Cuko Perfecto


Baru kali ini saya membuat cuka/kuah empék-empék yang rasanya pas. Perpaduan antara manis, asin, dan masam serta rasa pedasnya begitu tepat. Sempurna.

Perfek pokoknya. Yang sudah-sudah mesti ada yang kurang, entah kurang asin, kurang gula, atau masam. Kalau pedasnya, cabai rawit sudah ada hitungannya.

Khusus untuk mendapatkan rasa pedas yang "pasti-pas", saya selalu menghitung jumlah cabainya, mesti ganjil dan tangkainya jangan dibuang. Biarkan utuh.

Kata ayah saya, biar perut tidak mules. Mitos atau fakta, tanya Feni Rose, deh. Tetapi, saya buktikan, setiap bikin sambal saya praktikkan, dan iya benar.

Saya gak pernah mules makan sambal bikin sendiri di rumah. Namun, ya, mules tetap bisa terjadi oleh sambal a la-a la geprek itu yang pedas pakai level.

Inilah cuko perfecto yang berhasil saya buat dari panjangnya waktu melakukan praktik berulang dari kurang ini kurang itu hingga ketemu rasa yang pas.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kursi Roda Ibu Ani

Angin Laut Pantura

Rumah 60 Ribuan