melalui kolom "HMI Numpang Liyu" di LE, semacam solilokui berbau tanya, begitu. Yaitu, kenapa di kota Tapis Berseri ini kok tidak ada masjid agung berikut "alun-alun" di depannya, padahal lapangan Enggal, andaikan mau, bisa saja disulap jadi "alun-alun" dan ada masjid agung yang megah di tengah-tengahnya. Pada masanya, pemerintah Provinsi Lampung di bawah gubernur Muhammad Ridho Ficardo, bisa menyulap Lapangan Merah Enggal menjadi Taman Gajah. Lalu, terbetik berita bahwa keluarga Bakrie akan membangun masjid di situ. Di dalam hati saya yang semula hanya solilokui, pada akhirnya akan jadi kenyataan, bakal ada masjid megah dan "alun-alun." Suasana di dalam masjid raya Al-Bakrie Kemarin berseliweran video bahwa Masjid Raya Al-Bakrie Lampung akan diresmikan Menteri Agama RI, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, M.A. pada hari ini, Jumat, 12 September 2025. Maka, kurang dari pukul 11 saya ngegas motor berangkat ke situ....

Rinduku Membiru

Nah, apa pikirku, benar belaka, sesudah PC bisa dihidupkan, jebule apa yang saya cari tak ada. Jadi tambah mbingungi ini. Ya, sudah, saya alihkan fokus ke even lain yang deadline sama-sama di akhir bulan ini. Sama-sama dikejar DL, ceritanya. Tiga guratan di layar laptop sudah tersimpan aman di biliknya, sebelum 'merantau' masih akan saya baca ulang, barangkali ada diksi yang perlu didandani agar jadi lebih molek. Swasunting perlu dilakukan supaya puitis. Perkara lolos kurasi, itu, mah , nomor sebelas. Di "kota yang paling kesepian" ini rinduku membiru Pukul 09.50 pagi tadi, selagi saya asyik menggurat-guratkan larik-larik puisi di layar laptop, hasil kurasi 'puisi humor politik' diumumkan. Semula hanya 50 penulis yang akan diambil, tapi ditambah menjadi 93. Nama saya bertengger di nomor yang terakhir itu. Apakah saya akan hadir di Jogja saat launching buku nantinya? Entahlah. Tempat launching- nya kampus STPMD APMD, seandainya di Tembi Roemah Budaya, tempa...

Daya Ingat yang Aus

Daya ingat juga bisa aus, sama seperti barang. Orang yang usianya beranjak menua niscaya daya ingatnya akan menurun seturut bertambah tuanya usia. Saya termasuk orang yang beranjak menua dan mengalami berkurangnya daya ingat. Seingat saya, puisi yang saya cari ada di personal computer (PC). Tetapi, setelah PC error diservis, ternyata puisi tak saya temukan. Lalu ingatan saya alihkan ke notebook aspire one asus yang ndilalah charger -nya nggak nge- charges . Bingung jadinya. Ilustrasi, pentingnya mencatat agar tak lupa | gambar: mountelizabeth.com.sg | Mesti balik lagi ke Griyacom untuk ngecek apa yang terjadi pada notebook. Charger ini masih baru, tapi kenapa nggak bisa nge- charges . Apakah mesti ganti charger lagi. Agak aneh ini. Kenapa jadi  mbingungi . Belum bisa terlepaskan dari masalah kebingungan. Kebingungan pertama , di mana letak puisi yang saya cari. Di PC ternyata  nggak ada. Kebingungan kedua , kenapa kok notebook asus ini  gak  bisa nge- charge...

Ihwal Mainboard PC

Setelah tadi mengambil PC yang kemarin saya masukkan Griyacom untuk diservis, ternyata agak benar juga perkiraan Mas Teknisi, kemungkinan mainboard yang rusak. Setelah diganti baterai CMOS tetap saja nggak bisa langsung masuk ke  windows . Mesti tekan del esc enter . Saya maklumi saja semua penjelasan Mas Teknisi. Saya juga paham jawabannya atas pertanyaan saya tentang berapa besaran cost mengganti  mainboard . Walakin, PC saya bawa pulang dulu, karena saya butuh mengambil data. Sementara. Mainboard atau Motherboard | gambar: kumparan Saya coba mengingat-ingat kapan tahun PC ini dibeli dan menghitung seberapa tua umur PC ini sehingga mainboard sudah rusak. Ha, dah sepuluh tahun lebih ternyata usia PC ini. Sudah berapa banyak puisi yang diketik dan tersimpan di situ. Berbilang ratusan dong Buku "Singkapan", ya, dihasilkan PC itu. Berarti amat berjasa PC ini dalam kepenulisan saya. Ada  Note atau Catatan di facebook (dulu, sebelum dihilangkan) juga diketik dan dipub...

Laptop Warisan

Sejak istri pensiun, saya mengambil alih tugas menggunakan laptop yang biasa dipakainya. Sejak lebih banyak menggunakan laptop warisannya itu, PC jadi jarang saya gunakan. Nah, tatkala butuh melacak puisi, baru saya hidupkan. Sempat hidup, beberapa puisi saya copy ke flashdisk, lalu error . Saya bawa ke Griyacom tadi pagi. Sedekat diagnosis teknisi, katanya, mungkin mainboard rusak. Pikirku, sepertinya tidak sejauh itu, kendala cuma nggak bisa masuk windows . Benar saja, oleh admin diinfokan via whatsapp bahwa servis telah selesai, PC bisa diambil. Laptop warisan Sebelum menggunakan laptop yang saya warisi ini, istri menggunakan notebook aspire one asus. Laptop yang saya warisi ini adalah warisan dari anak ragil . Baik notebook aspire one asus atau laptop warisan anak ragil , kedua-duanya saya gunakan sekarang. Saya butuh buka PC karena hendak mengambil puisi bahasa Lampung untuk diikutkan dalam hajat nubar antologi "Bahasa Ibu, Bahasa Darahku" yang di akhir bulan ini ...

Senyum di Balik Masker

Di ruang publik, apakah itu bandara, mungkin di stasiun kereta, mal, jalanan, dan di dalam moda transportasi, masih banyak orang mengenakan masker. Lebih banyak cewek, mungkin sengaja agar sesuatu yang pengin mereka sembunyikan akan jadi tersembunyi. Atau agar wajahnya sekadar tersamar. Dipikir-pikir, amat sayang kan bila wajah cantik dan senyum menawan mereka disembunyikan di balik masker. Dan, yang bikin bingung ialah ketika mereka menyapa, orang yang disapa akan bertanya-tanya, siapa itu tadi yang menyapa? Karena mukanya yang tertutup masker. Nah, jadi mbingungi begitu kan. Ekspresi senyum di balik masker | picture: Shutterstock | Liputan6.com | Tadi, sepulang dari membeli kue buat teman ngopi, saya berpapasan dengan dua orang berboncengan. Si sopir di depan mengelakson sambil tersenyum. Saya membalas senyumnya dengan senyum juga kendati saya tidak tahu siapa dia karena wajahnya tertutup masker. Berarti ia kenal atau paham dengan saya. 'Senyum di balik masker' seperti yang d...

Pinggir Kota

Libur maulid Nabi Muhammad SAW yang jatuh hati Jumat kemarin bersambung ke weekend sehingga pekerja bisa istirahat selama 3 hari. Tetapi, macam anak ragil , libur di akhir pekan tidak benar-benar dimanfaatkannya untuk istirahat, nongki  jadi semacam pekerjaan freelance (sampingan) baginya. Malam Minggu seperti ini tadi, ibunya hanya bisa kirim pesan percakapan via whatsapp , mengabarkan kakaknya sedang ada di Depok. Sudah ada semacam kesepakatan di antara mereka, di malam Senin baru bisa ngobrol via video call . Kendati malam Senin itu ia ada lemburan pun, tetap saja bisa disambi ngobrol dengan ibunya. Karena cara kerjanya super santuy . Ilustrasi "pinggir kota" | foto: iStock Setelah alamat kakaknya di Depok itu di- share -kan kepadanya, ia langsung mengecek via google maps , ternyata hanya berjarak lebih kurang 12 kilometer dari kantornya. Tapi, 12 km di Jakarta, menurutnya, tidak bisa dianggap dekat. Bila kena macet dan jalan yang dilalui bercabang-cabang, ujung-ujungn...

Dunia Ketjil 'Kita'

Bakda Jumat tadi 'kita' diajak makan siang di Seruit Buk Isah. Sejak gerai makan ini buka, ada dua gerai penyaji menu serupa yang berdekatan jadi redup. Seruit adalah sambal khas Lampung. Yang biasa digandengkan dengan ikan lele, gurame atau nila (goreng atau bakar). Sambalnya bertoping terasi. Tetapi, yang masih bisa dianggap agak umum adalah menggandengkannya dengan pindang (patin, gabus, dan baung). Yang membuat gerainya Buk Isah ramai pengunjung adalah sambal dan lalapan yang nggak kira-kira, seabrek-abrek, serta turah - turah karena saking banyaknya. Nggak ada istilah mubazir di sini. Pindang Patin di Sambal Seruit Buk Isah Ini agak laen . Pada gerai yang redup itu --ini yang membuatnya redup-- sambalnya dihargai sendiri, lalapan pun sendiri, apatah lagi nasi dan lauk yang dipilih serta minuman-minumannya, serba dihargai sendiri-sendiri. Tarif per item, itu yang membuat konsumen yang tadinya setia, kabur meninggalkan. *** Barusan tadi, bakda Isya, 'kita' diaja...

Lupa Rahim Ibu

Seperti lupa rahim ibu, begitu saya istilahkan ATM milik istri yang di bank satu ini, tadinya dia punya 4 ATM, tetapi satu saldonya sudah dibuat di bawah 100K, otomatis nanti akan hangus dengan sendirinya tanpa harus dibuat dormant oleh PPATK. ATM yang satu ini tiap kali dicolokkan ke ATM bank 'rahim' yang melahirkannya, selalu ditolaknya. Bukan karena salah PIN, melainkan 'seperti lupa rahim' tadi. Tapi anehnya, di mesin ATM bersama bisa digunakan baik untuk menarik dana maupun sekadar cek saldo. Perintah yang terbaca di layar mesin ATM seperti foto di atas. Berkali-kali diutak-atik atas bantuan CS bank, tetap saja begitu. Akhirnya mau tidak-mau ganti kartu untuk 'mengusir' masalah pengganggu transaksi tersebut. Solusi sesuai yang diperintahkan. Setelah ganti kartu, itu pun mesti menunggu 3 jam kemudian baru kartu pengganti bisa dipergunakan. Hal itu setelah validasi data terverifikasi dalam waktu selama 3 jam itu. Artinya, tidak bisa instan langsung jreng glu...

Obat Kangen

Sejak koran tempat kami bertungkus lumus selepas para redaktur merampungkan kerja sebagai editor berita, tak lagi bisa mempertahankan nyawa untuk tetap terbit, lalu kemudian mati, kami pun berhenti bertemu muka. Bersimpangan jalan. Salah seorang partner kerja kala itu, yaitu M. Yusuf Ramadhan alias Ucup, terakhir bertemu waktu tahlil wafatnya Ronald Oesman Indrajaya. Baru kembali bertemu lagi, tadi di pesta pernikahan putri Jamhari Ismanto, salah seorang redaktur di koran kami itu. Ketika saya hendak mencari tempat duduk seusai mengambil makan di meja prasmanan, ternyata ia ada di situ, kami saling beradu tatap dan ia langsung menyambut tangan, kami bersalaman, jabat tangan erat. Sambil menemani saya makan, kami ngobrol. Saling bertanya kabar, kegiatan masing-masing, dan juga menanyakan kawan-kawan lainnya. "Pak Zabidi masih suka nulis, ya?" tanyanya. "Iya, buat kegiatan biar gak cepat pikun," jawabku. Itulah obat kangen lama  nggak ketemu. Mengobrol dan bersenda...

Hinji Lampung, Yai

Bravo, gelar aksi elemen massa mahasiswa/i gabungan dari beberapa perguruan tinggi se-Kota Bandar Lampung dan ojol di Kantor DPRD Provinsi Lampung, 1 September kemarin, berakhir damai. Tak ada bentrok baik antara sesama massa maupun dengan aparat keamanan. Sungguh cantik. Sebab Gubernur Lampung Mirzani Djausal bersedia menemui massa aksi dan mau duduk bersila bersama Kapolda, Pangdam, Ketua DPRD, dan Kajati menemui ojol dan elemen massa. Begitu rileks, damai, enjoy mempertukarkan suara hati. Yai , Lampung agak laen . Tampak suasana pertemuan Gubernur dengan elemen mahasiswa di halaman Kantor DPRD Lampung | tangkap layar Lampung.live Dengan lantang Mirzani mengatakan, "Ojol dan seluruh komponen telah membuktikan hari ini, kita Lampung berbeda dengan tempat-tempat lain." Disambut riuh tepuk tangan. Massa tak ada yang pingsan karena kelaparan atau pun kehausan karena berbagai makanan dibagi-bagikan oleh relawan. Bersedianya Gubernur Lampung dan pejabat-pejabat uspida lainnya...

Malu kepada Diri Sendiri

Dari sekian tanda Indonesia tidak baik-baik saja, salah satunya adalah bendera merah putih lelah setelah dikibarkan selama sebulan penuh. Tanda-tanda lelah itu, robek sudut-sudutnya karena dibanting-bantingkan angin, terpanggang terik, dan digerujug hujan di luar musim. Hujan kesasar 😃😃. Artinya, tahun depan harus beli bendera baru. Malu rasanya, bila masih berniat mengibarkan bendera robek ini. Bukan malu kepada tetangga apalagi negara yang, bisanya cuma negik rakyat dengan pajak yang dinaikkan berlipat-lipat dan menyasar semua sektor, melainkan malu kepada diri sendiri. Malu kepada diri sendiri, saya pikir, adalah bentuk rasa malu tertinggi. Kedudukannya satu tingkat di bawah rasa malu kepada Robbil izzati (Tuhan yang memunyai keperkasaan). Malu kepada diri sendiri mendorong seseorang untuk menjaga akhlak baik, meningkatkan amal, dan menjauhi perbuatan dosa. Dalam hal bendera yang robek di sudut-sudutnya, tema tulisan hari ini, maka tidak ada jalan lain selain memuseumkannya. Rasa...