Dijogetin Aja
![]() |
Puade ini mengokupasi jalan, hanya tersisa setapak saja buat lalu lalang ke ujung gang. |
Hajatan di gedung biasanya mengacu kepada sistem include mulai dari
gedung, dekor, menu katering, musik, dan MUA. Undangan dan souvenir di luar itu, urusan mempelai berdua.
Dengan sistem include, rincian harga per item akan menghasilkan total biaya yang
harus disediakan. Ada manten yang mendapat sponsorship atau endorsement pihak
ketiga.
Menutup jalan hal biasa untuk hajatan yang murah dan simpel. Kelihatannya
murah, tapi sebenarnya adakalanya lebih boncos daripada hajatan di gedung. Ada biaya tak terduga.
Pasalnya, dari segi penyediaan konsumsi, teh kopi dan camilan untuk tamu dari pihak keluarga
besar dan tetangga yang rewang dan panitia tak bisa diirit-irit. Mesti diada-adakan.
Berapa kali saya kejebak tanda jalan yang dipakai buat hajatan ditutup dan dialihkan ke arah lain. Meski ragu karena tak kenal medan, saya ikuti saja petunjuk, keluar dari jebakan.
Di tengah-tengah kota pun pernah juga terjadi ada penutupan jalan. Misal, di Jalan KH. Mas
Mansyur pernah juga membuat saya kembali putar balik mencari jalan alternatif lainnya.
Meski dalam mempersiapkan koridor ruang dikerjakan pihak dekorasi, panitia
tetap terlibat membantu agar ruang terancang dengan presisi yang rapi dan terlihat
asri.
Bagi tetangga yang jalan ke arah rumahnya ketutup, tidak menjadi masalah. Tepo seliro dan toleransi adalah bagian dari guyub rukun hidup bertetangga. Hidup berdampingan.
Dijogetin aja. Lebih kurang begitu. Tidak bisa dimungkiri, kelak akan tiba
masanya teangga yang jalan ke rumahnya ditutup, akan dapat giliran menyelenggarakan sebuah perayaan.
Hidup manusia tidak bisa lepas dari perayaan. Lahir dirayakan dengan
aqiqahan, sunat, dan menikah dirayakan gede-gedean. Wafat pun ‘dirayakan’ dengan menyempurnakan
jenazah.
Menyempurnakan jenazah wajib kifayah, meliputi empat hal: memandikan, mengkafani, mensalatkan, dan
memakam kan. Termasuk mengantarkannya ke peristirahatan terakhir.
Komentar
Posting Komentar