Langsung ke konten utama

Goes Endemic

World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa Covid-19 tidak lagi merupakan masa “darurat kesehatan global”. Pernyataan tersebut sekaligus mengakhiri pandemi selama tiga tahun (2020—2022). Para pejabat organisasi kesehatan dunia itu mengatakan, tingkat kematian akibat virus telah turun dari puncaknya lebih dari 100.000 orang per minggu (Januari 2021) menjadi lebih dari 3.500 pada 24 April 2023.

Dilansir dari BBC, Jumat (5/5/2023), Direktur Jenderal WHO, Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, setidaknya 7 juta orang meninggal selama pandemi Covid-19 melanda dunia. Tetapi ia meyakini bahwa angka sebenarnya bisa jadi 20 juta kematian, hampir tiga kali lipat dari perkiraan resmi. Dan, ia memperingatkan bahwa virus covid tetap menjadi ancaman yang signifikan. (riaupos.jawapos.com, 6/5/2023).

Berdasar keputusan WHO tersebut, pemerintah Indonesia pun resmi mencabut aturan kewajiban penggunaan masker saat melakukan perjalanan dalam dan luar negeri, serta saat kegiatan di fasilitas publik dan berskala besar. Hal itu tertuang dalam Surat Edaran No.1 tahun 2023 tentang Protokol Kesehatan pada Masa Transisi Endemi Covid-19. Ditetapkan Satgas Penanganan Covid-19, Jumat, 9/6/2023.

Alhamdulillah. Artinya, kita akan memasuki fase kehidupan di masa endemi. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa berdasarkan kriteria dari WHO, Indonesia telah memasuki masa endemi Covid-19. “Sudah hampir 1 tahun Indonesia landai. Artinya pandemi sudah berubah menjadi endemi dan ini sudah level 1,” ujar Airlangga, dikutip Kompas.com, Rabu, 21/12/2022.

Apa itu endemi? Dikutip dari laman Kemenkes, endemi adalah penyakit yang berjangkit di suatu daerah atau pada suatu golongan masyarakat. Endemi juga menggambarkan kemunculan suatu penyakit yang konstan. Atau dengan kata lain, endemi menunjukkan suatu penyakit adalah biasa dalam suatu populasi pada suatu area geografis tertentu. Contoh dari endemi adalah Demam Berdarah Dengue (DBD).

Sementara itu, dikutip dari Healthlline, contoh lain dari endemi yakni adalah flu dan juga malaria. Jika pandemi terjadi secara luas dan serempak, maka kemunculan penyakit pada status endemi, cenderung konstan dan bisa diprediksi serta hanya meliputi suatu area geografis dan tidak mempengaruhi masyarakat luas. Meskipun sudah dinyatakan endemi, masyarakat tetap harus waspada.

Pemerintah cabut aturan wajib masker (Berita MNC NEWS, 12/6/2023, 16:38 WIB)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kursi Roda Ibu Ani

Kursi roda Ibu Ani dan kesetiaan Pak SBY menungguinya di rumah sakit. Bagaimana bisa melahirkan novel yang menceritakan perjuangan penyintas kanker seperti di buku “Seperti Roda Berputar” tanpa mengikuti proses dari mula hingga kini? Pertanyaan itu yang bersarang di pikiranku. Sewaktu mudik ke Pacitan 21 Mei hingga 3 Juni 2024, kami mengeksplor Museum dan Galeri SBY-ANI. Satu foto memperlihatkan kesetiaan Pak SBY menunggui Ibu Ani di National University Hospital Singapura. Foto Ibu Ani duduk di kursi roda sementara Pak SBY duduk di tepi hospital bed yang biasa Ibu Ani tiduri selama dirawat. Kaki Pak SBY menjuntai. Foto menggambarkan keduanya berhadap-hadapan sambil berbincang akrab. Saya sebenarnya penasaran, apakah Pak SBY menulis buku tentang masa-masa Ibu Ani dirawat hingga wafat. Seperti yang dilakukan Pak BJ Habibie, pasca-meninggalnya Ibu Ainun Habibie, Pak Habibie dilanda demam rindu. Guna memadamkan kerinduan kepada Ibu Ainun itu, Pak Habibie mulai menuangkan perasaan...

Sastra Jalan-jalan

Siang baru saja melanjutkan perjalanan menuju barat, setelah istirahat sejenak di waktu zuhur, yang ditandai Matahari tepat di atas kepalanya. Tak lama sekira pukul 14:12 Kakang Paket datang mengantarkan kiriman buku dari Taman Inspirasi Sastra Indonesia. Komunitas sastra disingkat TISI pimpinan Bang Octavianus Masheka, ini baru saja usai merampungkan proses produksi dan terbitnya buku antologi “Bahasa Ibu, Bahasa Darahku” yang merupakan puisi bahasa Indonesia dan bahasa daerah masing-masing penulisnya. Buku-buku yang joss tenan Ada 100 orang penulis puisi dwi bahasa yang terhimpun di dalam buku bersampul merah menyala dengan gambar sampul siluet wajah Ibu yang di wajah, leher, dan dadanya dihiasi taburan wajah penulis puisi yang sengaja di- crop tertinggal bagian dada dan kepala saja. Sebelum buku “Bahasa Ibu, Bahasa Darahku” terlebih dahulu tiba di rumah buku “Zamrud” yaitu antologi puisi Dari Negeri Poci seri ke-15 yang saat datang kebetulan saya sedang tidak berada di rumah ...

Jangan Sakit Deh

“Jangan pernah sakit. Teruslah sehat dan berbahagia. Sakit itu sepi, menyakitkan, dan tentu saja mahal.” (Rusdi Mathari). Demikian terbaca di buku “Seperti Roda Berputar: Catatan di Rumah Sakit.” Buku merangkum catatan Rusdi Mathari yang menderita kanker saat-saat menjalani perawatan dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain. Sebenarnya Rusdi Mathari pengin menulis novel tentang sakit yang ia derita dan bagaimana ia mengupayakan kesembuhan dengan menjalani rangkaian pengobatan secara runtut tahap demi tahap. Dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain silih berganti, ditangani dokter berbagai spesialis yang berkaitan dengan sakit kankernya. Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih. Rusdi Mathari meninggal di Jumat pagi, 2 Maret 2018. Novel yang ceritanya ia bayangkan akan demikian kompleksitas sekaligus melankolis tidak terwujud. “Seperti Roda Berputar” hanyalah memuat sebagian catatan di rumah sakit yang sempat ia tulis dan terbit di Mojok.co. Pemerintah menghapus kelas 1,...