Lagi, Melihat Laron

Laron terbang mendatangi cahaya lalu nyungsep ke dalam ember, menyelam ajalnya di genangan air.

Tumben
ada laron. Alangkah lama kali tidak melihat laron mengerubuti lampu. Selama kemarau bercanda membersamai memaksa diri bertahan dalam derita kungkungan gerahnya udara, siang maupun malam.

Malam ini, lagi kumelihat kawanan laron usai gerimis tipis-tipis sekelebat lewat yang hanya menggoda biar orang-orang tidak ke mana-mana. Padahal, gerimis iseng tadi segera lesap begitu disapu angin senja.

Nuansa cerah senja hingga malam menjemput, tiba-tiba sekawanan laron merindu terang cahaya, sudah meriungi lampu teras di rumah, di tetangga, di lampu penerangan jalan. Kehibukan laron bermandi cahaya.

Tiwas tak jadi berangkat bepergian. Maksud tujuan memungkasi pekerjaan yang tertunda kemarin jadi gagal. Apadaya cuaca memang tidak menjanjikan. Sedang tidak baik-baik saja. Musim sedang bersalin.

Lahir musim penghujan setelah lama dikandung musim kemarau. Salah satunya ditandai kembali munculnya kawanan laron. Tetangga menadahkan ember besar, menampung laron yang berguguran.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kursi Roda Ibu Ani

Angin Laut Pantura

Rumah 60 Ribuan