Jodoh Duni Akhirat
![]() |
Image source: Java Movie Production |
Lebaran tidak sekadar liburan, tapi juga leburan. Ya, kita diliburkan dari kesibukan bekerja agar bisa menikmati suasana berlebaran bersama keluarga, kerabat, dan tetangga. Di momen bersama itulah kita bersalaman, berpelukan, saling memaafkan melebur dosa, salah, dan khilaf yang pernah kita ciptakan baik sengaja atau tidak sengaja.
Setelah satu bulan
berjuang menundukkan hawa nafsu menahan lapar dan haus, di momen lebaran mari
kita tundukkan juga amarah, dendam, dan perasaan luka yang kita simpan
diam-diam dan merawatnya dengan ego yang membatu. Kita lebur agar mencair dan
mengalir ke muara kata maaf (terikhlas) dari lubuk hati yang paling dalam.
Kata maaf yang tulus
akan terlihat mengapung ke permukaan tatap mata yang cemerlang. Tatap mata yang
bersih dari amarah, dendam, dan luka. Sejatinya semua itu tidak sulit dilakukan
apabila ada keinginan melepaskan beban yang selama ini kita pikul. Beban berupa
amarah, dendam, dan luka yang tidak ada manfaatnya sama sekali.
Di momen lebaran,
baiklah jangan hanya liburan yang dikedepankan. Yang lebih utama leburan. Melebur kesalahan antarsesama. Saling memaafkan, itulah inti dari
ucapan ‘minal aidin walfaidzin’ yang artinya ‘semoga kita semua termasuk orang
yang kembali.’ Pertanyaannya, kembali apa? Yaitu kembali kepada fitrah ‘manusia
yang suci.’
***
Tahlilan di rumah duka
tadi malam, dari dalam ruang tamu saya menatap ke arah teras. Tiga bulan lalu
(100 hari lebih) ia menyalami kami, menyambut kedatangan kami para pentakziah
hadir ke rumahnya untuk tahlilan bagi arwah istrinya. Malam ini, anak mantunya yang
menggantikannya menyambut kedatangan kami, menyalami kami.
Kehadiran kami para
pentakziah untuk tahlilan bagi dirinya yang kami antar ke pemakaman kemarin
siang sebelum zuhur. Ia sudah beristirahat di pusara yang gelap gulita,
berdekatan dengan makam istrinya yang pulang tiga bulan lalu mendahuluinya. Makam
mereka bisa didekatkan karena nego dengan petugas penggali makam.
Bagaimana (kerukunan atau
ketidakrukunan) suami istri itu selama hidup mereka, tidak ada yang tahu persis
kecuali Allah SWT Yang Maha Melihat dan para Malaikat para pencatat amal. Tetangga
dekat mereka mungkin pernah tahu atau mendengar keributan kecil. Atau ‘dicurhati’
sebatas yang bisa dicurhatkan dan disimpan jadi rahasia.
Bagaimana pula suami
istri itu kembali dipertemukan di alam kubur, hanya Allah SWT Yang Maha Tahu. Jodoh
dunia khirat kata orang, agak luas tafsiran artinya. Saking luasnya,
masing-masing orang punya tafsiran sendiri-sendiri atau bisa menafsirkan
menurut versinya masing-masing. Satu sama lain tidak akan sama persis. Begitu kira-kira.
Komentar
Posting Komentar