Di Balik Senyuman

“Seseorang yang terlalu banyak tersenyum denganmu terkadang bisa terlalu banyak cemberut saat berada di belakangmu.” Quote Michael Bassey Johnson ini baik dicermati.

Senyum adalah sodakoh yang nilai pahalanya bisa menambah berat timbangan amal. Bisa dikatakan senyum adalah sodakoh yang paling murah, hanya bermodalkan sudut bibir yang dibentuk sedemikian rupa, menampakkan bentuk senyum yang menawan.

Senyum adalah “penyakit menular.” Tidak percaya, cobalah Anda tersenyum terhadap orang yang tidak Anda kenal sekalipun saat berpapasan di jalan raya, niscaya ia/dia akan membalas tersenyum. Jadi, senyum adalah “penyakit” yang tidak membahayakan.

Atau, bisa juga dikatakan bahwa senyum adalah “penyakit” yang sekaligus juga bisa jadi obat. Umpama Anda bertemu orang yang cemberut karena sedang memendam perasaan jengkel. Karena Anda kasih senyum, semula ia/dia cemberut, berubah jadi tersenyum.

Begitulah efek “mengobati” yang ditimbulkan senyum. Yang tadinya cemberut, berubah jadi senyum karena ketularan orang lain. Unik bukan? Dari sebentuk senyum di sudut bibir seseorang bisa jadi obat “penyakit” dan bisa juga sebaliknya, jadi musabab “penyakit.”

Bisa jadi musabab “penyakit” apabila senyum yang diberikan justru membuat orang yang disnyumin jadi tersinggung. Apabila ia/dia menganggap senyum yang diberikan orang terhadapnya sebagai cemooh. Agaknya, itu kekecualian dari senyum. Bisa jadi bumerang.


Michael Bassey Johnson

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kursi Roda Ibu Ani

Angin Laut Pantura

Rumah 60 Ribuan