Wake up Call

ss video music Maroon 5 - Wake Up Call

Usai musim kemarau, masuk musim penghujan, akan ada bencana banjir, tanah longsor, puting beliung. Ketiga bencana tersebut dikategorikan bencana
hidrometeorologi (bencana faktor cuaca).

Banjir di sebagian wilayah kota Bandar Lampung (Minggu, 25/2) dan puting beliung di Rancaekek, Jatinangor, Bandung (Kamis, 22/2) adalah contoh kecil dari bencana yang luput dari kewaspadaan.

Mestinya begitu musim penghujan tiba, mitigasi bencana harus dilakukan. Manusia kadang egois terhadap alam, memandang alam hanya sebatas untuk kegunaan bagi kepentingan hidup manusia.

Banjir akibat curah hujan yang tinggi dan puting beliung terbentuk dari awan cumulonimbus yang memiliki karakteristik menimbulkan terjadinya puting beliung, tergantung labilitas atmosfernya.

Copernicus Climate Change Service (C3S) Uni Eropa mencatat tahun 2023 (selama 12 bulan berturut-turut) bumi telah mengalami suhu lebih panas 1,5o Celsius dibandingkan era pra industri 1850-1900.

Hal itu berdampak muncul sejumlah fenomena alam, terjadi perubahan pada beberapa bagian bumi. Kondisinya tidak sama dengan kondisi beberapa abad silam. Abad ini suhu lebih panas.

Suhu lebih panas itu, tanpa disadari merupakan ancaman bagi ekosistem. Gelombang panas, kekeringan (kelangkaan air), banjir, dan puting beliung adalah gambaran bencana di masa depan.

Indonesia tak luput dari imbas perubahan pada beberapa bagian bumi tersebut. Musim kemarau dan penghujan kapan datangnya, tidak lagi terjadi secara alamiah seperti puluhan tahun lampau.

Dahulu, musim kemarau biasanya terjadi bulan April—Oktober dan musim penghujan bulan Oktober—April. Kini kemarau dan penghujan tidak mesti terjadi di rentang bulan tersebut.

Ketika bulan April, mestinya sudah masa musim kemarau, tetapi masih ada hujan. Pun sebaliknya, ketika masuk bulan Oktober, mestinya sudah ada hujan ternyata kemarau terik masih melanda.

Perubahan musim ekstrem itu dipicu pemanasan global yang masif, emisi karbon kendaraan dan pabrik, kebakaran hutanlahan (karhutla) yang setiap tahun terjadi di Sumatra dan Kalimantan.

Sebagian wilayah Pulau Sumatra dan Kalimantan tanah gambut yang mudah terbakar. Di samping itu, hutan mangrove di pesisir pantai berpotensi dalam penyerapan karbon, justru dieksploitasi.

Hutan mangrove yang dahulu luas di pesisir Jakarta Utara dan Tangerang, secara sengaja dan sadar dieksploitasi dan dialihfungsikan menjadi permukiman mewah, perkantoran, dan mal.

Berapa ribu hektar hutan mangrove di pesisir Jakarta utara dan Tangerang yang disulap jadi perumahan elit di PIK 1 dan PIK 2 seperti Garden House, Crown Golf, Goldcoast dan yang lainnya.

Jika tidak ada upaya mencegah dan penyelamatan sisa hutan mangrove yang ada, maka mitigasi dalam mengurangi emisi karbon tidak akan bisa menyelamatkan ancaman suhu panas nantinya.

Ada 600 ribu hektar hutan mangrove di kawasan pesisir yang perlu direhabilitasi. 400 ribu hektar di antaranya perlu dikonservasi. Akan dilakukan Kemenko Marves kerja sama dengan World Bank.

Sebuah kabar baik yang menggembirakan. Itulah upaya buat menjamin kelangsungan hidup anak cucu nanti agar selamat dari ancaman bencana, selain meningkatkan kesadaran serta mitigasi.

Suhu terlampau panas yang terjadi di rentang bulai Juni—September 2023, patut jadi warning dan sebuah wake up call bagi kita semua sebagai upaya mitigasi dalam mengurangi emisi karbon.


Hiburan sejenak:

Maroon 5 – Wake Up Call (Official Music Video)

https://www.youtube.com/watch?v=dkQ0OJ5Byls


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kursi Roda Ibu Ani

Angin Laut Pantura

Rumah 60 Ribuan