Bermain-Main

Sekadar ilustrasi, kobaran api menjilat bangunan (foto: zy)

Bermain Api Terbakar

Buku “Terkenang Kampung Halaman – Ingatan-Ingatan pada Tanah Kelahiran” yang sampai ke rumah Kamis lalu, kemarin saya lanjutkan baca di teras. Tiba-tiba terdengar suara kresek-kresek seperti ada yang terbakar. Dan, benar saja dari arah kebun di seberang rumah muncul bubungan asap tebal. Saya gegas merangsek mendekat.

Bangunan bekas kandang peternakan ayam potong terbakar. Api membara menjilat apa yang terjangkau olehnya. Warga sibuk menghubungi pemadam kebakaran, sementara saya cuman menggenggam buku yang sedang saya baca tadi, ponsel ada di dalam rumah. Saya balik ke rumah mengambil ponsel untuk mengambil gambar.

Satu jepretan foto saya kirim ke grup WA warga RT. Ibu-ibu berdatangan mendekat ke TKP. Tidak lama kemudian suara raungan sirine pemadam kebakaran tiba di TKP. Segera menyemprotkan air, api masih menyala membakar puing-puing bangunan. Saya mengambil gambar lewat video, kembali saya kirim ke grup WA warga se-RT.

Hingga api padam menjelang magrib, masih simpang siur sebab apa timbulnya api yang membakar bangunan yang dahulu diributkan warga karena menimbulkan bau amis. Bikin usaha ternak ayam kok dekat permukiman warga. Setelah diprotes warga akhirnya ditutup. Dan, hanya tinggal cerita setelah terbakar jadi puing.

Subuh tadi, teman jalan subuh, cerita. Katanya, penyebab kebakaran karena sedang memasak makanan anjing dan ditinggal pergi. Benar tidak itu penyebab kebakaran, perlu dikonfirmasi kepada orang yang menunggu bangunan. Apa pun penyebabnya, bermain api akan terbakar. Karenanya, jangan bermain-main dengan api.

Bermain Cinta Terbaper

Saya menonton podcast Andy F. Noya dan istrinya Retno Palupi sebagai bintang tamu, sementara kedua anak mereka Marco Randy Parama dan Marlo Randy Ernesto sebagai host. Cerita bertajuk “Pernikahan Dari Kisah Ayah dan Ibu part. 1 – Sruput Nendang sesi 5 episode 18” membahas kisah cinta antara Andy dan Retno dahulunya.

Dikisahkan dalam podcast beberapa bagian (part), bisa dilacak langsung ke YouTube. Menarik sekali lika-liku percintaan mereka mulai dari saat PDKT, kencan-kencan, jadian, dan hingga menikah pada akhirnya. Gaya bertanya host dan bintang tamu menjawab yang kocak membuat siapa saja yang menonton akan tergelak, atau paling gak senyum.

Dari menonton YouTube, film, podcast ataupun membaca buku, saya banyak menemukan betapa jalan jodoh itu banyak lika-likunya. Tidak melulu datar dan mulus, ada mendaki dan menurunnya juga. Adakalanya sudah jauh berjalan, tahu-tahu menghadapi jurang di depan. Bahkan arus deras yang butuh nyali, berani maju atau mundur.

Yang namanya baper senantiasa menghias di sekitar kehidupan percintaan. Baper karena mendapat perhatian sesuai ekspektasi atau baper karena tidak sesuai ekspektasi. Bagaimana agar tidak baperan? Jangan terlampau bucin. Gunakan logika, kenakan “sabuk pengaman” pelindung kecewa. Sehingga bila kecewa, tetap waras.

“Bermain api terbakar, bermain cinta terbaper.” Jika tidak ingin terbakar, maka jangan bermain-main dengan api. Jika tidak ingin terbaper, maka jangan bucin-bucin amat sama seseorang yang belum memberi kepastian. Berjuang, ya, boleh berjuang. Harus kok, tetapi perhatikan rambu-rambu, ada lampu hijau atau merah di depan.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kursi Roda Ibu Ani

Angin Laut Pantura

Rumah 60 Ribuan