Meluncur sudah di 10.15 WIB tadi, seukuran A4 e-mail buat antarkan lima judul puisi dengan tema zamrud untuk diikutkan antologi puisi DNP 15 yang ditaja Komunitas Radja Ketjil atau Dari Negeri Poci untuk periode ke-15. Baru kali ini mengikuti DNP, barangkali aja ada keberuntungan, ada hoki. Siapa tahu kan ! DL masih lumayan lama, 30 Juni. Karena minimal lima puisi, agak sikit kerja keras mengelaborasi isi kepala. Baru saya bikin puisinya sejak tiga hari lalu, beguyur bae, sikok duo jadi limo . Untuk antologi bertema Teh, Imajinasi, Puisi masih ada waktu dua hari menuju tenggat 20 Juni, tapi saya sudah kirim pada 6 Mei lalu. Lepas separuh beban. Ilustrasi teh poci (creator: Albert AF/Shutterstock) Setelah utak atik tema blog dan menemukan tema yang sekarang, saya perhatikan post blog yang tidak dihiasi foto ataupun ilustrasi di atasnya, menampilkan drop cop . Kemarin lanjut eksperimen, bagaimana kalo foto atau ilustrasi ditar...
Basah lagi tanah pekarangan oleh 'hujan bulan Juni.' Siang tadi adalah buat kali ketiga hujan tercurah. Prof. Sapardi Djoko Damono (SDD) seperti paham betul tabiat cuaca bulan Juni yang hujannya ranum-ranum, guguran membasahi jiwa kerontang. Dalam buku "Hujan Bulan Juni" ada beberapa puisi tentang hujan diciptakan SDD. Seperti "Hujan Turun Sepanjang Jalan", "Gerimis Kecil di Jalan Jakarta, Malang", "Hujan dalam Komposisi" tiga serial (1, 2, 3), "Percakapan Malam Hujan", dan "Kuhentikan Hujan." Lalu, "Sihir Hujan", "Hujan Bulan Juni", dan "Hujan, Jalak, dan Daun Jambu." Tapi, yang kerap dibicarakan orang adalah "Hujan Bulan Juni" ketika masuk bulan Juni dan hujan berguguran. Dikutip orang, dijadikan story di media sosial. IG, X, facebook atau TikTok. Hasil tangkapan kamera hp siang tadi Foto di atas cukup tegas untuk menjelaskan hujan yang tercurah siang tadi begitu deras. Sejak ...