Palembang Kito

Jembatan Ampera 'dibedaki' asap akibat karhutla di Sumatra Selatan. (foto: ANTARA/Mushaful Imam)

Kota terpolusi bukan (lagi) Jakarta. Sejak berapo hari lalu Palembang menyandang predikat kota paling polusi. Kualitas udara jadi buruk akibat karhutla.

Tahu sendiri kan, topografi Sumatra Selatan sama seperti Pulau Kalimantan, memiliki kawasan gambut. Jika musim kemarau tiba, maka karhutla ikut tiba.

Kemarau dan kebakaran seperti orang yang bejodoh, ya. Datang seiring setungguan, kemarau tiba diiringi karhutla. Terjadi di Pulau Sumatra dan Kalimantan.

Karhutla bisa saja dipicu titik api yang ada di lahan gambut atau karena adanya kesengajaan membakar saat pembukaan lahan. Duonyo sama merugikan.

Cakmano, Mang Dayat, Palembang kito jadi kota terpolusi. Saro budak benapas kalu udaro campur asap. Kalu pempek campur cuko, kendaknyo nian.

Polusi udara yang melanda Jakarta mendingan, tidak seperti yang dialami wong kito galo di Palembang, pandangannya jadi terbatas akibat asap karhutla.

Lebih kacau lagi manakala asap karhutla di Sumatra sampai menyeberang ke negeri jiran, mereka protes. Ya, wajar belaka karena mereka sangat terganggu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kursi Roda Ibu Ani

Angin Laut Pantura

Rumah 60 Ribuan