Teh nasgithel (panas, legi, kenthel) bagi yang tidak suka kopi, cocok buat menghangatkan suasana pagi hari ini yang sejuk cenderung dingin sehabis disiram hujan subuh tadi. Ada yang merasa sekadar sejuk dan ada yang malahan merasa kedinginan. Sehingga membalutkan kardigan, jaket atau baju hangat ke tubuh.
Kalau saya bersama istri penyuka kopi. Saban pagi ngopi sampil ngemil
gorengan. Agak kurang tepat mengawinkan kopi dengan gorengan ini. Kopi hitam
tanpa gula itu menyehatkan, sangat dianjurkan untuk diminum satu, dua, tiga
bahkan hingga empat gelas tiap hari tidak apa-apa. Sementara gorengan,
sebaiknya hindarkan.
Mengapa sebaiknya hindarkan? Karena gorengan itu paduan tepung dan bumbu
instan lalu berenang di minyak goreng. Semua unsur itu, menurut pakar kesehatan,
jika terlalu banyak mengonsumsinya, berdampak buruk bagi kesehatan berupa
tersumbatnya aliran darah akibat tumpukan plak di aliran darah akibat kolesterol.
![]() |
| Secangkir teh menemani saat membaca buku, akan membuat gairah membaca besti terasa segar terus. (image source : Bobo.ID - Grid.ID) |
***
Perjalanan menuju batas akhir (deadline) pengiriman naskah puisi bertema “Teh, Imajinasi, Puisi” yang ditaja Dewan Kesenian Kabupaten Tegal untuk antologi puisi Indonesia tingkat ASEAN, berakhir di pukul 23.59 Jumat, 20 Juni 2025 malam, dengan jumlah peserta 248. Padahal, Jumat pukul 10.07 masih 207 peserta. 41 nama menyusul.
Rupanya detik-detik terakhir (injury
time) waktu yang seksi bagi para peserta untuk mengirimkan naskah yang akan
diikutkan lomba. Dalam pertandingan bola acapkali di injury time justru kemenangan dipetik oleh suatu klub bola
(kesebelasan), kendati bisa mungkin sudah tidak sebelas orang pemain karena ada yang terkena kartu merah.
Teh nasgithel (panas, legi, kenthel), sering
dijadikan teman kudapan saat ngobrol bareng besti
sembari nunggu senja berlabuh di teras belakang rumah. Teh nasgithel atau hangat tawar sering jadi pilihan
minuman saat menikmati sate, nasi uduk, nasi Padang, pecel lele atau sego pecel Madiun. Pokoknya, teh serba
bisa kapan saja di mana saja.
***
Teh, Imajinasi, Puisi. Di daftar panjang peserta (penulis puisi) –saya sebut
penulis puisi–karena tidak semuanya penyair. Bahkan penyair asli enggan mengaku kalau dirinya penyair. Atau tidak mau disebut penyair. Sebaliknya,
yang bukan penyair atau hendak jadi penyair, menempuh jalan menuju jati diri
sebagai penyair.
Ngelantur kidah, demi menjabarkan perihal penyair. Di daftar panjang
peserta itu, nama saya nangkring di urutan 30. Agak pagi juga saya mengirim
naskah ke e-mail panitia, yaitu tanggal 6 Mei dari awal flyer lomba dipublikasikan di facebook
Komunitas Dari Negeri Poci hingga batas akhir (deadline) pengiriman, 20 Juni 2025.
Teh, Imajinasi, Puisi. Niat ikutan even lomba atau nubar (nulis bareng) di
samping buat nambah-nambahin koleksi antologi dan juga sebagai –semacam– uji nyali dalam
ajang kurasi karya. Semuanya berangkat dari kesenangan membaca dan menulis yang
melekat dalam diri saya dan diejawantahkan dalam bentuk menyuapi blog ini setiap hari.

Komentar
Posting Komentar