Langsung ke konten utama

Nikmati Tuslah

Ilustrasi, pesawat Lion Air mengudara

Tiket pesawat turun. Ya, karena ada campur tangan pemerintah. Di hari-hari biasa Jakarta--Lampung atau sebaliknya, ongkos naik 'kapal terbang' atau 'burung besi' itu di atas 1 juta.

Kemarin, ananda pulang 'menikmati tuslah' hanya dengan membayar 800 ribu. Biasanya transportasi darat yang regulasi tarif diatur oleh pemerintah. Kali ini transportasi udara juga.

Tanpa campur tangan pemerintah, perusahaan penerbangan swasta ugal-ugalan dalam 'perang tarif.' Hal itu yang membuat perusahaan penerbangan 'plat merah' Garuda nyaris bangkrut. 

Garuda Indonesia pernah berjaya dengan kinerja yang bagus dan laba yang mencengangkan. Lalu, perlahan menurun hingga dinyatakan menanggung beban utang yang gak ketulungan.

Berjaya dan laba itu sewaktu Dirutnya Moehammad Soeparno tahun 1988--1992. Ya, masih di era Orde Baru yang serba subsidi dan korupsi walaupun ada, tapi tidak semasif sekarang yang nggilani.

Setelah di era Reformasi kenapa akhirnya jenama Garuda Indonesia nyaris hilang dari peredaran? Karena Dirutnya korupsi, karena terlilit utang. Dan tentu saja karena 'perang tarif.'

Jika saja Menteri BUMN ogah menyelamatkan Garuda, maka bangkrutlah dia. Tadinya Erick Thohir malah berniat mengganti nama menjadi Pelita Air. Akhirnya hanya di-merger-kan saja.

Merger antara Garuda dengan Pelita dan nama tetap Garuda. Persoalan Garuda memang pelik sejak sebelum Erick jadi menteri BUMN. Karena korupsi, utang menumpuk, dan mark up lainnya.

Lebaran 2025 ini, para pemudik horeee dengan diskon tiket 14 hingga 19 persen. Perusahaan penerbangan bersaing dengan sehat. Tidak ada 'perang tarif' karena ada pengawasan pemerintah.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kursi Roda Ibu Ani

Kursi roda Ibu Ani dan kesetiaan Pak SBY menungguinya di rumah sakit. Bagaimana bisa melahirkan novel yang menceritakan perjuangan penyintas kanker seperti di buku “Seperti Roda Berputar” tanpa mengikuti proses dari mula hingga kini? Pertanyaan itu yang bersarang di pikiranku. Sewaktu mudik ke Pacitan 21 Mei hingga 3 Juni 2024, kami mengeksplor Museum dan Galeri SBY-ANI. Satu foto memperlihatkan kesetiaan Pak SBY menunggui Ibu Ani di National University Hospital Singapura. Foto Ibu Ani duduk di kursi roda sementara Pak SBY duduk di tepi hospital bed yang biasa Ibu Ani tiduri selama dirawat. Kaki Pak SBY menjuntai. Foto menggambarkan keduanya berhadap-hadapan sambil berbincang akrab. Saya sebenarnya penasaran, apakah Pak SBY menulis buku tentang masa-masa Ibu Ani dirawat hingga wafat. Seperti yang dilakukan Pak BJ Habibie, pasca-meninggalnya Ibu Ainun Habibie, Pak Habibie dilanda demam rindu. Guna memadamkan kerinduan kepada Ibu Ainun itu, Pak Habibie mulai menuangkan perasaan...

Jangan Sakit Deh

“Jangan pernah sakit. Teruslah sehat dan berbahagia. Sakit itu sepi, menyakitkan, dan tentu saja mahal.” (Rusdi Mathari). Demikian terbaca di buku “Seperti Roda Berputar: Catatan di Rumah Sakit.” Buku merangkum catatan Rusdi Mathari yang menderita kanker saat-saat menjalani perawatan dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain. Sebenarnya Rusdi Mathari pengin menulis novel tentang sakit yang ia derita dan bagaimana ia mengupayakan kesembuhan dengan menjalani rangkaian pengobatan secara runtut tahap demi tahap. Dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain silih berganti, ditangani dokter berbagai spesialis yang berkaitan dengan sakit kankernya. Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih. Rusdi Mathari meninggal di Jumat pagi, 2 Maret 2018. Novel yang ceritanya ia bayangkan akan demikian kompleksitas sekaligus melankolis tidak terwujud. “Seperti Roda Berputar” hanyalah memuat sebagian catatan di rumah sakit yang sempat ia tulis dan terbit di Mojok.co. Pemerintah menghapus kelas 1,...

JULI

Bulan Juli lingsir ke ujung cakrawala, banyak momen penting yang ditinggalkannya. 23 Juli 2025 Perpustakaan Nasional Press (Perpusnas Press) RI merayakan HUT ke-6 bareng dengan peringatan Hari Anak Nasional. Di negara kita, HAN tanggal itu. Hari Anak diselenggarakan berbeda-beda di berbagai tempat di seluruh dunia. Ada Hari Anak Internasional diperingati setiap tanggal 1 Juni. Ada pula Hari Anak Universal, diperingati setiap tanggal 20 November. Negara lain pun memiliki hari anak sendiri-sendiri. Ilustrasi, kalender meja (picture: IStock) Pemerintah melalui Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon, akhirnya  menetapkan 26 Juli sebagai Hari Puisi Indonesia. 13 tahun sastrawan dan seniman berjuang meraih pengakuan atau legalitas itu sejak kali pertama dideklarasikan di Pekanbaru. Adalah Presiden Penyair Indonesia Sutardji Calzoum Bachri yang menginisiasi deklarasi HPI bersama 40 sastrawan, seniman, dan budayawan dari berbagai daerah Indonesia. Deklarasi hari puisi Indonesia ...