Di Bawah Kibaran Purnama
Malam ini bulan bulat bundar. Purnama di awal
Agustus menyinari kibaran bendera di depan rumah yang pagi tadi saya pasang.
Sejak beberapa tahun terakhir—persisnya sejak kapan saya lupa—karena tidak
mencatat sehingga tidak ingat secara pasti.
Dalam rangka menyambut dan memperingati hari
kemerdekaan RI, mengibarkan bendera tidak lagi hanya cukup satu hari saja,
pasang pagi hari tanggal 17 Agustus dan ‘mencopotnya’ di sore hari seperti
halnya yang biasa dilakukan di Istana Negara setiap tahun.
Subuh tadi Pak RT meng-share di WAG RT surat edaran
Wali Kota berdasar surat Kementerian Sekretariat Negara (Kemensekneg) RI
tentang partisipasi menyemarakkan peringatan HUT ke-78 RI dan hal-hal yang
berkenaan dengan pengibaran bendera itu.
Maka, pagi tadi saya ikatkan bendera di ujung galah
bambu yang sudah sekian tahun ini bersetia menjadi ‘petugas’ mengadang desauan
angin lalu mengibarkan bendera. Malam ini bendera tadi melambai-lambai di bawah
kibaran purnama. Dalam kesendiriannya.
Di lorong jalan (kami menyebut gang buntu), baru di depan rumah kami bendera dikibarkan, tetangga lain belum tergerak. Jadi, sebuah keberuntungan bendera yang pagi tadi saya pasang-kibarkan, malam ini kuyup ‘bermandikan’ cahaya purnama yang kemilauan.
Tahun lalu, di samping bendera juga ada umbul-umbul. Selesai masa pemasangan satu bulan “agustusan” lalu umbul-umbul dikumpulkan kembali untuk disimpan di rumah ketua RT. Sampai keluar lagi tahun depan. Entah apa pasal kok tahun ini belum dibagikan kepada warga.
Merdeka!!!
Komentar
Posting Komentar