PPT dah Puber
![]() |
ilustrasi gambar milik Liputan6.com |
Pada Ramadan tahun ini saya baru menyadari ternyata PPT (Para Pencari Tuhan), sinetron besutan Dedi Mizwa di SCTV, sudah jilid ke-17. Usia 17 tahun pada seseorang, pertanda dirinya masuk usia remaja. Sudah berhak memiliki KTP.
Jika sudah ber-KTP, maka sudah bisa ikut ujian untuk pembuatan SIM. Ujian SIM yang dahulu absurd, kata anak saya nggak masuk akal karena zig-zag angka 8, kini dah dihilangkan dan diganti dengan cara yang lebih masuk akal dan simpel.
Jika sudah mengantongi SIM, maka seseorang bisa
bebas menggunakan kendaraan bermotor di jalan raya dengan tetap mematuhi
peraturan dan taat rambu-rambu lalau lintas. Sudah bisa masuk DPT pemilu, menggunakan hak politik, hak suara.
Usia
17 tahun pada seseorang menunjukkan pasca-pubertas. Muncul bau badan yang khas,
tumbuh rambut di area kemaluan. Bila pada pria ditandai tumbuhnya jakun dan mimpi
basah, bila pada wanita tumbuh payudara dan menstruasi.
Menganalogikan
PPT yang sudah berjilid 17, sama halnya dengan orang yang pubertas. Berarti usia
PPT yang 17 tahun sejak tayang perdana (jilid 1) bisa dikatakan PPT dah puber. Jalan ceritanya pun
ikut-ikutan puber. Script-nya ganti-ganti topik.
Udin yang dahulunya berperan sebagai hansip, diceritakan kini punya rumah
kontrakan, tetapi juga berlepotan utang sehingga dikejar-kejar debt collector. Pak RW dan konco-nya mungkin
sudah almarhum. Ganti Sujiwo Tedjo, entah peran apa.
Sudah
lama saya tidak nonton PPT. Bahkan Ramadan tahun lalu sama sekali tidak. Pasalnya,
saya mendapat tontonan yang lebih seru, yaitu “Log In” yang dipandu Habib Jafar
dan Onad. Dari episode pertama hingga terakhir, tiada luput.
Tadi
malam saat makan sahur, saya secara iseng menyetél televisi pada kanal SCTV, eh,
masih ada PPT. Saya pun digelitik rasa ingin tahu sudah jilid berapa? Jilid 17
rupanya. Saya berseloroh dalam hati, wah PPT jilid 17, usia 17, berarti dah puber.
Tokoh-tokoh
yang berperan di jilid 17 ini sebagai apa baru ketahuan bila menonton utuh
sampai akhir. Tetapi, “Log In” tetap lebih menarik untuk ditonton utuh. Inilah acara
tentang tokoh lintas agama yang bertemu dan “omon-omon” santai.
“Log In” tidak disetting untuk membuat Onad jadi mualaf. Hingga Ramadan tahun ini ia masih tetap Katolik, entah esok, lusa atau nanti. Tetapi, ada penonton yang mendapat pencerahan, ilham, dan hidayah kemudian memutuskan menjadi mualaf.
“Log In” tidak berbeda dengan podcast lainnya yang dinaungi “closethedoor”. Yang membedakan adalah bintang tamu dan yang diundang, yaitu tokoh lintas agama. Karena dua host (Habib Jafar dan Onad) pun mencerminkan lintas agama itu.
Yang diobrolkan seputar keimanan dari sudut pandang agama masing-masing dan perspektif bintang tamu dan kedua host, bermuara pada toleransi. Bahwa beragama akan terasa sejuk apabila ada toleransi dalam menjalankannya.
Tentang yang menjadi mualaf kemudian setelah nonton “Log In”, itulah yang disebut orang yang mendapatkan ilham (inspirasi), beroleh hidayah (petunjuk), taufik (persetujuan Allah) atas apa yang dia putuskan untuk memeluk agama Islam.
Menjadi mualaf itu karena petunjuk-Nya, seperti disebut dalam QS. Al-An’am : 125, “Barangsiapa yang Allah SWT menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam.”
Komentar
Posting Komentar