Topi adalah Fashion
![]() |
Topi adalah fashion saya sehari-hari |
Kemarin sore bulan Zulkaidah berakhir berganti bulan Zulhijah. Maka, berakhir pula waktu untuk memotong kuku dan rambut bagi mereka yang ingin berqurban pada hari raya Iduladha (hari raya qurban) nanti.
Habis Asar istri minta saya mengantar ke salon buat potong rambut sekalian dipikok, selesai jelang magrib. Kata pemilik salon, "Bapaknya itu juga biasa dipikok, ya, Bu?" Mungkin karena melihat rambut saya hitam.
"Ah, nggak kok. Belum pernah ia semir-semir rambut, ubannya aja masih sedikit," jawab istri. Pernah juga teman di sekolahnya gumun sambil geleng-geleng kepala karena melihat kumis saya masih hitam.
Hal demikian membuat saya diam-diam memendam rasa tersanjung. Alhamdulillah meski kian menipis rambut saya gak perlu disemir-semir segala. Masih alami, natural. Uban satu satu hadir membersamai.
Rambut cepat menipis itu, menurut tukang cukur karena sering pakai helm atau topi. Bisa jadi, topi adalah salah satu fashion yang saya kenakan sehari-hari. Penambah gaya biar sedikit lebih kece, gitu.
Lumayan banyak tetangga yang biasa salat lima waktu berjamaah di masjid, uban di kepalanya sudah ramai. Ada yang dicukurgundulkannya demi ubannya tak tampak oleh orang lain. Disembunyikan, gitu.
Usia masih muda, tapi uban sudah merata jamak dialami bapak-bapak zaman now. Banyak faktor pemicunya, bisa karena makanan atau stres tingkat tinggi. Tekanan hidup yang serba gak jelas sekarang.
Komentar
Posting Komentar