Cepu Maut
![]() |
Ilustrasi, garis polisi tanda larangan melintas (foto: Quora.com) |
Aduan
Maut 1
Kasus pembunuhan
terhadap Brigadir J (Yosua Hutabarat) bermula dari aduan Putri Candrawathi
kepada suaminya Irjen Ferdy Sambo bahwa dia dilecehkan oleh J. Di persidangan
tuduhan itu tidak dibuktikan dengan visum.
Viral sebagai kasus
Sambo. Melibatkan sejumlah anggota polri anak buah Sambo dan seorang sipil
sopir pribadi Sambo. Persidangannya ditayangkan beberapa stasiun TV, ada yang
suka menonton ada yang tidak seberapa suka.
Simpati dan atipati
bertemu. Yang simpati tentunya dari mereka para pejuang antikekerasan seksual,
kalau benar terjadi pada Putri. Yang antipati pun ada, apabila ternyata Putri
hanya ngarang belaka. Memanipulasi kebenaran.
Kasus ini menguak
beberapa bisnis haram Sambo yang memicu Brigadir J dibunuh. Dari judi online
hingga peredaran sabu-sabu. Bahkan diagram Konsorsium 303 tersebar dan menjadi konsumsi
publik. Mencengangkan.
“Bapak dan Ibu Yosua,
saya sangat memahami perasaan Bapak dan Ibu. Saya mohon maaf atas apa yang
terjadi, saya sangat menyesal, saat itu saya tidak mampu mengontrol emosi,”
kata Sambo di PN Jaksel (1/11/22).
Itu ungkapan permintaan
maaf Sambo kepada orang tua Brigadir J. Namun, sepertinya tidak tulus karena
diikuti dengan alasan bahwa yang Sambo lakukan adalah buntut kemarahannya
terhadap apa yang dilakukan Brigadir J.
Proses persidangan
telah usai dan menghasilkan keputusan hakim. Sambo divonis hukuman mati dan
Putri 20 tahun penjara. Putusan akhir, vonis bagi Sambo dan Putri lebih berat
dari tuntutan jaksa penuntut umum (JPU).
Aduan
Maut 2
Agnes dan Dandy adalah
sepasang kekasih. Agnes adalah mantan kekasih David. Agnes mengadu ke Dandy
bahwa dirinya pernah digrepe-grepe David. Dandy emosi dan ingin melampiaskan emosinya
itu. David pun dicari.
Dandy menjadikan Agnes
umpan pancing, Agnes meminta David serlok tempat keberadaanya dan menyatakan
ingin bertemu untuk mengembalikan kartu pelajar. Dengan mobil mewah mereka menuju
lokasi yang diberikan David.
Sampai lokasi Dandy
turun dari mobil mewah itu dan mengajak David naik, lalu membawanya ke sebuah
gang sepi. Di situ David dihajar habis-habisan hingga tak sadarkan diri. Puas
menghajar, mereka tinggalkan David.
Oleh kawannya David
dilarikan ke rumah sakit, ayahnya dihubungi. Laporan polisi dibuat dilampiri
visum. Tak lama dari itu Dandy ditangkap polisi, papanya meminta maaf.
Permintaan maaf diterima, proses hukum jalan terus.
Buntut kasus ini, Dandy
dan Shane rekannya ditetapkan tersangka dan akan menjalani proses hukum di
ranah pengadilan. Tidak Cuma itu, Dandy dipecat kampusnya. Kekasihnya Agnes
dapat teguran dari sekolahnya.
Dari sini terkuak
identitas papa Dandy dan ayah David. Papa Dandy adalah Kabag Umum Kantor
Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Selatan II. Dan ayah David adalah pengurus GP
Ansor Pusat, jejak digitalnya dibuka netizen.
Robicon, mobil mewah
yang dibawa Dandy ditengarai tidak bayar pajak. Padahal papanya petinggi di
Ditjen Pajak. Bahkan berapa kekayaan papanya, apa saja wujud asetnya, gaya
hidup dan barang branded mamanya terekspos.
Causa
Prima
Suatu kasus tidak
mutlak berhenti hanya di satu kasus. Tetapi, bisa melahirkan kasus turunannya
atau kasus ikutan dari kasus utama. Ini menegasikan keterkaitan pelaku dan perilakunya. Pembuat kasus dan perbuatannya.
Dalam hal ini, misalkan
kasus utamanya pembunuhan terhadap Brigadir J. Ternyata melahirkan kasus
turunan berupa terkuaknya bisnis haram Sambo, terlibatnya sejumlah anggota polri
dalam upaya pengaburan fakta.
Penganiayaan terhadap
David oleh Dandy, adalah kasus utama. Ternyata menyingkap hal-hal yang tadinya
diupayakan untuk disembunyikan. Yaitu nilai kekayaan papa Dandy, sejumlah aset
milikinya, gaya hidup mamanya.
Di sini berlaku hukum
sebab akibat. Pembunuhan terhadap Brigadir J adalah akibat. Sebabnya adalah
aduan Putri. Penganiayaan Dandy terhadap David adalah akibat. Sebabnya adalah
aduan Agnes kepada Dandy.
Gegara, sebab akibat,
causa prima, ada asap ada api, konsekuensi logis. Gegara si Putri Candrawathi
ngadu, Sambo emosi. Gegra ditembak, Yosua tewas. Gegara patuh pada atasan, sejumlah
anak buah Sambo katut.
Gegara si Agnes curhat,
Dandy muntab. Gegara si Dandy hajar, David memar. Gegara rasa sayang atas nama
cinta. Gegara solidaritas antarteman, Shane yang dipersangkakan merekam video
ikut terperangkap kasus.
Bermula perbuatan, do
it, polah. Ya, tiga istilah penyebutan ini sama maknanya. Tak ada beda, baik
menggunakan bahasa Indonesia, bahasa Inggris, maupun bahasa Jawa. What children
do, parents bear the consequences.
Nila
Setitik
Wong tuwo nemu alangan
amarga saka polahe anak atau anak polah bapak kepradah. Tetapi, bisa juga
dibalik, akibat perbuatan orang tua, anak akan menerima karma. Intinya sama
saja, setiap sebab membuahkan akibat.
“Karena nila setitik,
rusak susu sebelanga”, peribahasa ini mengandung makna karena kesalahan kecil,
hilangkan semua kebaikan yang telah diperbuat. Mungkin juga justru akan menampakkan
kesalahan tersembunyi.
Gegara perbuatan Dandy,
semua aset dan berapa nilai kekayaan papanya yang tadinya tersembunyi,
terbongkar. Tidak cuma aset, gaya hidup dan barang branded milik mamanya pun
diekspose oleh netizen di media sosial.
Karena nila setitik,
rusak susu sebelanga. A small things can ruin big things. Karena manusia
cenderung pada akal yang berkolaborasi dengan nafsu syahwati. Dan nafsyu
syahwati inilah pintu masuk setan untuk menyesatkan manusia.
Benarkah si Putri
Candrawathi dilechkan Yosua Hutabarat? Persidangan telah usai, tak ada hasil
visum sebagai barang bukti. Kejujuran Yosua yang bisa menjawab, iya atau tidak.
Sayang sudah tidak bisa dilakukan konfrontasi terhadapnya.
Benarkah si Agnes
digrepe-grepe David? Harus ditanyakan kepada David. Sayangnya, akibat
penganiayaan itu David koma. Kalaupun siuman, panjang waktu untuk menunggu
David pulih benar. Baru bisa dilakukan konfrontasi.
Delik pelecehan baru
bisa memenuhi unsur pidana kalau disertai barang bukti dan ada pengakuan oleh
tersangka secara jujur, bukan dipaksa penyidik. Perkara diselesaikan, mestinya
dengan cara mengungkap kebenaran.
Qudrah
dan Iradah
Tahta, harta, wanita.
Tiga jenis godaan yang sering memperdaya manusia. Teperdaya tahta, jual-beli
jabatan dijalankan. Teperdaya harta, korupsi dan manipulasi dilakukan.
Teperdaya wanita, rayuan gombal ditebar-tebar.
Ketiga jenis godaan ini
sama-sama kuat magnetnya dalam menarik mangsa. Ketiganya saling memengaruhi dan
melengkapi. Satu sama lain saling berkait erat perannya dalam menjerumuskan
manusia ke jalan yang sesat.
Kehidupan tidak bisa
disandarkan pada materi belaka. Tragedi bisa datang kapan saja, harus juga
diperhitungkan. Kehidupan dunia terlampau luas, bukan hanya mencakup alam mulki
(alam materi, jasmani, ruang dan waktu).
Melainkan juga mencakup
malakut (alam ruhani), alam jabarut (alam yang masuk rahasia Ilahi), alam
laahuut (alam yang tak bisa disentuh, gaib), dan alam Nur Muhammadyah. Dan
anatomi ini hanya lengkap dalam dunia tasawuf.
Sebagaimana Allah Swt
berfirman dalam Al Quran Surat As Shaffat (96): “Allah menciptakan dirimu dan
perbuatanmu.” Ayat ini menegasikan segala sesuatu dalam kehidupan alam dunia
ini adalah qudrah dan iradah Allah Swt.
Suatu kasus menurunkan
kasus lain. Oleh sebab sesuatu akan menimbulkan akibat lain. Itu kalau
dihubungkan dengan hukum sebab akibat. Tetapi, sebenarnya ada hukum yang lebih
tinggi derajatnya daripada sebab akibat.
Yaitu ketentuan Allah
Subhanahuwata’ala yang bernama qudrah dan iradah. Qudrah (kuasa), Allah
berkuasa untuk mengadakan dan meniadakan sesuatu. Allah Maha Berkehendak
(iradah) terhadap hamba-hamba-Nya.
Komentar
Posting Komentar