Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2025

Tulisan Random

Agak santai, telah saya kirim puisi untuk dua even menulis puisi bertema bencana, menyikapi kejadian banjir bandang yang melanda sebagian daerah Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat. Satu even lainnya menulis puisi bertema lansia, untuk penyair uisa 60+. Saya saling mengingatkan dengan kawan penyair di Banjarmasin agar jangan sampai lupa mengirimkan karya puisi apabila sudah siap. Kami jadi satu buku di “Semesta Ingatan – Tragedi dan Imaji Kebebasan” atau mungkin juga di buku antologi puisi lainnya. Belum saya perhatikan betul, sudah berapa buku bersama dengannya. Dengan Wijatmoko BS sudah beberapa buku bareng sebagai kontributor. Mulai sejak di buku “Si Binatang Jalang” hingga yang masih hangat (yang terbaru) “A Tribute to Pipiet Senja.” Untuk buku antologi puisi “A Tribute to Pipiet Senja” sedang dalam perjalanan, dari Jakarta dikirim via J&T kemarin, mungkin besok siang akan sampai di teras rumah. Buku “Sipakamase” dari Makassar belum ada konfirmasi sudah mulai pengirim...

Negeri Ora Genah

Masih menyoal buku “Kitab Omon Omon” yang Sabtu (6/12) siang tiba di teras rumah, pada mulanya saya terkejut, tapi kemudian perasaan bungah bermekaran  di hati. Puisi saya yang termuat di halaman terakhir buku sebab nama saya ada di urutan terakhir secara alfabetis, dibacakan Bapak Tri Agus Susanto, Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa “APMD” Yogyakarta dan diunggah di akun Instagram miliknya (@tasspijar). Bapak Tri ini yang memberi kata pengantar pada buku memuat 94 puisi humor politik dari 94 penulis (penyair murni dan penyair nyambi thok ) dari seluruh Indonesia. Kenapa saya tulis murni dan nyambi thok ? Karena latar belakang yang sangat beragam. Ada akademisi (guru dan dosen), ada birokrat dan alih profesi jadi legislator, ada yang (unik) mengenalkan diri di bionarasi sebagai tukang sol sepatu yang hobi baca dan menulis puisi. Ada yang menyatakan diri sebagai ‘perempuan biasa’. Hasil tangkap layar Instagram Tri Agus Susanto (@tasspi...

MBG Lansia

Lhoh, ternyata bukan hanya anak usia lima tahun ke atas (usia sekolah TK hingga SMA/SMK/MA) saja yang dapat bagian MBG (makanan bergizi gratis), melainkan anak balita, bumil (ibu hamil), busui (ibu menyusui), bahkan lansia pun dapat. Tercuat tadi ketika ke posbindu (pos pembinaan terpadu). Saya agak kesiangan ke posbindu sehingga keburu bubar. Untung bidan masih keliling dari rumah ke rumah mendatangi lansia yang terbatas fisiknya untuk pergi ke posbindu. Saya pun menyusul ke rumah di mana tempat bidan itu berkunjung dan memeriksakan tekanan darah di rumah warga itu. Seperti saya tulis di  blog  ini 6 Desember (judul: TKS, JSAT, dan Tensi), barangkali ada perbedaan merek alat ukur tensi darah sehingga hasilnya berbeda-beda. Benar belaka, diukur di klinik faskes, tensi saya 134/79 dan ketika saya ukur dengan alat sendiri di rumah, hasilnya 138/81. Tadi, diukur bidan posbindu, hasilnya tensi saya 142/76. Jadi, kesimpulannya, tensi darah akan naik turun mengikuti kondisi tu...

“Kitab Omon-Omon”

Kemarin sekira pukul 10:00 masuk pesan whatsapp memperkenalkan diri sebagai kurir lion parcel, akan mengantar paket dan minta saya menyiapkan uang Rp14K untuk pembayaran ongkos kirim sistem COD. Disebutkan paket dari (dituliskan namanya) di Jogya. Oh, saya mafhum, itu paket buku “Kitab Omon-Omon” berikut kaos dengan tulisan sama seperti sampul buku. Berhubung saya akan kontrol tensi ke klinik, saya tinggalkan uang Rp15K di bawah taplak meja teras dan mengirim whatsapp kepadanya, berpesan agar paket taruh saja di meja dan silakan ambil uang ongkos kirim COD di bawah taplak meja. Pukul 12:26 ada panggilan masuk, tapi tidak terdengar oleh saya. Diikuti satu menit kemudian pesan whatsapp dan foto paket ditaruhnya di atas meja. (entah mengapa ponsel saya suka begitu, jika saya sedang berada di luar rumah, maka setiap kali ada panggilan telepon masuk tidak terdengar suara nada deringnya). Karena itu, saya mesti rajin membuka ponsel untuk memastikan ada yang menelepon atau tidak dan se...

TKS, JSAT, dan Tensi

Ada gunanya beli alat ukur tensi. Sewaktu program menurunkan tensi minggu-minggu belakangan, bisa memonitor progresnya, seberapa efektif obat kimia dan/atau obat herbal. Atau perpaduan keduanya. Kebetulan yang saya lakukan adalah perpaduan keduanya. Bagaimana hasilnya? Perkembangannya cukup signifikan. Dalam dua minggu tensi darah kembali normal. Namun begitu, untuk lebih memastikan, karena hari ini jatah obat kimia habis, maka nanti tetap akan kontrol lanjutan ke dokter kendati tensi darah sudah kembali ke standar ukuran normal. Ya, barangkali saja ada perbedaan, misalnya karena brand alat digital berbeda karena dari pabrikan berbeda atau ada pengaruh sesudah makan pagi sehingga ada lonjakan kolesterol juga. Darah tinggi atau bahasa medisnya hipertensi dipicu oleh banyak macam faktor. Tingginya kadar kolesterol dalam darah membuat darah mengental dan menimbulkan plak di arteri sehingga terjadi penyumbatan aliran darah. Bisa jadi juga dipicu kecapekan atau kurang tidur bagi orang ...

Tangan Manusia

Tadi saya salat jumatan di Masjid Ad-Du’a jalur dua Jl. Sultan Agung PKOR, Wayhalim. Khatib mengutip QS. Ar-Rum : 41 yang bunyinya seperti berikut: dhaharal - fasâdu fil - barri wal - ba ḫ ri bimâ kasabat aidin - nâsi liyudzîqahum ba ‘ dlalladzî ‘ amilû la ‘ allahum yarji ‘ ûn (Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia. (Melalui hal itu) Allah membuat mereka rasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka agar mereka kembali (ke jalan yang benar). Di salah satu grup whatsapp ( bejibun  jumlah grup whatsapp yang meringkus nomor telepon saya sebagai anggota), sebuah video ustaz Zulkifli M. Ali yang ceramah satu minggu sebelum tsunami Aceh (26/12/2004). Ia melihat tanda-tanda Aceh akan ditimpakan bencana dan musibah oleh Allah SWT. Oleh karena itu, ia mengajak ayah bunda dan adik-adiknya untuk hijrah ke Sumatra Barat, tapi ayah bundanya menolak dengan alasan adik-adiknya hendak menempuh ujian akhir di sekolah. Jemaah salat jumat di Masjid Ad...

Hai hai Siapa Dia

Dulu, dulu banget, ada kuis “Hai hai Siapa Dia” dengan lagu latar “Payung Pantasi” karya Hendri Rotinsulu di TVRI tahun ‘90an. Kita flash back ke zaman tivi tabung dan masih hitam putih. Kuis ini menghadirkan tamu pemeran lakon tertentu dan memperagakannya. Tugas menebak yang mana atau siapa yang palsu, itulah tantangan para peserta kuis hai hai siapa dia. Nah, beberapa hari ini saya dibingungkan adanya penelepon nongol nomor, bukan nama. Artinya, nomor si penelepon tidak atau belum tersimpan di daftar kontak pada telepon pintar saya. Semua nomor yang saya masukkan ke kontak, akan tersimpan di google . Kalaupun saya ganti telepon, rombongan nomor kontak itu dengan sendirinya ikut juga hijrah ke memori telepon baru saya. Itu pertama. Kedua, saya dibingungkan views yang melonjak di blog saya kemarin (tanggal 3 Desember 2025) mencapai 469. Yang lebih tinggi lagi dari itu, terjadi pada  26 September 2025 views mencapai 841. Saya jadi ber takon - takon , hai hai siapa dia para p...

“Kang Mus” Berpulang

Terbaca pesan, “Inna lillahi wainna ilaihi roji’un, telah berpulang ke Rahmatullah Epy Kusnandar bin Erning Sutarsa. Wafat pada tanggal 3 Desember 2025 pukul 14.24 WIB.” Itu kabar duka atau berita lelayu yang disampaikan Karina Ranau (istri Epy) melalui Instagramnya. Saya pernah nulis perihal Kang Epy ini di blog ini, menceritakan Kang Epy mudik ke Ranau (kampung halaman Karina). Kang Epy menemukan keseruan menunggu durian runtuh bersama tetangga di gubuk tengah kebun durian yang ada di Desa Rantau Nipis, Kecamatan Banding Agung Ranau. Kang Mus, si Preman Pensiun | foto: Media Indonesia | Kenapa saya tertarik mengangkat cerita perihal Kang Epy Kusnandar yang seru-seruan menunggu durian gugur (istilah penduduk setempat). Karena saya dan istrinya bertetangga desa satu kecamatan, namun beda etnis. Istri Kang Epy, Karina Ranau beretnis Semendo Ogan dan saya beretnis Ranau. Konon pula, ada kisah berdirinya kerajaan di Rantau Nipis ketika Lumia Ralang Pantang melakukan petualangan ...

Dari Even ke Even (Lagi)

Ada beberapa buku antologi sedang kunanti, ada yang sedang proses penerbitan dan peluncuran, ada yang baru membuka even berkait dengan timing suatu kejadian atau peristiwa di luar kendali dan kehendak manusia. Seperti bencana air bah dan banjir bandang di Aceh, Sumut, dan Sumbar 27 November lalu. Saya pernah memosting dengan judul serupa ini. Tepatnya "FSY, Dari Even ke Even" pada 20 Juni 2025, yaitu berkait dengan even Festival Sastra Yogyakarta. Dua kali saya kirim puisi untuk even ini, tapi tak lolos kurasi. Yang saya tunggu, yaitu buku "Kitab Omon Omon", "A Tribute to Pipiet Senja", dan "Sipakamase." Dari even ke even, dari lolos kurasi ke lolos kurasi, dari antologi ke antologi, bertambah banyak buku yang mencatatkan identitas diri ini. Bertambah sering "satu buku" dengan penyair "si Anu". Ada beberapa buku disertai sertifikat. Ini agak langka, kekecualian. Hanya komunitas tertentu. 

Jaga Keseimbangan (2)

Subuh ketika pulang dari salat di masjid, saya tengadahkan wajah ke langit. Subhanallah, saya disuguhi pemandangan menakjubkan. Butiran bintang menghias langit yang hijau bersih. Dalam hati saya membatin, tumben sekali langit secerah ini. Bintang yang biasanya tidak tampak jadi terlihat jelas begitu cemerlang. Apakah itu cara Allah SWT menjawab atau membalas, bahwa di balik dahsyatnya bencana yang melanda Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat, ada kekuasaan lain dariNya, berupa suguhan keindahan langit yang hijau bersih dihiasi bintang-bintang berkilauan. Di balik MurkaNya, ada Kasih SayangNya. Apakah itu cara Allah SWT mempertontonkan bagaimana Dia menjaga keseimbangan antara menurunkan bencana sebagai batu uji bagi ketaatan manusia terhadap perintahNya, untuk tidak membuat kerusakan di muka bumi, dan membentangkan keindahan alam semesta yang Dia jaga kemurniannya kendati manusia tak henti berulah merusaknya. Sembari berjalan menuju rumah tak henti-henti saya bertasbih memuji Keagun...