"Rahasia Bahagia Lansia." Ada, ya? Tentu saja ada dong. Itu tema yang disorongkan Aksi Swadaya Menulis Dari Rumah (ASMDR) bekerja sama dengan penerbit Kosa Kata Kita (KKK). Aku karang 3 judul puisi dan telah aku kirimkan tadi pagi ke email yang tertera pada flyer dan disebar luas oleh ASMDR.
Dua judul puisi aku buat berbentuk akrostik dan satu puisi bebas. Agak sedikit menantang membuat puisi akrostik. Gampang-gampang susah ato susah-susah guampang. Tetapi, justru mendorong untuk berpikir agak sedikit lebih keras dalam hal mengulik imajinasi
![]() |
| Dami cover buku Rahasia Bahagia Lansia |
Berbeda dengan puisi bebas yang benar-benar bebas dalam arti tidak terikat pada rima. Puisi bebas yang terikat rima memang lebih bagus sebab mengandung kaidah bunyi yang estetik di akhir lariknya. Masuk pada kaidah penulisan sastra yang beneran nyastra.
Lansia harus bahagia. Oh, tentu. Bagaimana caranya lansia merasa bahagia tentu terpulang kepada diri si lansia masing-masing. Ada yang jalan-jalan bersama keluarga atau teman-teman (besti). Pergi ke sejauh-jauhnya tempat piknik. Dipuas-puasin, hapy-happy.
Jalan-jalan itu yang disukai istri saya. Semenjak dia memasuki usia pensiun dengan sendirinya dia juga masuki "pintu rumah" bernama lanjut usia (lansia) muda. Yaitu lansia yang baru menapaki tangga usia 60an tahun ke atas. Maka, harus merasa bahagia.
Banyak lansia yang mengisi waktu dengan momong putu (mengasuh cucu). Ini pekerjaan yang tidak ada dalam jenis profesi. Tapi, naif hampir semua nenek-nenek tak bisa berkelit darinya. Seakan di hari tua nasibnya mesti ke situ. Seolah tak ada pilihan lain.

Komentar
Posting Komentar