Lapangan Bogel

Umbul-umbul telah dikibarkan di area lahan bakal dibangunnya klaster "SAMESTA" di lapangan Bogel.

Lapangan Bogel, begitu orang menyebutnya. Entah dari mana asal penamaan itu. Pada master plan awal perumnas, peruntukannya untuk lapangan sepak bola. Anak-anak biasa main bola di sana pada tahun 2007an, termasuk anak saya yang nomor dua.

Jauh sebelum Covid-19 jadi pandemi 2020-2022, perumnas merapikan kontur tanah bagian pinggir jalan jalur dua BKP, tak lama berselang berkibar umbul-umbul "Bukit Mutiara" sebagai pengembang rumah cluster yang akan dibangun di area tersebut.

Sudah ada dua unit rumah contoh dibangun berikut gapura pintu gerbang dan pos jaga sekuriti. Sayang, karena pandemi Covid-19, pembangunan tidak ada progres bahkan berhenti total. Lahan pun kembali jadi semak. Rumah contoh kuyup oleh tanaman liar.

Rumah tidak hanya kuyup diselimuti tanaman liar, tetapi gentengnya hancur dilempari orang jahiliyah. Bahkan, jangan-jangan pernah dipakai buat mesum. Ya, namanya juga rumah setengah jadi, sunyi dan gelap, sangat menjanjikan romantisme yang aduhai.

Belakangan berkibar lagi umbul-umbul "SAMESTA" sebagai calon pengembang selanjutnya. Sudah pula dipasang pagar berupa banner bergambar ilustrasi bernuansa hunian eksklusif. Di musim layang-layang ini, saban sore ramai orang main layangan di sana.

Saling mengadu keunggulan "gelas" tali layangannya masing-masing. Jika ada layangan yang putus, maka bagai pencuri yang dikejar massa, anak-anak berlari sekencang-kencangnya mengejar layangan ke mana pun arahnya. Di situlah letak serunya main layangan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kursi Roda Ibu Ani

Angin Laut Pantura

Rumah 60 Ribuan