Warna Duka

Pidato pelepasan jenazah Drs. H. Yusmansyah, M.Si. oleh Warek bidang Kemahasiswaan dan Alumni Unila, Prof. Dr. Sunyono, M.Si.

Kalau ada penyair berkata; "dukamu ungu", sungguh penyair tersebut hanya mengelaborasi kata. Warna duka sesungguhnya kuning, terpancar lewat cahaya bendera duka yang terikat di pagar. Terjembak-jembak ditiup angin, ditumbuhi embun, sisa hujan semalam.

Baru saja dilepas keberangkatan dosen FKIP Unila ke tempat peristirahatannya terakhir. Wafat kemarin pukul 15 WIB di RS Bhayangkara. Sepulang umrah awal Desember lalu, beliau makin drop. Sebenarnya sudah dihalangi dokter agar tidak usah ikut umrah.

Berhubung berangkat sekeluarga besar berikut anak mantu dan cucu, ia tetap 'memaksakan diri' untuk ikut. "Kalaupun meninggal di sana, saya siap," kilahnya. Akhirnya berangkat juga dan di sana konon sempat menggunakan kursi roda saat berkegiatan umrahnya.

Memang ada petugas khusus pendorong kursi roda bagi jemaah umrah yang tiba-tiba mengalami masalah dalam kesehatan. Kursi rodanya mereka sediakan. Mereka stand by di area tawaf lantai dua atau tiga masjidil haram dan area sa'i (antara shafa marwah).

Saya tidak tahu berapa riyal tarif joki pendorong kursi roda. Dihitung per putaran tawaf dan satu perjalanan sa'i atau secara keseluruhan tujuh putaran tawaf dan tujuh perjalanan sa'i. Area tawaf untuk pengguna kursi roda lantai dua dan tiga, lebih luas dari mataf kakbah.

Ayah saya waktu haji tahun 1997, mencoba tawaf di lantai dua. "Pas satu jam," katanya. Jadi, terbayang kan durasi putaran tawaf tujuh kali di mataf kakbah dengan di lantai dua masjidil haram, berbeda jauh. Di mataf kakbah paling 20 hingga 30 menit selesai.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kursi Roda Ibu Ani

Angin Laut Pantura

Rumah 60 Ribuan