Subuh ketika pulang dari salat di masjid, saya tengadahkan wajah ke langit. Subhanallah, saya disuguhi pemandangan menakjubkan. Butiran bintang menghias langit yang hijau bersih. Dalam hati saya membatin, tumben sekali langit secerah ini. Bintang yang biasanya tidak tampak jadi terlihat jelas begitu cemerlang.
Apakah itu cara Allah SWT menjawab atau membalas, bahwa di balik dahsyatnya bencana yang melanda Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat, ada kekuasaan lain dariNya, berupa suguhan keindahan langit yang hijau bersih dihiasi bintang-bintang berkilauan. Di balik MurkaNya, ada Kasih SayangNya.
Apakah itu cara Allah SWT mempertontonkan bagaimana Dia menjaga keseimbangan antara menurunkan bencana sebagai batu uji bagi ketaatan manusia terhadap perintahNya, untuk tidak membuat kerusakan di muka bumi, dan membentangkan keindahan alam semesta yang Dia jaga kemurniannya kendati manusia tak henti berulah merusaknya.
Sembari berjalan menuju rumah tak henti-henti saya bertasbih memuji KeagunganNya dan mensyukuri keberuntungan yang saya dapatkan dari manfaatnya keluar rumah, melangkahkan kaki ke Rumah Allah SWT di pagi buta. Hidung menghirup udara bersih, badan disapu hawa jernih, mata melihat keindahan, jiwa dirasuki ketenteraman, hati disusupi ketenangan.
Semua itu adalah keberkahan hidup yang tidak akan dicapai bila tidak menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban. Hak Allah SWT adalah kita menaati dengan jalan takwa. Karena itu, wajib hukumnya bagi kita menyeimbangkan antara kebutuhan, keinginan, prioritas memenuhinya dan batasan-batasan sebagai portal. Juga alarm, pengingat untuk sigap berjaga-jaga.
Komentar
Posting Komentar