Kembali ke Akar
Idul pada kata Idulfitri makna harpiahnya kembali, sedangkan fitri berarti suci, maka idulfitri adalah kembali suci. Konteksnya kembali kepada kesucian. Bukan suci jasadi sebagaimana bersuci dari hadas besar dan kecil, melainkan suci dalam hal batin.
Di momen hari raya idulfitri, anrarkerabat atau teman saling berkirim pesan selamat hari raya idulfitri diikuti ucapan permintaan maaf "lahir dan batin" dan doa semoga senantiasa sehat dan dipertemukan dengan Ramadan tahun mendatang. Insha Allah, ya, kan.
Kembali fitri juga dimaknai kembali ke keadaan suci sebagaimana bayi baru dilahirkan, belum ternoda dosa apa pun. Setelah sebulan puasa menahan hawa nafsu, tidak hanya lapar dan dahaga, tapi juga puasa mengendalikan tingkah laku dan tutur kata.
Kembali ke akar, seperti judul tulisan ini, maknanya mengarah ke jati diri, yaitu orang tua. Lebih luas lagi leluhur atau asal muasal trah diri. Bisa juga kampung kita berasal. Itulah yang mendorong orang yang pergi jauh akan mudik, kembali ke kampung halaman.
Mudik setahun sekali saat idulfitri atau lebaran, akan ditempuh orang tanpa berhitung berapa lama waktu di perjalanan dan berapa rupiah biaya yang ditanggung. Yang mahal bukan biaya, melainkan kesempatan. Apalagi kalau masih memiliki sumur berkah.
Ibu adalah sumur berkah yang takkan pernah kering. Selama Ibu melangitkan doa, selama itu pula air berkah senantiasa tercurah bagi anak-anaknya. Maka, orang rela menempuh perjalanan jauh dan ongkos besar demi mendatangi sumur berkah rersebut.
Komentar
Posting Komentar