Tadi malam sekira pukul 21.01 muncul ajakan gabung chat audio di WAG PPP yang beranggota 729 di luar yang sudah keluar 91 orang (termasuk si oknum provokator chat audio) beserta anggota yang sudah keluar lalu dimasukkan kembali. Persisnya lebih dari 800 orang warga WAG PPP. Banyak sekali, ya.
Setelah ada empat orang anggota keluar grup, si oknum yang mengajak chat audio berhasil dikeluarkan (removed) oleh admin pukul 21.48 untuk nomor +62 877-1178-0xxx. Lalu, pukul 21.53 untuk nomor +62 812-5434-1xxx. Kedua nomor tersebut milik oknum semua dengan menggunakan simbol ~. sebagai nama profil. Apa pasal identitasnya kok disembunyikan?
![]() |
| Ini nomor kontak si terduga hacker, wow... ada 9 orang anggota yang bergabung. |
Mulai pukul 21.05 satu per satu anggota keluar grup. Aksi eksodus itu berakhir pukul 04.59 subuh tadi. Terhitung ada 15 anggota yang keluar grup. Saya tenang-tenang saja sambil mantengin apakah ada orang yang tertarik bergabung. Ternyata setelah pagi ini baru ketahuan, ada 9 orang yang bergabung. Apa yang terjadi sesudah bergabung chat audio?
Dampak sesudah mengeklik
kata “gabung” itu yang dikhawatirkan banyak orang. Sejak bulan lalu ramai jadi
perbalahan agar bila ada chat audio di WAG jangan sekali-kali tergiur untuk gabung. Konon katanya, itu adalah perbuatan hacker dan sudah banyak jadi korban bobol duit di rekening
bank. Benarkah begitu?
![]() |
| Dua nomor kontak si oknum terduga hacker, satu ada foto profil (pakai masker) dan satu tanpa foto. |
Guna menyusuri kebenarannya, saya googling mencari tahu dan ketemu artikel di Tempo.co berjudul "Keliru: Fitur Chat Suara di WgatsApp Pertanda Ada Peretas." Tempo memverifikasi klaim utu dengan bantuan mesin penelusuran Google dan wawancara ahli. Hasilnya, narasi yang disebarkan tersebut tidak benar.
Pengamat keamanan siber dan
forensik digital dari Vaksincom,
Alfons Tanujaya, mengatakan, fitur tersebut bukan penanda adanya peretas yang
mengintip percakapan dalam WhatsApp grup. Tanda lingkaran dengan garis vertikal
itu merupakan fasilitas obrolan suara (voice
chat), fitur baru dari Meta untuk aplikasi WA.
![]() |
| Tulisan kata "Gabung" itu yang diwanti-wanti orang supaya jangan diklik. |
Fitur voice chat di grup WhatsApp, kata Alfons Tanujaya, akan otomatis muncul saat WA grup beranggotakan lebih dari 33 orang. “Tapi jika hanya ada logo telepon, berarti anggota grup tersebut di bawah 33 orang. Artinya, tidak ada fasilitas voice chat,” kata pengamat keamanan siber itu kepada Tempo, Kamis, 5 Juni 2025.
Selain voice chat, Meta juga memiliki fitur dengan simbol tiga titik.
Fitur tersebut muncul pada grup yang anggotanya di atas 256 orang. Tombol
tersebut adalah menu opsi yang memungkinkan pengguna untuk mengakses berbagai
pengaturan dan fitur terkait grup, seperti menambahkan anggota (hingga batas
256) dan fitur lainnya.
Alfons menjelaskan,
peretas cenderung beroperasi dengan mengimpersonasi atau membuat akun yang
mirip dengan targetnya, seperti menggunakan gambar profil yang sama. Tentang hal
ini banyak juga terjadi orang menyamar menggunakan nomornya, tapi nama dan foto
profil milik orang lain, digunakan untuk menipu. Ini yang bahaya.
Dikutip dari situs Whatsapp.com bahwa fitur obrolan audio,
memungkinkan pengguna beralih dengan mudah dari berkirim pesan ke percakapan
suara dengan anggota grup, tanpa menelepon anggota satu per satu. Fitur chat audio tersebut akan melancarkan komunikasi, kolaborasi, dan multitasking di grup WA.
Sebagai catatan, jumlah
minimum peserta untuk memulai chat suara adalah tiga orang. Berdasarkan hasil
pemeriksaan fakta, Tim Cek Fakta Tempo
menyimpulkan bahwa fitur voice chat (obrolan
chat) di WhatsApp pertanda ada hacker
adalah keliru. Jelas, ya, blog readers. Jadi, tidak usah khawatir, ning kudu waspodo.



Komentar
Posting Komentar