Langsung ke konten utama

25 Tahun Google

Logo baru Google pas di ulang tahun ke-25.

Hari ini Google ulang tahun ke-25, ditandai tampilan doodle google yang ada angka 25-nya. Usia 25 bagi seseorang adalah fase peralihan dari remaja menuju dewasa. Di usia ini biasanya sudah memasuki dunia kerja, semangat-semangatnya membangun karier.

Pendirian Google dipelopori Sergey Brin dan Larry Page. Mereka bertemu di program ilmu komputer Universitas Standford, California, Amerika Serikat akhir tahun 90an. Mereka menyadari kalau mereka memiliki visi yang sama di bidang akses website.

Sergey Brin dan Larry Page menyadari mereka punya visi yang sama yaitu menjadikan world wide web sebagai tempat yang mudah diakses. Mereka kerja dari kamar asrama tanpa kenal lelah mengembang-kan prototipe mesin pencari yang lebih baik.

Pada mulanya mereka menggunakan garasi sewaan sebagai kantor dalam mengembangkan Google web. Setelah mencapai kemajuan, pada 27 September 1998 Google.Inc baru resmi didirikan. Tetapi, sejak pertengahan September mereka mendapat investor.

Salah satu investor yang menyokong dana kepada mereka adalah Andy Bechtolsheim, salah satu dari pendiri Sun Microsystems. Inc. Lalu, Brin dan Page akhirnya berhasil mengumpulkan dana sebesar US$.1 juta dari investor, keluarga, dan teman-teman.

Dan, seperti yang sama-sama kita ketahui sekarang, pada akhirnya si Google.Inc. berkembang menjadi mesin pencari terpopuler mengalahkan Yahoo. Apa yang nggak kita ketahui ketika ditanyakan kepada Mbah Google akan dijawabnya dengan amat becus. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kursi Roda Ibu Ani

Kursi roda Ibu Ani dan kesetiaan Pak SBY menungguinya di rumah sakit. Bagaimana bisa melahirkan novel yang menceritakan perjuangan penyintas kanker seperti di buku “Seperti Roda Berputar” tanpa mengikuti proses dari mula hingga kini? Pertanyaan itu yang bersarang di pikiranku. Sewaktu mudik ke Pacitan 21 Mei hingga 3 Juni 2024, kami mengeksplor Museum dan Galeri SBY-ANI. Satu foto memperlihatkan kesetiaan Pak SBY menunggui Ibu Ani di National University Hospital Singapura. Foto Ibu Ani duduk di kursi roda sementara Pak SBY duduk di tepi hospital bed yang biasa Ibu Ani tiduri selama dirawat. Kaki Pak SBY menjuntai. Foto menggambarkan keduanya berhadap-hadapan sambil berbincang akrab. Saya sebenarnya penasaran, apakah Pak SBY menulis buku tentang masa-masa Ibu Ani dirawat hingga wafat. Seperti yang dilakukan Pak BJ Habibie, pasca-meninggalnya Ibu Ainun Habibie, Pak Habibie dilanda demam rindu. Guna memadamkan kerinduan kepada Ibu Ainun itu, Pak Habibie mulai menuangkan perasaan...

Sastra Jalan-jalan

Siang baru saja melanjutkan perjalanan menuju barat, setelah istirahat sejenak di waktu zuhur, yang ditandai Matahari tepat di atas kepalanya. Tak lama sekira pukul 14:12 Kakang Paket datang mengantarkan kiriman buku dari Taman Inspirasi Sastra Indonesia. Komunitas sastra disingkat TISI pimpinan Bang Octavianus Masheka, ini baru saja usai merampungkan proses produksi dan terbitnya buku antologi “Bahasa Ibu, Bahasa Darahku” yang merupakan puisi bahasa Indonesia dan bahasa daerah masing-masing penulisnya. Buku-buku yang joss tenan Ada 100 orang penulis puisi dwi bahasa yang terhimpun di dalam buku bersampul merah menyala dengan gambar sampul siluet wajah Ibu yang di wajah, leher, dan dadanya dihiasi taburan wajah penulis puisi yang sengaja di- crop tertinggal bagian dada dan kepala saja. Sebelum buku “Bahasa Ibu, Bahasa Darahku” terlebih dahulu tiba di rumah buku “Zamrud” yaitu antologi puisi Dari Negeri Poci seri ke-15 yang saat datang kebetulan saya sedang tidak berada di rumah ...

Jangan Sakit Deh

“Jangan pernah sakit. Teruslah sehat dan berbahagia. Sakit itu sepi, menyakitkan, dan tentu saja mahal.” (Rusdi Mathari). Demikian terbaca di buku “Seperti Roda Berputar: Catatan di Rumah Sakit.” Buku merangkum catatan Rusdi Mathari yang menderita kanker saat-saat menjalani perawatan dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain. Sebenarnya Rusdi Mathari pengin menulis novel tentang sakit yang ia derita dan bagaimana ia mengupayakan kesembuhan dengan menjalani rangkaian pengobatan secara runtut tahap demi tahap. Dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain silih berganti, ditangani dokter berbagai spesialis yang berkaitan dengan sakit kankernya. Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih. Rusdi Mathari meninggal di Jumat pagi, 2 Maret 2018. Novel yang ceritanya ia bayangkan akan demikian kompleksitas sekaligus melankolis tidak terwujud. “Seperti Roda Berputar” hanyalah memuat sebagian catatan di rumah sakit yang sempat ia tulis dan terbit di Mojok.co. Pemerintah menghapus kelas 1,...