“Bintaro-nya BDL”
Tampil sebagai pemateri pertama, Bang Afrizal Malna maju mendekat ke maja peserta workshop. Mungkin memang begitu cara yang ia lakukan agar serasa lebih akrab dengan audiens. Setelah sekian patah kata ia sampaikan, ia lalu meminta peserta menyebut identitas (nama lengkap dan tempat tinggal mereka).
Diawali Tri Purna Jaya, ia menyebut Kemiling alamat
kediaman. Saya menyusul berikutnya, saya katakan, “tinggal di Kemiling juga.”
Peserta berikutnya menyebut Kemiling juga dan juga. Gerrrr peserta. Ada lima peserta
menyebut Kemiling. Wah, Kemiling jadi tempat yang bergengsi sepertinya. Jadi bangga.
Dalam hati, ngebatin, “Kemiling itu ibarat Bintaro-nya BDL.” (BDL = Bandar Lampung). Bintaro dahulu kebun karet, disulap pengembang jadi permukiman elit. Kemiling dahulu juga hutan dengan banyak tanaman pohon kemiri atau kemiling (bahasa Lampung), lalu dibangunlah Perumnas Langkapura.
Naluri bisnis dan dasarnya punya duit, pengembang swasta nimbrung memberdayakan
tanah yang penuh alang-alang untuk disulap menjadi rumah berkelas premium. Perumahan
khusus untuk instansi atau lembaga tertentu pun ikut tumbuh. Jadilah Kemiling
seperti yang sekarang, permukiman impian.
Kecamatan Kemiling pada mulanya masuk pemangku kebijakan pada kecamatan
Tanjungkarang Barat yang dimekarkan berdasarkan pada peraturan daerah Nomor 4
tahun 2001 Tanggal 3 Oktober 2001 Tentang Pembangunan, Penghapusan, dan
Pemekaran Kecamatan dan Kelurahan di Kota Bandar Lampung.
Barangkali bukan faktor kebetulan
sekian peserta workshop beralamat di Kemiling. Ini daerah strategis meski agak
lumayan jauh dari pusat kota, tetapi dekat dengan gunung Betung yang dari perutnya
mengalir sungai yang menjadi sumber air baku bagi PDAM. View gunung Betung begitu
memesona di pagi hari.
Udaranya cukup sejuk
karena belum terlampau dicemari polusi kendaraan bermotor. Ada beberapa
destinasi wisata. Yaitu, Lembah Hijau, Bukit Sakura, Lengkung Langit 1 dan 2, Kampoeng
Vietnam, Tebing Vietnam, Jukung Vietnam, Puncak Vietnam, Taman Betung, Lembah
Durian Farm, Taman Kupu-kupu.
Belum selesai. Masih banyak lainnya. Yaitu, Kampung Hobbit atau Taman Kelinci alias Umbul Helau, Taman Rusa, Camp 91, dan yang paling dekat dengan rumah saya —hanya sepelemparan batu, bisa diakses jalan kaki— adalah Lembah BKP di Perumnas Bukit Kemiling Permai. Walau masih jauh dari sempurna.
Jadi, dengan banyak destinasi wisata begitu, tinggal di
Kemiling bagaimana tidak jadi impian. Perumahan elit di seputar Kemiling, selain Citra Mas Estate dan Cluster Springhill, di Jalan Pramuka ada beberapa. Rumah toko bertebaran di sepanjang jalan Cik Ditiro. Cari kuliner dan gerai kopi dengan jenama populer ada di sana.
Walaupun belum ada pusat
belanja sekelas mal besar, tetapi setidaknya dua toko swalayan (Superindo dan
Chandra Mart) cukup mengakomodasi kebutuhan belanja kelas premium di samping
pasar tradisional Pasar Rakyat Tani dan pasar tempel dekat SPBU Langkapura. Masih
gak tertarik tinggal di Kemiling?
Untuk dunia pendidikan, di samping SD, SMP, SMA/SMK baik negeri dan swasta/yayasan, dua universitas ada di Kemiling lho, yaitu Universitas Sang Bumi Ruwa Jurai (SABURAI) dan Universitas Malahayati yang sekaligus memiliki Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin. Hayo... masih gak tertarik juga tempat tinggal di Kemiling?
Komentar
Posting Komentar