Langsung ke konten utama

Pak Sepuh 5 (40 Hari)

Inventaris RT 012

Tadi malam tahlilan 40 hari Pak Sepuh. Kemarin terop dipasang, saya sama Pak RT memasang lampu buat penerangan di dalam terop karena pihak penyewaan terop tidak menyediakan. Lampu 80 watt ini sengaja dibeli dari uang kas warga untuk digunakan suatu waktu bila ada warga yang punya acara, apakah tahlilan atau hajatan pesta atau kenduren apa saja.

Lampu LED ini dibeli pada 13/5/2023 bersamaan waktu terop dipasang untuk tahlilan malam kedua, dua hari setelah Pak Sepuh berpulang malam Jumat, 11/5/2023. Tahlilan malam pertama habis dimakamkan Jumat pagi, 12/5/2023, belum dinaungi terop karena banyak disewa untuk hajatan pesta. Di waktu-waktu weekend biasanya begitu, banyak terop disewa untuk hajatan.

Terop yang dipakai tahlilan hari kedua dan niga hari Pak Sepuh adalah pindahan dari rumah imam masjid kami, Drs. Asrori Abu Hanifah, yang tahlilan nujuh hari beliau pada malam sebelumnya. Suatu keberuntungan, kalau tidak tentu sampai tahlilan niga hari tidak akan pakai terop. Padahal, malam kedua hujan tercurah meningkahi alunan tasbih, tahmid, tahlil, dan zikir.

Lampu berwatt besar seperti ini banyak macam rupa dan mereknya. Inventaris warga RT 012 ini bermerek MARLIN [EkoKing]. Semua RT lingkungan perumahan kami jamak memiliki inventaris lampu seperti itu. Fungsinya, agar tidak repot jika ada warga yang akan mengadakan hajatan. Tidak harus meminjam ke RT sebelah. Seperti itu merepotkan bukan? Sungkan lagi.

***

Muhammad Fajri, pria obesitas berbobot 300 Kg sewaktu dirawat di RSCM (foto: Future Publishing via Getty Image/Future Publishing)

Kita tinggalkan dahulu ah..... cerita tentang Pak Sepuh. Beringsut ke lain tempat, cerita tentang pria obesitas bernama Muhammad Fajri begitu membetot perhatian. Setelah dirawat 14 hari di RS Cipto Mangunkusumo, akhirnya ia meninggal dunia pada Kamis (22/6/2023) dini hari dan telah dimakamkan Kamis siang di TPU Menteng Pulo, Tebet, dengan mengerahkan segala cara.

Pria bertubuh tambun dengan bobot 300 Kg itu semula dievakuasi ke rumah sakit untuk menjalani perawatan. Evakuasinya berjalan dramatis dengan menggunakan mobil pick up yang dibuat losbak pada 9/6/2023 oleh BPBD Kota Tangerang, setelah menerima laporan dari masyarakat tentang adanya seorang pria obesitas yang diminta dibawa ke RSUD Kota Tangerang.

Sewaktu hendak mengeluarkannya dari dalam rumah, terpaksa pintunya harus dibongkar lebih dahulu. Lalu diangkat dengan forklift untuk dinaikkan ke atas mobil pick up losbak dan dievakuasi langsung ke RSUD Kota Tangerang. Kemudian dirujuk ke RSM, Jakarta. Hasil diagnosis, Fajri meninggal setelah mengalami syok sepsis akibat terjadi infeksi multiple dan gagal organ. 

Kalau untuk mengvakuasinya ke RS melibatkan BPBD Kota Tangerang. Lain halnya untuk pemakaman Fajri, regu Damkar dan Basarnas yang diminta turun tangan menggunakan pulley system dibantu tripod, dan forklift. Jenazah diangkat forklift lalu diturunkan ke liang lahad dengan pulley system dibantu tripod. Butuh waktu dua jam prosesi pemakaman hingga selesai.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kursi Roda Ibu Ani

Kursi roda Ibu Ani dan kesetiaan Pak SBY menungguinya di rumah sakit. Bagaimana bisa melahirkan novel yang menceritakan perjuangan penyintas kanker seperti di buku “Seperti Roda Berputar” tanpa mengikuti proses dari mula hingga kini? Pertanyaan itu yang bersarang di pikiranku. Sewaktu mudik ke Pacitan 21 Mei hingga 3 Juni 2024, kami mengeksplor Museum dan Galeri SBY-ANI. Satu foto memperlihatkan kesetiaan Pak SBY menunggui Ibu Ani di National University Hospital Singapura. Foto Ibu Ani duduk di kursi roda sementara Pak SBY duduk di tepi hospital bed yang biasa Ibu Ani tiduri selama dirawat. Kaki Pak SBY menjuntai. Foto menggambarkan keduanya berhadap-hadapan sambil berbincang akrab. Saya sebenarnya penasaran, apakah Pak SBY menulis buku tentang masa-masa Ibu Ani dirawat hingga wafat. Seperti yang dilakukan Pak BJ Habibie, pasca-meninggalnya Ibu Ainun Habibie, Pak Habibie dilanda demam rindu. Guna memadamkan kerinduan kepada Ibu Ainun itu, Pak Habibie mulai menuangkan perasaan...

Sastra Jalan-jalan

Siang baru saja melanjutkan perjalanan menuju barat, setelah istirahat sejenak di waktu zuhur, yang ditandai Matahari tepat di atas kepalanya. Tak lama sekira pukul 14:12 Kakang Paket datang mengantarkan kiriman buku dari Taman Inspirasi Sastra Indonesia. Komunitas sastra disingkat TISI pimpinan Bang Octavianus Masheka, ini baru saja usai merampungkan proses produksi dan terbitnya buku antologi “Bahasa Ibu, Bahasa Darahku” yang merupakan puisi bahasa Indonesia dan bahasa daerah masing-masing penulisnya. Buku-buku yang joss tenan Ada 100 orang penulis puisi dwi bahasa yang terhimpun di dalam buku bersampul merah menyala dengan gambar sampul siluet wajah Ibu yang di wajah, leher, dan dadanya dihiasi taburan wajah penulis puisi yang sengaja di- crop tertinggal bagian dada dan kepala saja. Sebelum buku “Bahasa Ibu, Bahasa Darahku” terlebih dahulu tiba di rumah buku “Zamrud” yaitu antologi puisi Dari Negeri Poci seri ke-15 yang saat datang kebetulan saya sedang tidak berada di rumah ...

Jangan Sakit Deh

“Jangan pernah sakit. Teruslah sehat dan berbahagia. Sakit itu sepi, menyakitkan, dan tentu saja mahal.” (Rusdi Mathari). Demikian terbaca di buku “Seperti Roda Berputar: Catatan di Rumah Sakit.” Buku merangkum catatan Rusdi Mathari yang menderita kanker saat-saat menjalani perawatan dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain. Sebenarnya Rusdi Mathari pengin menulis novel tentang sakit yang ia derita dan bagaimana ia mengupayakan kesembuhan dengan menjalani rangkaian pengobatan secara runtut tahap demi tahap. Dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain silih berganti, ditangani dokter berbagai spesialis yang berkaitan dengan sakit kankernya. Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih. Rusdi Mathari meninggal di Jumat pagi, 2 Maret 2018. Novel yang ceritanya ia bayangkan akan demikian kompleksitas sekaligus melankolis tidak terwujud. “Seperti Roda Berputar” hanyalah memuat sebagian catatan di rumah sakit yang sempat ia tulis dan terbit di Mojok.co. Pemerintah menghapus kelas 1,...