Proyek Swasta
PDAM --perusahaan daerah air minum-- Way Rilau milik Kota Bandar Lampung, di musim kemarau debit air pasokannya menuyusut tajam. Aliran air ke rumah warga diatur, subuh hidup dan pukul 10 atau 12 mati. Mending karena tiap hari. Akhirnya, karena debit air makin susut, diatur sehari hidup sehari mati. Barusan selesai ditanam jaringan pipa baru di pinggir jalan.
Meskipun hujan belum rajin datang dan intensitas turunnya masih rendah, tetapi hujan Selasa, 14/11, siang lalu lumayan deras. Dampaknya agak dahsyat, sampah yang berbulan-bulan bersarang dalam got, terangkat semua ke permukaan jalan. Bekas galian pipa PDAM yang ditimbun alakadarnya, tanahnya terseret air menimbulkan lubang-lubang menganga.
Nggak kagetlah, kerja proyek swasta memang begitu. Bekas lubang galian ditimbun asal-asalan, sekadar menutup lubang galian. Padahal, begitu timbunan tergerus air hujan, kembali berlubang. Untung hujan belum rajin datang. Lama-lama bekas timbunan akan mengeras karena dilindas roda kendaraan, tetapi, ya, juga menerbangkan debu yang dihempaskannya.
Karena proyek swasta, kabarnya nanti urusan air yang mengalir dalam pipa yang mereka tanam akan dikelola swasta, bukan lagi oleh PDAM. Nah, kalau swasta yang mengelola kebutuhan air minum warga, diharapkan pelayanannya lebih berkualitas dan profesional. Dalam arti distribusi air minum lebih terjamin merata menjangkau semua rumah tangga.
Komentar
Posting Komentar