Langsung ke konten utama

Coklit

A-STIKER COKLIT (foto: zy)

Kamis, 16/2/2023 kemarin lusa, sepasang petugas pantarlih datang untuk mencatat anggota keluarga kami guna pemutakhiran data pemilih. Wah, tahapan-tahapan pemilu sudah mulai dijalankan. Pemilu su dekat, rupanya.

Meski ada saya sedang ngobrol dengan kakak di teras, anehnya kedua petugas pantarlih menanyakan istri saya. “Ibu ada, Pak?,” tanya mereka. “Ada,” jawabku singkat kemudian memanggil istri yang ada di dalam rumah.

Setelah mereka ketemu dan saling sapa, kedua petugas pantarlih memperkenalkan diri sebagai mantan anak didik istri. Karena tamat sudah tahun kapan, bahkan sudah kuliah, istri sudah agak lupa dan payah mengingat-ingatnya.

Proses pencatatan pun dimulai dengan mensinkronkannya pada Kartu Keluarga. Setelah selesai, diabadikan dengan kamera ponsel. Saya memegang KK dan lembaran “Tanda Pendaftaran Pemilih Pemilihan Umum Tahun 2024“.

Langkah terakhir dari proses pencatatan itu, si petugas menempelkan stiker berwarna cokelat yang ada tulisan COKLIT. Kalau ditelusuri di KBBI tak ditemukan artinya. Ternyata akronim dari “pencocokan dan penelitian.”

KBBI versi daring meminta maaf, tidak ditemukan kata yang dicari. Untung ada tulisan “pencocokan dan penelitian” di bagian lain stiker itu. Jadi, tidak juga membingungkan apa makna tulisan A-COKLIT di bagian atas lembaran stiker.

Dari obrolan, terungkap kalau saat melakukan pencatatan data pemilih itu mereka berdua dipantau langsung oleh KPU melalui GPS. Melalui GPS terpantau di mana posisi mereka berada. Harus betul-betul berada di rumah calon pemilih.

Artinya, sudah tidak memungkinkan mendata calon pemilih secara asal-asalan. Selama petugas benar-benar datangi warga door to door, kecil kemungkinannya ada penduduk atau warga negara yang tidak tercatat dalam daftar pemilih.

Di masa lalu masih ada penduduk atau warga negara yang tidak masuk DPT (daftar pemilih tetap). Bahkan di RT kami, seluruh warga tidak masuk DPT saat pemilihan gubernur. Akhirnya satu RT tak ada yang ikut pemilihan gubernur itu.

Nah, di era digital ini, pencatatan oleh petugas dipantau GPS, semua proses pencatatan pun dilakukan secara manual dan digital sehingga COKLIT akan terlaksana dengan akurat. Tak ada lagi warga yang tak masuk DPT.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kursi Roda Ibu Ani

Kursi roda Ibu Ani dan kesetiaan Pak SBY menungguinya di rumah sakit. Bagaimana bisa melahirkan novel yang menceritakan perjuangan penyintas kanker seperti di buku “Seperti Roda Berputar” tanpa mengikuti proses dari mula hingga kini? Pertanyaan itu yang bersarang di pikiranku. Sewaktu mudik ke Pacitan 21 Mei hingga 3 Juni 2024, kami mengeksplor Museum dan Galeri SBY-ANI. Satu foto memperlihatkan kesetiaan Pak SBY menunggui Ibu Ani di National University Hospital Singapura. Foto Ibu Ani duduk di kursi roda sementara Pak SBY duduk di tepi hospital bed yang biasa Ibu Ani tiduri selama dirawat. Kaki Pak SBY menjuntai. Foto menggambarkan keduanya berhadap-hadapan sambil berbincang akrab. Saya sebenarnya penasaran, apakah Pak SBY menulis buku tentang masa-masa Ibu Ani dirawat hingga wafat. Seperti yang dilakukan Pak BJ Habibie, pasca-meninggalnya Ibu Ainun Habibie, Pak Habibie dilanda demam rindu. Guna memadamkan kerinduan kepada Ibu Ainun itu, Pak Habibie mulai menuangkan perasaan...

Jangan Sakit Deh

“Jangan pernah sakit. Teruslah sehat dan berbahagia. Sakit itu sepi, menyakitkan, dan tentu saja mahal.” (Rusdi Mathari). Demikian terbaca di buku “Seperti Roda Berputar: Catatan di Rumah Sakit.” Buku merangkum catatan Rusdi Mathari yang menderita kanker saat-saat menjalani perawatan dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain. Sebenarnya Rusdi Mathari pengin menulis novel tentang sakit yang ia derita dan bagaimana ia mengupayakan kesembuhan dengan menjalani rangkaian pengobatan secara runtut tahap demi tahap. Dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain silih berganti, ditangani dokter berbagai spesialis yang berkaitan dengan sakit kankernya. Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih. Rusdi Mathari meninggal di Jumat pagi, 2 Maret 2018. Novel yang ceritanya ia bayangkan akan demikian kompleksitas sekaligus melankolis tidak terwujud. “Seperti Roda Berputar” hanyalah memuat sebagian catatan di rumah sakit yang sempat ia tulis dan terbit di Mojok.co. Pemerintah menghapus kelas 1,...

JULI

Bulan Juli lingsir ke ujung cakrawala, banyak momen penting yang ditinggalkannya. 23 Juli 2025 Perpustakaan Nasional Press (Perpusnas Press) RI merayakan HUT ke-6 bareng dengan peringatan Hari Anak Nasional. Di negara kita, HAN tanggal itu. Hari Anak diselenggarakan berbeda-beda di berbagai tempat di seluruh dunia. Ada Hari Anak Internasional diperingati setiap tanggal 1 Juni. Ada pula Hari Anak Universal, diperingati setiap tanggal 20 November. Negara lain pun memiliki hari anak sendiri-sendiri. Ilustrasi, kalender meja (picture: IStock) Pemerintah melalui Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon, akhirnya  menetapkan 26 Juli sebagai Hari Puisi Indonesia. 13 tahun sastrawan dan seniman berjuang meraih pengakuan atau legalitas itu sejak kali pertama dideklarasikan di Pekanbaru. Adalah Presiden Penyair Indonesia Sutardji Calzoum Bachri yang menginisiasi deklarasi HPI bersama 40 sastrawan, seniman, dan budayawan dari berbagai daerah Indonesia. Deklarasi hari puisi Indonesia ...