“Bayar Polisi”
![]() |
Duo pemusik Sukatani. (foto: Tempo.co) |
“No viral, no
justice” itu bukan tanpa alasan digaungkan netizen di aneka platform media sosial karena dampak setelah
viral itu yang dicari. Apa pun persoalan hukum di negeri konoha yang bersangkut
paut dengan institusi kepolisian, selalu melahirkan perasaan “lelah.”
Lagu “bayar,
bayar, bayar” melambungkan nama grup musik punk Sukatani adalah potret perasaan “lelah” tersebut. Betapa “meleahkan”
jika berurusan dengan polisi harus “bayar.” Bukan seberapa besar bayaran itu,
melainkan seberapa tercorengnya wajah polisi di konoha.
Seberapa tercoreng?
Tiap individu yang pernah berurusan denga polisi punya jawaban
masing-masing. Pun, oknum polisi yang suka “minta bayaran” punya tingkatan
karakter masing-masing. Tapi, perlu digarisbawahi bahwa tidak semua polisi konoha
buruk.
Saya punya pengalaman menyenangkan ketika hendak bayar pajak motor di Samsat. Saat itu cek fisik motor dilakuka anak saya sendiri di Solo. https://senangkalan.blogspot.com/2016/05/masih-ada-polisi-baik.html Lantas, keterangan di form cek fisik itu saya tandatangani sendiri.
Blunder
Grup musik punk
Sukatani meminta maaf kepada Kapolri setelah dimintai klarifikasi oleh Kepolisian
Daerah Jawa Tengah. Duo pemusik dari Purbalingga itu sampai meminta maaf tentu
karena mendapat tekanan. Tidak mungkin asal meminta maaf hanya karena viral
belaka.
Faktanya, Bidang
Propam Polda Jawa Tengah memeriksa empat anggota Polda Jateng terkait polemik yang
muncul setelah permintaan maaf dari band Sukatani. Sukatani menjadi sorotan
usai mengunggah video permintaan maaf kepada institusi polri atas lagu mereka
yang berjudul Bayar Bayar Bayar.
Permintaan maaf
Sukatani justru melahirkan blunder. Fiersa Besari dan musisi lainnya menyatakan
dukungan kepada Sukatani. Tagar #KamiBersamaSukatani
diapungkan dengan masif sebagai bentuk solidaritas. Tagar #Sukatani trending topick
di Twitter (X) lebih dari 97 ribu postingan.
Selain #Sukatani, tagar yang trending di X, misalnya #Polisi hingga pagi ini mencapai 128 ribu postingan, #13 M yaitu 13 M dana ntuk retret pejabat (Gubernur, Bupati, Wali Kota) yang baru dilantik. Jika dimanfaatkan untuk pendidikan gratis anak-anak sekolah di Papua lebih dari cukup.
Lagu Wajib
Yang lebih
menarik dari fenomena lagu Bayar Bayar
Bayar dan band Sukatani itu sendiri adalah efek kejut yang ditimbulkannya. Lagu
Bayar Bayar Bayar dinyanyikan oleh
massa yang unjuk rasa di depan Kator Polrestabes Bandung. Ini tak ubahnya
melempar tai ke wajah polisi.
Massa aksi “Indonesia
Gelap” menyanyikan lagu Bayar Bayar Bayar saat demonstrasi menuntut kinerja
pemerintahan Prabowo Subianto di kawasan Patung Kuda, Jakarta pada Jumat, 21
Februari 2025. Lagu Bayar Bayar Bayar
dijadikan “Lagu Wajib” oleh massa unjuk rasa.
Kasus band
Sukatani yang lagunya menyentil polisi berakhir permintaan maaf, mendapat
perhatian mantan anggota Kompolnas Poengky Indarti. Menurutnya, polisi yang
melarang masyarakat untuk menyampaikan kritik justru melanggar perintah Kapolri
Jendral Listyo Sigit Prabowo.
Memang, dalam wawancara di acara Rossi Kompas TV yang dipandu jurnalis Rossiana Silalahi, Kapolri Jendral Listyo Sigit Prabowo pernah mengeluarkan pernyataan, “Siapa yang berani memberikan kritik paling pedas kepada polisi akan menjadi sahabat Kapolri.”
Polisi yang Baik
Bagai hendak
mempermalukan polisi konoha, seorang netizen curhat di X. Ia menceritakan
pengalaman kehilangan dompet berisi kartu berobat di sebuah klinik. Ia tidak
lapor polisi. Setelah dompetnya diketemukan oleh orang dan diserahkan ke kantor
polisi. Dari sini cerita baik itu.
Karena di dalam
dompet tidak ada identitas selain kartu berobat di klinik kesehatan, polisi
menghubungi klinik agar menyampaikan info kepada pemilik dompet bahwa dompetnya
ada di kantor polisi. Orang yang kehilangan dompet akhirnya ke kantor polisi
untuk mengambil dompet.
Polisi menyerahkan
dompetnya tanpa meminta bayaran. Sama sekali tak ada Bayar Bayar Bayar seperti
lagunya Sukatani. Orang yang kehilangan dompet mengucapkan terima kasih kepada
polisi. Di akhir video baru terungkap bahwa polisi yang ia maksud adalah POLISI
TOKYO.
Ya, masih banyak
polisi yang baik, contohnya Polycilane. Aha.. ha.. ha.., tentu saja, itu kan
obat mag. Polycilane adalah salah satu dari sekian macam obat mag yang dapat
dipergunakan sebagai pertolongan pertama pada sakit mag, untuk meredakan
penderitaan ketika asam lambung naik.
Komentar
Posting Komentar