"Tukang Berpengalaman"

Kembali kinclong setelah diganti besi dan dicat ulang.

Setelah siasat mengelas lubang keropos besi pagar akibat korosi pitting tidak mungkin, akhirnya jalan satu-satunya mengganti besi baru. Hasilnya, pagar seperti baru. Kembali kinclong setelah dicat ulang.

Tadi sore pagar diantar oleh pemilik bengkel las. Dinaikkan sepeda motor, dipegangi anaknya yang duduk dibonceng. Saya kebetulan sedang ngobrol dengan tamu di teras, saya bantu menurunkannya.

Setelah memasang standar dua sepeda motor, "bapak las" menggotong pagar untuk dipasangkan pada relnya. Ada perbedaan teknis pemasangan antara saya dengannya. Ia lebih paham caranya.

Tentu saja. Cara yang ia inginkan ternyata lebih mudah dan cepat. Praktis ketemu garis batas perbedaan antara pakar dengan orang awam. Meski pakai logika belum tentu benar dibanding kebiasaan.

Habit (kebiasaan) adalah pengalaman yang matang, hasil ujicoba yang terus menerus dilakukan berulang. Hasil dari berbagai kegagalan yang dievaluasi dan direvisi. Ketemu formula yang kemudian jadi tradisi.

Tradisi itulah yang membuat seseorang mampu menyelesaikan persoalan yang ditanganinya. Memang, ada yang berbekal ilmu formal, namun tidak sedikit yang hanya bekal pengalaman semata.

Hasil dari keberanian mencoba akan melahirkan pengalaman. Banyak "seseorang" akhirnya menjelma menjadi "tukang" karena berguru dari pengalaman. Ya, bukankah pengalaman adalah guru yang terbaik?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kursi Roda Ibu Ani

Angin Laut Pantura

Rumah 60 Ribuan