Kuliner Surabaya
![]() |
Sepiring lontong balap 'asli' Pak Gendut terhidang dan siap disantap. |
Google sejak kemarin menaburkan balon-balon di foto akun google sebagai apresiasinya pada ulang tahunku. "Happy Birthday Zabidi" terbaca di sana. Selalu begitu dari tahun ke tahun di setiap ulang tahunku. Anda tentu juga mengalaminya jika user name akun google Anda jelas. Lain hal bila user name dan tanggal lahir ngasal.
![]() |
Terima kasih Google untuk ucapan 'Happy birthday' dan taburan balonnya. |
Sebagai penanda terima kasih pada google yang rajin memberi ucapan 'happy birthday' dan sebagai bentuk terima kasih pada diri yang masih sehat dan panjang umur, tadi malam (Senin, 28/10) bersama istri, anak, mantu, dan kerabat yang ada di Surabaya, kami menikmati kuliner Surabaya, lontong balap Pak Gendut.
Pada dinding ada tulisan 'lontong balap asli Pak Gendut'. Mengapa ada kata 'asli' disisipkan? Tentu untuk menegaskan bahwa Pak Gendut lah orang pertama yang menciptakan istilah 'balap' pada usaha kuliner lontong. Sejarahnya, para penjual seperti balapan (setengah berlari) memikul dagangan dari rumah menuju tempat berjualan.
Lontong balap Pak Gendut di Jl. Embong Malang 38 tercantum nomor 1 di situs kuliner Surabaya. Baru diikuti lontong balap lainnya. Ada lontong balap Rajawali, Pak Dul, Cak Waidi, Pak Wahyu, Cak No, Mbah Ato (Patua), dan Pak H. Woko. Nomor 1 atau sekian tentu soal siapa yang mengurutkannya, tapi soal rasa tentu lidah tak bisa bohong.
Komentar
Posting Komentar