Langsung ke konten utama

Jumat Agung

Ilustrasi, Berkah Jumat Agung (gambar: detik.com)

Hari ini adalah Jumat Agung. Hari ketiga setelah kematian Yesus Kristus di kayu salib. Rangkaian perayaannya dimulai hari Rabu Abu, Kamis Putih, dan Jumat Agung. Ketiga hari itu disebut Hari Raya Pekan Suci, adalah hari terpenting dalam Gereja. Umat Katolik mempunyai tradisi memperingati Perjamuan Malam terakhir yang dipimpin Yesus.

 

Celana Ibu

Joko Pinurbo

Maria sangat sedih
menyaksikan anaknya
mati di kayu salib tanpa celana
dan hanya berbalutkan sobekan jubah
yang berlumuran darah.

Ketika tiga hari kemudian
Yesus bangkit dari mati,
pagi-pagi sekali Maria datang
ke kubur anaknya itu, membawa
celana yang dijahitnya sendiri
dan meminta Yesus mencobanya.

“Paskah?” tanya Maria
“Pas sekali, Bu,” jawab Yesus gembira

Mengenakan celana buatan ibunya,
Yesus naik ke surga.


(2004)

 

Puisi Joko Pinurbo (Jokpin) di atas parodi tentang Paskah dengan Maria bertanya kepada Yesus sewaktu disuruh ibunya mencoba celana yang dijahitnya sendiri. Pertanyaan “paskah?” itu tidak lain sebagai simbol Hari Paskah. Yaitu hari kebangkitan Yesus dari mati dan naik ke surga yang dikenal dengan Hari Kenaikan Yesus Kristus.

Rabu Abu, Kamis Putih, Jumat Agung, Sabtu Suci, Minggu Paskah merupakan istilah-istilah yang identik dengan perayaan Hari Raya Paskah. Dalam tradisi umat Katolik, momen Rabu Abu sampai Minggu Paskah tersebut biasanya diperingati dengan sangat khidmat.

Pekan Suci dimulai Rabu Abu dan berakhir Minggu Paskah, merupakan waktu yang sangat sakral yang memperingati peristiwa-peristiwa penting dalam kehidupan Yesus. Tepatnya menjelang kematian dan hari dibangkitan ke surga. Rabu Abu adalah awal dari Pekan Suci dan merupakan hari pertama dari Musim Pengorbanan dalam liturgi Katolik.

Hari ini ditandai dengan pemberian abu kepada umat Katolik sebagai simbol kerendahan hati, pertobatan, dan kematian. Abu berasal dari dedaunan yang sudah diberkati dan kemudian diletakkan pada dahi umat dalam bentuk salib. Ini mengingatkan umat akan keterbatasan manusia dan kebutuhan akan pertobatan sebagai persiapan menuju perayaan Paskah.

Kamis Putih dikenal juga dengan sebutan Maundy Thursday. Ini adalah hari peringatan makan malam terakhir Yesus dengan murid-Nya sebelum penangkapan. Pada malam tersebut, Yesus juga menginstitusikan Sakramen Ekaristi dan Sakramen Tahbisan Imam dalam peristiwa Perjamuan Terakhir.

Jumat Agung (Good Friday) adalah hari saat umat Katolik merenungkan dan menghormati kematian Yesus di kayu salib. Umat Katolik menghadiri liturgi Khotbah Penderitaan Tuhan Yesus, mengingat, dan merenungkan penderitaan Yesus Kristus demi penebusan dosa umat manusia. Umat Katolik diajak merenungkan makna kematian Yesus Kristus.

Sabtu Suci. Ini adalah hari kedua dari ketiga hari Triduum Agung dan hari terakhir dari Pekan Suci. Merupakan hari peringatan ketenangan Yesus di kubur setelah kematian-Nya, sebelum kebangkitan-Nya pada hari Minggu Paskah. Sabtu Suci waktu penuh dengan doa dan pertimbangan. Umat diajak merenungkan makna kehidupan baru Yesus.

Minggu Paskah. Inilah puncak dari Pekan Suci merupakan perayaan paling penting dalam kalender liturgi Katolik. Hari kebangkitan Yesus dari mati yang menandai kemenangan-Nya atas dosa dan kematian. Umat Katolik berkumpul dalam kegembiraan dan syukur. Mereka merayakan kebangkitan Yesus membawa harapan baru bagi umat manusia.

Memahami makna yang terkandung dalam Pekan Suci, umat Katolik dapat memperdalam iman, merenungkan peran penting Yesus dalam keselamatan umat manusia. Melalui upacara dan liturgy Rabu Abu, Kamis Putih, Jumat Agung, Sabtu Suci, Minggu Paskah memberikan kesempatan bagi umat Katolik untuk lebih mendekatkan diri kepada Kristus.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kursi Roda Ibu Ani

Kursi roda Ibu Ani dan kesetiaan Pak SBY menungguinya di rumah sakit. Bagaimana bisa melahirkan novel yang menceritakan perjuangan penyintas kanker seperti di buku “Seperti Roda Berputar” tanpa mengikuti proses dari mula hingga kini? Pertanyaan itu yang bersarang di pikiranku. Sewaktu mudik ke Pacitan 21 Mei hingga 3 Juni 2024, kami mengeksplor Museum dan Galeri SBY-ANI. Satu foto memperlihatkan kesetiaan Pak SBY menunggui Ibu Ani di National University Hospital Singapura. Foto Ibu Ani duduk di kursi roda sementara Pak SBY duduk di tepi hospital bed yang biasa Ibu Ani tiduri selama dirawat. Kaki Pak SBY menjuntai. Foto menggambarkan keduanya berhadap-hadapan sambil berbincang akrab. Saya sebenarnya penasaran, apakah Pak SBY menulis buku tentang masa-masa Ibu Ani dirawat hingga wafat. Seperti yang dilakukan Pak BJ Habibie, pasca-meninggalnya Ibu Ainun Habibie, Pak Habibie dilanda demam rindu. Guna memadamkan kerinduan kepada Ibu Ainun itu, Pak Habibie mulai menuangkan perasaan...

Sastra Jalan-jalan

Siang baru saja melanjutkan perjalanan menuju barat, setelah istirahat sejenak di waktu zuhur, yang ditandai Matahari tepat di atas kepalanya. Tak lama sekira pukul 14:12 Kakang Paket datang mengantarkan kiriman buku dari Taman Inspirasi Sastra Indonesia. Komunitas sastra disingkat TISI pimpinan Bang Octavianus Masheka, ini baru saja usai merampungkan proses produksi dan terbitnya buku antologi “Bahasa Ibu, Bahasa Darahku” yang merupakan puisi bahasa Indonesia dan bahasa daerah masing-masing penulisnya. Buku-buku yang joss tenan Ada 100 orang penulis puisi dwi bahasa yang terhimpun di dalam buku bersampul merah menyala dengan gambar sampul siluet wajah Ibu yang di wajah, leher, dan dadanya dihiasi taburan wajah penulis puisi yang sengaja di- crop tertinggal bagian dada dan kepala saja. Sebelum buku “Bahasa Ibu, Bahasa Darahku” terlebih dahulu tiba di rumah buku “Zamrud” yaitu antologi puisi Dari Negeri Poci seri ke-15 yang saat datang kebetulan saya sedang tidak berada di rumah ...

Jangan Sakit Deh

“Jangan pernah sakit. Teruslah sehat dan berbahagia. Sakit itu sepi, menyakitkan, dan tentu saja mahal.” (Rusdi Mathari). Demikian terbaca di buku “Seperti Roda Berputar: Catatan di Rumah Sakit.” Buku merangkum catatan Rusdi Mathari yang menderita kanker saat-saat menjalani perawatan dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain. Sebenarnya Rusdi Mathari pengin menulis novel tentang sakit yang ia derita dan bagaimana ia mengupayakan kesembuhan dengan menjalani rangkaian pengobatan secara runtut tahap demi tahap. Dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain silih berganti, ditangani dokter berbagai spesialis yang berkaitan dengan sakit kankernya. Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih. Rusdi Mathari meninggal di Jumat pagi, 2 Maret 2018. Novel yang ceritanya ia bayangkan akan demikian kompleksitas sekaligus melankolis tidak terwujud. “Seperti Roda Berputar” hanyalah memuat sebagian catatan di rumah sakit yang sempat ia tulis dan terbit di Mojok.co. Pemerintah menghapus kelas 1,...