Langsung ke konten utama

World Obesity Day

| Why People Become Overweight? - By Dr. Archna Gupta | Lybrate

Masih ingat Muhammad Fajri? Pria obesitas berbobot 300 Kg di Tangerang yang akhirnya meninggal (22/6/2023) setelah 14 hari dirawat di RSCM. Evakuasi ke RS maupun pemakamannya cukup dramatis. Dievakuasi ke rumah sakit menggunakan mobil
pick up yang dibuat losbak pada 9/6/2023 oleh BPBD Kota Tangerang.

Sewaktu hendak mengeluarkannya dari dalam rumah, terpaksa pintunya harus dibongkar lebih dahulu. Lalu diangkat dengan forklift untuk dinaikkan ke atas mobil pick up losbak dan dievakuasi ke RSUD Kota Tangerang. Kemudian dirujuk ke RSCM, Jakarta. Hasil diagnosis, Fajri meninggal setelah mengalami syok sepsis.

Syok sepsis akibat infeksi multiple dan gagal organ. Nah, untuk pemakaman Fajri, melibatkan regu Damkar dan Basarnas menggunakan pulley system dibantu tripod dan forklift. Jenazah Fajri diangkat forklift lalu diturunkan ke liang lahad dengan pulley system dibantu tripod. Butuh waktu dua jam prosesi pemakaman hingga selesai.

Ceritanya baca di post-blog tanggal 22/6/2023

Hari ini, 4 Maret World Obesity Day (Hari Obesitas Sedunia). Dokter gizi komunitas dari Dr Tan & Remanlay Institute, Tan Shot Yen mengungkap penyebab obesitas dari sisi salah pola makan. Menurutnya, faktor terbesar penyebab obesitas adalah konsumsi makanan ultra proses. Pasalnya, makanan ultra proses lebih mudah diperoleh.

Makanan ultra proses adalah makanan yang telah diubah untuk memasukkan lemak, pati, gula, garam, dan minyak terhidrogenasi yang diekstrak dari makanan lain. “Problemnya ada di mana produk pangan ultra proses ini? Tentu sebagai pencetus obesitas,” kata Tan, dikutip dalam siaran langsung di YouTube Kemenkes (4/3/2024).

Makanan ultra proses lebih sederhana disebut junk food, mudah diperoleh dan dikonsumsi secara simpel, membuat kecanduan. Celakanya, anak-anak milenial dan Genzi yang merupakan generasi yang sedang dalam masa pertumbuhan, adalah pangsa pasar (konsumen potensial) yang disasar penjual makanan ultra proses.

Maka, tidak heran anak-anak yang sedang dalam proses pertumbuhan dan kalangan menengah ke atas, mudah terkena obesitas karena makanan yang dikonsumsi mengandung lemak jenuh, garam, dan gula bahkan adakalanya “disusupi” pula oleh zat aditif berdampak negatif bagi kesehatan, memicu timbulnya penyakit kronis.

Berikut beberapa jenis makanan yang termasuk ke dalam kategori ultra proses: minuman ringan, camilan kemasan, roti produk masal, nugget dan makanan beku, sereal manis, makanan siap saji, makanan yang melewati proses industri dan sering kali mengandung pewarna, pengemulsi, perasa, dan bahan tambahan lainnya.

Jika tidak pengin obesitas seperti Muhammad Fajri yang merepotkan orang, maka sebaiknya menghindari beberapa jenis makanan yang termasuk ke dalam kategori makanan ultra proses tersebut di atas. Mencegah timbulnya penyakit kan lebih baik daripada mengobati penyakit itu sendiri. Menyayangi diri sendiri tentu lebih baik.


| Kompas.com - 04/03/2024, 13:00 WIB |


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kursi Roda Ibu Ani

Kursi roda Ibu Ani dan kesetiaan Pak SBY menungguinya di rumah sakit. Bagaimana bisa melahirkan novel yang menceritakan perjuangan penyintas kanker seperti di buku “Seperti Roda Berputar” tanpa mengikuti proses dari mula hingga kini? Pertanyaan itu yang bersarang di pikiranku. Sewaktu mudik ke Pacitan 21 Mei hingga 3 Juni 2024, kami mengeksplor Museum dan Galeri SBY-ANI. Satu foto memperlihatkan kesetiaan Pak SBY menunggui Ibu Ani di National University Hospital Singapura. Foto Ibu Ani duduk di kursi roda sementara Pak SBY duduk di tepi hospital bed yang biasa Ibu Ani tiduri selama dirawat. Kaki Pak SBY menjuntai. Foto menggambarkan keduanya berhadap-hadapan sambil berbincang akrab. Saya sebenarnya penasaran, apakah Pak SBY menulis buku tentang masa-masa Ibu Ani dirawat hingga wafat. Seperti yang dilakukan Pak BJ Habibie, pasca-meninggalnya Ibu Ainun Habibie, Pak Habibie dilanda demam rindu. Guna memadamkan kerinduan kepada Ibu Ainun itu, Pak Habibie mulai menuangkan perasaan...

Sastra Jalan-jalan

Siang baru saja melanjutkan perjalanan menuju barat, setelah istirahat sejenak di waktu zuhur, yang ditandai Matahari tepat di atas kepalanya. Tak lama sekira pukul 14:12 Kakang Paket datang mengantarkan kiriman buku dari Taman Inspirasi Sastra Indonesia. Komunitas sastra disingkat TISI pimpinan Bang Octavianus Masheka, ini baru saja usai merampungkan proses produksi dan terbitnya buku antologi “Bahasa Ibu, Bahasa Darahku” yang merupakan puisi bahasa Indonesia dan bahasa daerah masing-masing penulisnya. Buku-buku yang joss tenan Ada 100 orang penulis puisi dwi bahasa yang terhimpun di dalam buku bersampul merah menyala dengan gambar sampul siluet wajah Ibu yang di wajah, leher, dan dadanya dihiasi taburan wajah penulis puisi yang sengaja di- crop tertinggal bagian dada dan kepala saja. Sebelum buku “Bahasa Ibu, Bahasa Darahku” terlebih dahulu tiba di rumah buku “Zamrud” yaitu antologi puisi Dari Negeri Poci seri ke-15 yang saat datang kebetulan saya sedang tidak berada di rumah ...

Jangan Sakit Deh

“Jangan pernah sakit. Teruslah sehat dan berbahagia. Sakit itu sepi, menyakitkan, dan tentu saja mahal.” (Rusdi Mathari). Demikian terbaca di buku “Seperti Roda Berputar: Catatan di Rumah Sakit.” Buku merangkum catatan Rusdi Mathari yang menderita kanker saat-saat menjalani perawatan dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain. Sebenarnya Rusdi Mathari pengin menulis novel tentang sakit yang ia derita dan bagaimana ia mengupayakan kesembuhan dengan menjalani rangkaian pengobatan secara runtut tahap demi tahap. Dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain silih berganti, ditangani dokter berbagai spesialis yang berkaitan dengan sakit kankernya. Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih. Rusdi Mathari meninggal di Jumat pagi, 2 Maret 2018. Novel yang ceritanya ia bayangkan akan demikian kompleksitas sekaligus melankolis tidak terwujud. “Seperti Roda Berputar” hanyalah memuat sebagian catatan di rumah sakit yang sempat ia tulis dan terbit di Mojok.co. Pemerintah menghapus kelas 1,...