Kita Semua Manusia
![]() |
Foto kenangan wisata di Air Panas kaki Gunung Seminung, Danau Ranau, 8 Agustus 1985 (foto koleksi pribadi) |
Air Mata
Dewa 19
Di balik segala duka
Tersimpan hikmah
Yang bisa kita petik pelajaran
Di balik segala duka
Tersimpan hikmah
Yang ’kan mungkin jadi cobaan
Lirik lagu “Air Mata” Dewa 19 perlu saya kutipkan di
awal tulisan kali ini. Terkait kabar duka dari Pacitan, Mas Katimin, suami mbak
Partiningsih, pulang ke Haribaan Ilahi Rabbi, setelah cukup lama tak berdaya di
atas kursi roda.
Stroke dinyatakan sebagai penyakit pembunuh nomor 1
di Indonesia. Disusul oleh penyakit jantung koroner, diabetes mellitus,
tuberkulosis, komplikasi hipertensi, gagal ginjal, kanker, dan semua penyakit
autoimun (ada 6 jenis).
Kembali ke kabar duka di atas. Sewaktu pulang ke
Pacitan akhir Juni 2021, kami sempat nengok beliau. Rupanya stroke yang
dideritanya cukup parah, bicara sudah cadel dan sama sekali tidak bisa
mengingat siapa kami.
Di sela-sela menengok itu, melalui pesan WhatsApp,
anak kami Kemal Fasha Bhaskara mengabari kalau siang itu ia akan menjalani tes
wawancara pada sebuah media berita digital di Jakarta. Ia memohon bantu
didoakan.
Serba daring. Begitulah, bimbingan tugas akhir
dengan dosen via WA. Ujiannya via zoom. Nah, saat tes kerja pun sama. Tes
kemampuan akademik, psikotes, dan wawancara via zoom. Bahkan negosiasi salary
pun, cukup daring aja.
Semua proses tes recruitment kerja itu ia jalani
dari kamar kost di Jogja. Gen Z, Coy. Bahuela masih nenteng-nenteng stopmap
berisi berkas lamaran dari kantor ke kantor. Kayak lagunya Iwan Fals ”Sarjana
Muda”. Baby Boomers, Coy.
Ya, sudah, di sela-sela mengobrol itu, saya
keluarkan hape dari kantong dan membuka aplikasi Al-Quran digital. Setelah
bershalawat dan kirim alfatihah kepada Rasulullah, saya bacakan surah Yaa Siin
dan doa untuk kesuksesannya.
Mampir nengok itu sekalian berpamitan kami akan
kembali ke Lampung. Setelah suguhan kopi susu panas tandas kami cecap,
perjalanan pulang kami lanjutkan. Mampir dan menginap satu malam di Jogja,
jebule digoyang gempa.
Peristiwa 28/6/2021 pukul 05.15.29 WIB itu jadi
kenangan tersendiri. Pusat gempa 8.49 LS, 110.59 BT berlokasi 55 km Barat Daya
Gunungkidul, magnitudo 5,3, kedalaman 48 km. Selalu ada peristiwa sekitar kita,
suka maupun duka.
Sampai di Lampung, kembali anak mengirim pesan
WhatsApp memberitahu jika ia diterima sebagai karyawan di platform media
digital tersebut. Alhamdulillah syukur. Maka terhitung 1/7/2021 ia work from
home dari Jogja.
Saat itu sedang diberlakukan PPKM Darurat (3—20
Juli) yang kemudian dilanjutkan PPKM Level 4 (21—25 Juli), praktis membuatnya
terkurung lockdown yang ketat. Begitu ada gelagat pelonggaran, ia ancang-ancang
untuk pulang.
Saya bersama istri ngecek ke pool bus tentang
persyaratan perjalanan. Cukup tes antigen negatif (1x24 jam), kami infokan
kepadanya. Ia pun berkemas, barang dan motor dipaketkan. Sabtu siang
(31/7/2021) ia berangkat.
Minggu (1/8/2021) siang ia sampai rumah, sejak itu ia WFH di rumah. Mulai WFO 1/9/2022. Tak terasa satu tahun ia WFH di rumah. Nggak ngekos, mangan turu nang omah dewe. Gaji utuh iso nabung, Wah, sugih sampeyan, Nang!
Menangislah bila harus menangis
Karena kita semua manusia
Manusia bisa terluka
Manusia pasti menangis
Dan manusia pun bisa mengambil hikmah
Duka maupun suka akan selalu menghampiri manusia. Di
balik segala duka tersimpan hikmah yang bisa kita petik pelajaran. Di balik
segala suka tersimpan hikmah yang ’kan mungkin jadi cobaan. Begitu senandung
Dewa 19.
Duka atas wafatnya Mas Katimin, Dewa 19
mengisyaratkan melalui lirik lagu ”Air Mata” di atas; menangislah bila harus
menangis. Duka membuat sedih karena hati terluka. Menangis boleh, tetapi akan
ada hikmah di baliknya.
Suka karena anak kami kini sudah WFO di Jakarta,
kembali merasakan merantau, melatih diri agar semakin dewasa dan mandiri.
Sangat kami syukuri. Syukur atas anugerah-Nya. Ini hikmah terindah. Karena kita
semua manusia.
Suka karena anak kami kini sudah WFO di Jakarta, kembali
merasakan merantau, melatih diri agar semakin dewasa dan mandiri. Sangat kami
syukuri. Syukur atas anugerah-Nya. Ini hikmah terindah. Karena kita semua
manusia.
Komentar
Posting Komentar