Langsung ke konten utama

"Negeri Ujung Pulau"


Senin pagi kemarin lusa, pukul 09:03, saya mengirim pesan WA kepada Hilya, konfirmasi bahwa malam tadi saya telah mengirim naskah tulisan untuk ikutan bercerita tentang kampung halaman, pada pukul 09:39 saya dimasukkan anggota WAG "Antologi Kampung Halaman Kita" oleh admin WAG, UZK.

Wow, dalam WAG yang dibikin UZK 11 Oktober itu ternyata sudah berkumpul 40 penulis, saya ke-41. Siapa dominan? Sepertinya seimbang antara laki-laki dan perempuan. Artinya, di "kota" Lampung ini bila disediakan wadah, niscaya muncul penulis-penulis berbakat menunjukkan kemampuan menulisnya.

Setelah Komite Sastra DKL bekerja sama dengan Perpusnas Press menggelar lomba menulis esai Juni 2023 silam, yang diminati 42 esais, sepertinya ajakan kolaborasi menulis cerita tentang kampung halaman, ini juga diminati 40 lebih penulis. Tampaknya benar, "negeri ujung pulau" ini memang gudangnya penulis.

Narasi lain tentang "negeri ujung pulau" seperti yang dikatakan Nirwan Dewanto, adalah gudangnya para penyair. Kerja kreatif di bidang tulis menulis kan tidak semata tentang menulis sair (puisi atau sajak), tetapi juga prosa: roman, novel, cerpen, esai, riwayat atau biografi termasuk obituari, kritik, resensi, dll.

Berkisah tentang "kampung halaman" ini juga bagian dari menulis prosa. Ayo, mainkan jarimu! Mainkan imajinasi. Buka bagasi ingatan, masa silam akan terkuak. Masa kanak-kanak dengan otak purbanya, tumbuh berjenjang hingga dewasa dengan otak terpapar peradaban narsisme dan tata laku absurd.

Bagi "Sijado Institute" yang akan menerbitkan buku kolaboratif ini layak diberikan apresiasi. Kerja kreatif para penulis seperti menemu oase di tengah deraan kemarau bila ada penerbit yang bersedia mewadahi. Tentang tema konten yang bisa dieksplor, tidak akan kekurangan. Apa, sih, yang tidak ada di Bumi Lada?


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kursi Roda Ibu Ani

Kursi roda Ibu Ani dan kesetiaan Pak SBY menungguinya di rumah sakit. Bagaimana bisa melahirkan novel yang menceritakan perjuangan penyintas kanker seperti di buku “Seperti Roda Berputar” tanpa mengikuti proses dari mula hingga kini? Pertanyaan itu yang bersarang di pikiranku. Sewaktu mudik ke Pacitan 21 Mei hingga 3 Juni 2024, kami mengeksplor Museum dan Galeri SBY-ANI. Satu foto memperlihatkan kesetiaan Pak SBY menunggui Ibu Ani di National University Hospital Singapura. Foto Ibu Ani duduk di kursi roda sementara Pak SBY duduk di tepi hospital bed yang biasa Ibu Ani tiduri selama dirawat. Kaki Pak SBY menjuntai. Foto menggambarkan keduanya berhadap-hadapan sambil berbincang akrab. Saya sebenarnya penasaran, apakah Pak SBY menulis buku tentang masa-masa Ibu Ani dirawat hingga wafat. Seperti yang dilakukan Pak BJ Habibie, pasca-meninggalnya Ibu Ainun Habibie, Pak Habibie dilanda demam rindu. Guna memadamkan kerinduan kepada Ibu Ainun itu, Pak Habibie mulai menuangkan perasaan...

Jangan Sakit Deh

“Jangan pernah sakit. Teruslah sehat dan berbahagia. Sakit itu sepi, menyakitkan, dan tentu saja mahal.” (Rusdi Mathari). Demikian terbaca di buku “Seperti Roda Berputar: Catatan di Rumah Sakit.” Buku merangkum catatan Rusdi Mathari yang menderita kanker saat-saat menjalani perawatan dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain. Sebenarnya Rusdi Mathari pengin menulis novel tentang sakit yang ia derita dan bagaimana ia mengupayakan kesembuhan dengan menjalani rangkaian pengobatan secara runtut tahap demi tahap. Dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain silih berganti, ditangani dokter berbagai spesialis yang berkaitan dengan sakit kankernya. Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih. Rusdi Mathari meninggal di Jumat pagi, 2 Maret 2018. Novel yang ceritanya ia bayangkan akan demikian kompleksitas sekaligus melankolis tidak terwujud. “Seperti Roda Berputar” hanyalah memuat sebagian catatan di rumah sakit yang sempat ia tulis dan terbit di Mojok.co. Pemerintah menghapus kelas 1,...

JULI

Bulan Juli lingsir ke ujung cakrawala, banyak momen penting yang ditinggalkannya. 23 Juli 2025 Perpustakaan Nasional Press (Perpusnas Press) RI merayakan HUT ke-6 bareng dengan peringatan Hari Anak Nasional. Di negara kita, HAN tanggal itu. Hari Anak diselenggarakan berbeda-beda di berbagai tempat di seluruh dunia. Ada Hari Anak Internasional diperingati setiap tanggal 1 Juni. Ada pula Hari Anak Universal, diperingati setiap tanggal 20 November. Negara lain pun memiliki hari anak sendiri-sendiri. Ilustrasi, kalender meja (picture: IStock) Pemerintah melalui Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon, akhirnya  menetapkan 26 Juli sebagai Hari Puisi Indonesia. 13 tahun sastrawan dan seniman berjuang meraih pengakuan atau legalitas itu sejak kali pertama dideklarasikan di Pekanbaru. Adalah Presiden Penyair Indonesia Sutardji Calzoum Bachri yang menginisiasi deklarasi HPI bersama 40 sastrawan, seniman, dan budayawan dari berbagai daerah Indonesia. Deklarasi hari puisi Indonesia ...