Langsung ke konten utama

Hari Jumat

Seandainya tidak diingatkan facebook, tentu akan lupa. Apalagi di usia yang bagaikan “hari makin senja” menjadi orang yang pelupa adalah niscaya. Tadi facebook mengingatkan ulang tahunnya Nisa, putri pertama keponakan istri. Maka, saya tulis ucapan selamat ulang tahun dan doa di WAG keluarga. “Sehat selalu. Bahagia selalu.

Nisa lahir hari Jumat. Saya katakan, “lahir hari Jumat tuh pemberani dan keras kepala.” Anak ragil kami juga lahir hari Jumat malam Sabtu. Berani dan keras kepalakah anak itu? Sepertinya begitu. Tergambar dari keinginan untuk kuliah di Jogja, sama sekali tak pengin di Lampung. Ibunya susah sungguh mbujuk.

Ilustrasi (foto: LINTASJATIM.com)

Lah, terang saja. Wong kakaknya kuliah di Solo je. Masa iya adéknya gak ikut merantau. Dan, hasil merantau itu pembawaan dirinya gaul dan berani. Lanjutkan tradisi merantau di Kota Jakarta yang hari Minggu 22/6/2025 lalu baru berulang tahun ke-498. Indekos di kawasan Kota Jaksel lagi, apa gak terpapar ekosistem genzi yang suka nongki?

Oh, ya. hari lahirnya Nisa mengingatkan pada hari wafatnya Ayah saya. Di WAG saya hanya berani nuliskan “lahir hari Jumat tuh pemberani dan keras kepala” dan tak berani nulis wafat hari Jumat tuh salah satu tanda-tanda husnul khotimah.” Sebagian orang berpendapat begitu, mengutip ustaz.

Hari Jumat adalah hari keramat, ada juga pendapat seperti itu, juga mengutip ustaz. Ida Laila dalam lagunya berjudul “Hari Jumat” juga mengatakan begitu. “Hari Jumat, hari mulia. Bagi umat Islam sedunia. Hari Numat, hari mulia. Terkabulnya segala doa. Dan jua tibanya hari kiamat akhir masa.” Ya, konon katanya, kiamat terjadi di hari Jumat.

Merinding mendengar lagu “Hari Jumat” lewat suara Ida Laila yang merdu merayu mendayu-dayu. Untuk jelasnya, lirik lagunya saya hamparkan di bawah ini. Bila terpikat pengin mendengar seperti apa lagunya, silakan cari di YouTube.


Hari Jumat

Lagu Ida Laila

Hari Jumat hari mulia
Bagi umat Islam sedunia
Sembahyang bersama

Tak seorang umat Islam
Dibolehkan meninggalkan
Kecuali berhalangan
Kecuali berhalangan

Telah tertulis di dalam kitab hadis yang suci
Barangsiapa sengaja tiga kali meninggalkannya
Maka ia menjadilah seorang munafik nyata

Hari Jumat hari mulia
Terkabulnya sebagian doa
Dan jua tibanya hari kiamat akhir masa

Telah tertulis di dalam kitab hadis yang suci
Barangsiapa sengaja tiga kali meninggalkannya
Maka ia menjadilah seorang munafik nyata

Hari Jumat hari mulia
Terkabulnya sebagian doa
Dan jua tibanya hari kiamat akhir masa


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kursi Roda Ibu Ani

Kursi roda Ibu Ani dan kesetiaan Pak SBY menungguinya di rumah sakit. Bagaimana bisa melahirkan novel yang menceritakan perjuangan penyintas kanker seperti di buku “Seperti Roda Berputar” tanpa mengikuti proses dari mula hingga kini? Pertanyaan itu yang bersarang di pikiranku. Sewaktu mudik ke Pacitan 21 Mei hingga 3 Juni 2024, kami mengeksplor Museum dan Galeri SBY-ANI. Satu foto memperlihatkan kesetiaan Pak SBY menunggui Ibu Ani di National University Hospital Singapura. Foto Ibu Ani duduk di kursi roda sementara Pak SBY duduk di tepi hospital bed yang biasa Ibu Ani tiduri selama dirawat. Kaki Pak SBY menjuntai. Foto menggambarkan keduanya berhadap-hadapan sambil berbincang akrab. Saya sebenarnya penasaran, apakah Pak SBY menulis buku tentang masa-masa Ibu Ani dirawat hingga wafat. Seperti yang dilakukan Pak BJ Habibie, pasca-meninggalnya Ibu Ainun Habibie, Pak Habibie dilanda demam rindu. Guna memadamkan kerinduan kepada Ibu Ainun itu, Pak Habibie mulai menuangkan perasaan...

Sastra Jalan-jalan

Siang baru saja melanjutkan perjalanan menuju barat, setelah istirahat sejenak di waktu zuhur, yang ditandai Matahari tepat di atas kepalanya. Tak lama sekira pukul 14:12 Kakang Paket datang mengantarkan kiriman buku dari Taman Inspirasi Sastra Indonesia. Komunitas sastra disingkat TISI pimpinan Bang Octavianus Masheka, ini baru saja usai merampungkan proses produksi dan terbitnya buku antologi “Bahasa Ibu, Bahasa Darahku” yang merupakan puisi bahasa Indonesia dan bahasa daerah masing-masing penulisnya. Buku-buku yang joss tenan Ada 100 orang penulis puisi dwi bahasa yang terhimpun di dalam buku bersampul merah menyala dengan gambar sampul siluet wajah Ibu yang di wajah, leher, dan dadanya dihiasi taburan wajah penulis puisi yang sengaja di- crop tertinggal bagian dada dan kepala saja. Sebelum buku “Bahasa Ibu, Bahasa Darahku” terlebih dahulu tiba di rumah buku “Zamrud” yaitu antologi puisi Dari Negeri Poci seri ke-15 yang saat datang kebetulan saya sedang tidak berada di rumah ...

Jangan Sakit Deh

“Jangan pernah sakit. Teruslah sehat dan berbahagia. Sakit itu sepi, menyakitkan, dan tentu saja mahal.” (Rusdi Mathari). Demikian terbaca di buku “Seperti Roda Berputar: Catatan di Rumah Sakit.” Buku merangkum catatan Rusdi Mathari yang menderita kanker saat-saat menjalani perawatan dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain. Sebenarnya Rusdi Mathari pengin menulis novel tentang sakit yang ia derita dan bagaimana ia mengupayakan kesembuhan dengan menjalani rangkaian pengobatan secara runtut tahap demi tahap. Dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain silih berganti, ditangani dokter berbagai spesialis yang berkaitan dengan sakit kankernya. Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih. Rusdi Mathari meninggal di Jumat pagi, 2 Maret 2018. Novel yang ceritanya ia bayangkan akan demikian kompleksitas sekaligus melankolis tidak terwujud. “Seperti Roda Berputar” hanyalah memuat sebagian catatan di rumah sakit yang sempat ia tulis dan terbit di Mojok.co. Pemerintah menghapus kelas 1,...