Langsung ke konten utama

Empat Musim di Arab

Jabal Uhud, salah satu tempat yang dikunjungi jemaah umrah saat city tour di Kota Makkah. ( foto: dokumen pribadi)

Saat yang tepat sudah lewat. Tetangga baru pulang dari ibadah umrah. Dia bercerita, tidak betah dengan dinginnya suhu di Madinah yang kayak es. Sejak lama kami selalu menyetel TV Kingdom of Saudi Arabia, menonton live kegiatan ibadah umrah di Masjidil Haram. Memang, saya lihat suhu saat dini hari di sana 18° C, bersamaan dengan waktu subuh di sini.

Kapan waktu yang dirasa tepat untuk ibadah umrah, baik di Madinah maupun di Makkah? Sebelum didapat jawaban, baiknya diketahui lebih dahulu. Arab Saudi mengenal empat jenis musim. Winter (musim dingin) pertengahan Desember sampai pertengahan Maret, suhu 10°-20° C. Spring (musim semi) pertengahan Maret sampai pertengahan Juni, suhu 20°-30° C.

Summer (musim panas) pertengahan Juni sampai pertengahan September, suhu 40° C lebih. Autumn (musim gugur) pertengahan September sampai pertengahan Desember, suhu 25°-35° C. Jika ditanya kapan waktu yang tepat? Semua waktu tepat. Umrah dan haji bergantung panggilan Allah. Banyak orang berduit dan sehat, tapi tidak berangkat-berangkat.

Pertanyaan lagi, kan, kenapa belum atau tidak juga berangkat-berangkat? Karena belum dapat panggilan Allah SWT. Jadi, jika sudah dapat panggilan, badan sehat, dan bekal cukup, maka bisa berangkat tanpa tapi. Di situlah sakral dan agungnya ibadah haji dan umrah. Untuk menjawab kapan waktu yang dirasa tepat, silakan pilih dewek dari 4 jenis musim di atas.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kursi Roda Ibu Ani

Kursi roda Ibu Ani dan kesetiaan Pak SBY menungguinya di rumah sakit. Bagaimana bisa melahirkan novel yang menceritakan perjuangan penyintas kanker seperti di buku “Seperti Roda Berputar” tanpa mengikuti proses dari mula hingga kini? Pertanyaan itu yang bersarang di pikiranku. Sewaktu mudik ke Pacitan 21 Mei hingga 3 Juni 2024, kami mengeksplor Museum dan Galeri SBY-ANI. Satu foto memperlihatkan kesetiaan Pak SBY menunggui Ibu Ani di National University Hospital Singapura. Foto Ibu Ani duduk di kursi roda sementara Pak SBY duduk di tepi hospital bed yang biasa Ibu Ani tiduri selama dirawat. Kaki Pak SBY menjuntai. Foto menggambarkan keduanya berhadap-hadapan sambil berbincang akrab. Saya sebenarnya penasaran, apakah Pak SBY menulis buku tentang masa-masa Ibu Ani dirawat hingga wafat. Seperti yang dilakukan Pak BJ Habibie, pasca-meninggalnya Ibu Ainun Habibie, Pak Habibie dilanda demam rindu. Guna memadamkan kerinduan kepada Ibu Ainun itu, Pak Habibie mulai menuangkan perasaan...

Sastra Jalan-jalan

Siang baru saja melanjutkan perjalanan menuju barat, setelah istirahat sejenak di waktu zuhur, yang ditandai Matahari tepat di atas kepalanya. Tak lama sekira pukul 14:12 Kakang Paket datang mengantarkan kiriman buku dari Taman Inspirasi Sastra Indonesia. Komunitas sastra disingkat TISI pimpinan Bang Octavianus Masheka, ini baru saja usai merampungkan proses produksi dan terbitnya buku antologi “Bahasa Ibu, Bahasa Darahku” yang merupakan puisi bahasa Indonesia dan bahasa daerah masing-masing penulisnya. Buku-buku yang joss tenan Ada 100 orang penulis puisi dwi bahasa yang terhimpun di dalam buku bersampul merah menyala dengan gambar sampul siluet wajah Ibu yang di wajah, leher, dan dadanya dihiasi taburan wajah penulis puisi yang sengaja di- crop tertinggal bagian dada dan kepala saja. Sebelum buku “Bahasa Ibu, Bahasa Darahku” terlebih dahulu tiba di rumah buku “Zamrud” yaitu antologi puisi Dari Negeri Poci seri ke-15 yang saat datang kebetulan saya sedang tidak berada di rumah ...

Jangan Sakit Deh

“Jangan pernah sakit. Teruslah sehat dan berbahagia. Sakit itu sepi, menyakitkan, dan tentu saja mahal.” (Rusdi Mathari). Demikian terbaca di buku “Seperti Roda Berputar: Catatan di Rumah Sakit.” Buku merangkum catatan Rusdi Mathari yang menderita kanker saat-saat menjalani perawatan dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain. Sebenarnya Rusdi Mathari pengin menulis novel tentang sakit yang ia derita dan bagaimana ia mengupayakan kesembuhan dengan menjalani rangkaian pengobatan secara runtut tahap demi tahap. Dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain silih berganti, ditangani dokter berbagai spesialis yang berkaitan dengan sakit kankernya. Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih. Rusdi Mathari meninggal di Jumat pagi, 2 Maret 2018. Novel yang ceritanya ia bayangkan akan demikian kompleksitas sekaligus melankolis tidak terwujud. “Seperti Roda Berputar” hanyalah memuat sebagian catatan di rumah sakit yang sempat ia tulis dan terbit di Mojok.co. Pemerintah menghapus kelas 1,...