Serap 1,5 Juta Pekerja

Badan Gizi Nasional buka loker untuk mengurusi program Makan Bergizi Gratis 

Kepala BGN Dadan Hindayana menyatakan program MBG dapat menyerap 1,5 juta tenaga kerja yang bakal bertugas di satuan pelayanan. Dia menyebut satuan pelayanan berbeda dengan dapur umum, karena nantinya tidak hanya memasak, tetapi juga bertugas mengelola produk pertanian lokal, mengatur pembelian, dan pengolahan bahan pangan.

BGN telah mempublish lowongan pekerjaa untuk beberapa kategori SSPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi) untuk seluruh Indonesia. Nah, ini kesempatan bagi kalian, Gaes, untuk jadi ASN di bawah BGN. Pekerjaannya apa saja? Oh, banyak. Terutama untuk mengurusi kebutuhan pemenuhan program MBG. Untuk jelasnya langsung saja ke https://spp-indonesia.com/     

“Kalau menggunakan alat masak tradisional membutuhkan sekitar 45-46 orang. Jadi, jika menggunakan asumsi tradisional, maka akan ada peluang kerja baru untuk 1,5 juta orang (untuk total 30 ribu satuan pelayanan),” kata Dadan. Ini menjadi kabar baik tidak saja bagi peserta didik, tetapi juga bagi anak-anak muda yang belum mendapatkan pekerjaan.

Dadan menyebut bakal melibatkan pekerja dalam satuan pelayanan dan mengutamakan masyarakat lokal yang terdiri dari ibu-ibu, bapak-bapak, remaja, dan anak-anak. Di samping pekerja yang bertugas di satuan pelayanan, petani lokal yang menyediakan bahan pangan juga akan berkontribusi dalam serapan tenaga kerja program Makan Bergizi Gratis.

Dia mengungkapkan bahwa pihaknya berharap 30 ribu satuan pelayanan dapat tercapai paling lambat pada 2027. “Tapi, ada peluang untuk lebih cepat,” ucap Dadan. Skema serapan tenaga kerja itu sejalan dengan usulan peneliti dari Center of Reform on Economics (CORE) Eliza Mardian, bahwa program MBG harus dirancang untuk menciptakan efek berganda.

Menurutnya, efek berganda itu substansial dalam perekonomian masyaraka Indnesia karena prioritas utama dari program MBG adalah menciptakan backward linkage atau keterkaitan untuk membentuk dan menguatkan rantai pasok lokal dengan melibatkan petani lokal, peternak lokal, nelayan lokal, usaha kecil dan menengah (UKM), serta koperasi desa.

Sumber: Tempo.co


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kursi Roda Ibu Ani

Angin Laut Pantura

Rumah 60 Ribuan