Langsung ke konten utama

Tentang Sebuah Musim

Ilustrasi kekeringan (foto: Honda Power Products Indonesia)

Gejala Insomnia


Puisi Zabidi Yakub

Mengaduhlah sampai jauh, ke langit ketujuh
Aduhkan keluh, langitkan doa, aduh... aduh... Aamiin
Musim berganti tanpa diberitahu peramal cuaca
Kemarau terlampau cepat tiba, menjebak semua
Kita terima meski tidak menyiapkan apa-apa
Hanya punya gejala insomnia, makanya mampu tetap terjaga

Peramal cuaca memang begitu, suka bercanda

Tandon kosong, lupa diisi saat hujan berlimpah
Kita tidak siap, kita semua alpa, sejatinya
Kekeringan melanda, keluh kesah membahana
Tuhan kita panggil-panggil Nama-Nya, kita cari-cari Alamat-Nya
Dalam lirih doa, dalam aduh berpiuh, berpusar ke mana-mana
Padahal, Dia begitu dekat, ada di antara azan dan ikamah

Para pencari hujan, mendambakan bertemu Tuhan

Dahaga terasa oleh apa dan siapa di mana
Flora, fauna, primata, dan manusia tentu saja
Tak apa-apa. Biar dahaga jiwa, hati tetap terbasuh doa
Jaga baik-baik gejala insomnia, biar bisa melangitkan doa
Dalam kesahajaan, menjalani musim yang telanjur berganti
Kemarau tidak akan betah, nanti dia pergi ke antah berantah

Tentang insomnia, cuaca yang tak bisa diramal

Musim memengaruhi sikap. Mengapa?

Menerima atau tidak-menerima, bila musim tiba
Di kala hujan, orang digigil rindu kehilangan
Mencari jalan pulang, menemukan kehangatan
Di kala panas, orang dikepung api cemburu
Mendaku gagal menangkap makna perbincangan

Tentang sebuah musim, sikap kita ambigu


Bandar Lampung, 21 Agustus 2023

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kursi Roda Ibu Ani

Kursi roda Ibu Ani dan kesetiaan Pak SBY menungguinya di rumah sakit. Bagaimana bisa melahirkan novel yang menceritakan perjuangan penyintas kanker seperti di buku “Seperti Roda Berputar” tanpa mengikuti proses dari mula hingga kini? Pertanyaan itu yang bersarang di pikiranku. Sewaktu mudik ke Pacitan 21 Mei hingga 3 Juni 2024, kami mengeksplor Museum dan Galeri SBY-ANI. Satu foto memperlihatkan kesetiaan Pak SBY menunggui Ibu Ani di National University Hospital Singapura. Foto Ibu Ani duduk di kursi roda sementara Pak SBY duduk di tepi hospital bed yang biasa Ibu Ani tiduri selama dirawat. Kaki Pak SBY menjuntai. Foto menggambarkan keduanya berhadap-hadapan sambil berbincang akrab. Saya sebenarnya penasaran, apakah Pak SBY menulis buku tentang masa-masa Ibu Ani dirawat hingga wafat. Seperti yang dilakukan Pak BJ Habibie, pasca-meninggalnya Ibu Ainun Habibie, Pak Habibie dilanda demam rindu. Guna memadamkan kerinduan kepada Ibu Ainun itu, Pak Habibie mulai menuangkan perasaan...

Sastra Jalan-jalan

Siang baru saja melanjutkan perjalanan menuju barat, setelah istirahat sejenak di waktu zuhur, yang ditandai Matahari tepat di atas kepalanya. Tak lama sekira pukul 14:12 Kakang Paket datang mengantarkan kiriman buku dari Taman Inspirasi Sastra Indonesia. Komunitas sastra disingkat TISI pimpinan Bang Octavianus Masheka, ini baru saja usai merampungkan proses produksi dan terbitnya buku antologi “Bahasa Ibu, Bahasa Darahku” yang merupakan puisi bahasa Indonesia dan bahasa daerah masing-masing penulisnya. Buku-buku yang joss tenan Ada 100 orang penulis puisi dwi bahasa yang terhimpun di dalam buku bersampul merah menyala dengan gambar sampul siluet wajah Ibu yang di wajah, leher, dan dadanya dihiasi taburan wajah penulis puisi yang sengaja di- crop tertinggal bagian dada dan kepala saja. Sebelum buku “Bahasa Ibu, Bahasa Darahku” terlebih dahulu tiba di rumah buku “Zamrud” yaitu antologi puisi Dari Negeri Poci seri ke-15 yang saat datang kebetulan saya sedang tidak berada di rumah ...

Jangan Sakit Deh

“Jangan pernah sakit. Teruslah sehat dan berbahagia. Sakit itu sepi, menyakitkan, dan tentu saja mahal.” (Rusdi Mathari). Demikian terbaca di buku “Seperti Roda Berputar: Catatan di Rumah Sakit.” Buku merangkum catatan Rusdi Mathari yang menderita kanker saat-saat menjalani perawatan dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain. Sebenarnya Rusdi Mathari pengin menulis novel tentang sakit yang ia derita dan bagaimana ia mengupayakan kesembuhan dengan menjalani rangkaian pengobatan secara runtut tahap demi tahap. Dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain silih berganti, ditangani dokter berbagai spesialis yang berkaitan dengan sakit kankernya. Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih. Rusdi Mathari meninggal di Jumat pagi, 2 Maret 2018. Novel yang ceritanya ia bayangkan akan demikian kompleksitas sekaligus melankolis tidak terwujud. “Seperti Roda Berputar” hanyalah memuat sebagian catatan di rumah sakit yang sempat ia tulis dan terbit di Mojok.co. Pemerintah menghapus kelas 1,...