Kardus Bukan Kaleng-kaleng

Menyiapkan pernikahan anak itu jalannya panjang dan berliku. Mulai dari acara perkenalan kedua belah pihak keluarga. Sederhananya nembung, tetapi kami arahkan saja sebagai melamar secara tidak formal dalam arti tanpa engagement.

Di acara pasca-lebaran itu kental terasa nuansa halal bihalal, silaturahim sesama umat muslim yang baru saja meraih kemenangan, layaknya orang yang saling bermaaf-maafan, kalaupun terdapat kekeliruan dari lazimnya, ya, tentu saja dimaafkan.

Sambuatan berhias pantun “ikan sepat ikan gabus, makin cepat makin bagus” itu nyatanya tidaklah bisa sesederhana mengucapkannya. Ada hal-hal yang sebenarnya sederhana, tetapi butuh pemikiran jernih dalam menyiapkan dan menyelesaikannya.

Satu per satu disiapkan dan diselesaikan. Sampai akhirnya hari-H yang jauh dari hari nembung itu, ternyata tanpa terasa sudah di depan mata. Maka, pantun “ikan sepat ikan gabus, makin cepat makin bagus” itu tidaklah sebagus makna dikandungnya.

Sekadar mengopeni satu item pernak-pernik, yaitu souvenir, butuh sentuhan tangan satu per satu hingga 300 pcs. Yang 300 pcs lainnya memang dikerjakan oleh vendor. 600 pcs dua varian souvenir telah dikemas dalam 6 kardus bukan kaleng-kaleng.

Siang tadi, keenam kardus bukan kaleng-kaleng itu sudah dievakuasi ke Labuhan Ratu. Sampai hari-H akan opname di sana, untuk kemudian nanti akan diusung ke gedung tempat wedding event dilaksanakan. Satu urusan telah mengurangi beban.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kursi Roda Ibu Ani

Angin Laut Pantura

Rumah 60 Ribuan