Pertolongan Allah Amat Dekat


Sekilas saya mengulang cerita mengenai anak bungsu kami yang diterima bekerja di sebuah platform media berita digital di Jakarta, namun masih WfH dari Jogja, membuat kami ”setengah tenang.”  Tetapi, mengingat varian Delta B.1.617.2 yang akhirnya sampai juga ke Jogja, tak ayal ”setengah galau” tetap saja melingkupi pikiran kami (saya dan istri tercinta), terutama Ibunya. Kebawa-bawa pikiran bercabang-cabang, asam lambungnya naik. Harus nguntalin beberapa macam obat agar sehat.

Hampir seluruh kost-kost-an di seantero Jogja sepi penghuni, sejak pembelajaran jarak jauh diterapkan di kampus-kampus, praktis mahasiswa di Jogja pulang ke kampungnya msing-masing dan mengikuti perkuliahan secara daring. Bimbingan tugas akhir dengan dosbim pun dilakukan lewat pesan WhatsApp. Ujian tugas akhir pun tak urung juga dijalani secara daring. Bahkan wisuda pun tak luput dilaksanakan secara daring. Beruntung anak kami, ia bisa ikut wisuda secara luring di kampusnya.

Sebulan pasca-ujian tugas akhir, berkah datang. Ia ditawari Mas sepupunya ikut proyek editing video untuk platform Youtube Dunia Game. Meski hanya dikontrak enam bulan (November 2020April 2021), lumayan untuk tambah-tambah pengalaman kerja yang bisa dicantumkan di CV, Portfolio, dan LinkedIn. Sembari kerja paruh waktu dari rumah itu, ia sebar lamaran ke berbagai loker yang infonya ia dapat dari internet. Di akhir masa habis kontrak enam bulan itu ia sudah mulai rangkaian wawancara untuk tahap awal.

Begitu selesai kontrak enam bulan di Dunia Game, ia pulang ke Lampung karena akan tiba bulan Ramadan. Cukuplah tahun lalu ia puasa di kost-an karena kena lockdown. Meski sejak puasa hingga lebaran di kost-an dan tak menikmati ketupat opor masakan ibunya, toh dapat sajian ketupa opor dari ibu kost-nya. Pertolongan Allah amat dekat, berkah hadir meski jauh dari orang tua. Yang jelas bisa ngelakoni apa rasanya lebaran di perantauan, jauh dari orang tua yang begitu menyayangi.

Anak kami Kemal dan sirkel pertemanannya, saling support dalam kebaikan itu, baik.

Sehabis lebaran ia balik ke Jogja karena ada temannya yang mau wisuda. Sirkel pertemanan yang akrab itu diejawantahkan dengan saling dukung. Saat ia diwisuda Maret lalu, teman-temannya support. Bahkan di hari ketika ia melakoni ujian tugas akhir di kost-kost-an, teman-temannya menunggu hingga selesai. Puncaknya mereka rayakan kemenangan itu dengan berfoto bersama, lalu diunggah ke Twitter berikut ucapan selamat. Pas temannya yang wisuda, saatnya ia ganti kasih support.

Ketika kami ke Pacitan 18 Juni, mampir menginap di eL-Royal Hotel Jogja, bisa ketemuan dengannya dan makan bareng. Kami lanjut ke Pacitan, ia tak bisa ikut karena ada wawancara lanjutan, katanya. Pulang dari Pacitan 27 Juni, menginap lagi di Harper Malioboro Hotel. Lagi-lagi si anak bungsu ini tak mau diajak pulang bareng. Katanya pertengahan bulan baru akan balik, sayangnya mulai tanggal 3 Juli diberlakukan PPKM Darurat. Akhirnya kembali tertahan, menunggu datang masa pelonggaran.

Alhamdulillah, selama perjalanan pergi dan pulang LampungPacitan, tak ada aral melintang. Badan sehat hingga kembali ke Lampung pada 1 Juli. Berkah datang, tepat bersamaan diberlakukannya PPKM Darurat, anak kami mengabarkan bahwa ia diterima bekerja di sebuah platform media berita digital di Jakarta. Syukur Alhamdulillah. Pertolongan Allah amat dekat. Disaat pandemi Covid-19 banyak perusahaan merumahkan karyawannya, ia justru mendapat pekerjaan. Subhanallah.

Oke, sementara WfH dari Jogja untuk beberapa waktu menunggu kalau ada celah sehingga bisa pulang ke Lampung. PPKM Darurat (320 Juli) ternyata diperpanjang menjadi PPKM Level 4 (2125 Juli), ditambah maning (26 Juli—2 Agustus). Saya dan ibunya bergerilya mencari informasi ke beberapa armada bus yang punya trayek Lampung–Jogja, apa persyaratan yang harus dipenuhi calon penumpang. Ada armada yang patuh pada aturan pemerintah, harus ada kartu vaksin. Ada yang cukup hasil tes antigen negatif (1 x 24 jam) saja.

Ada gelagat terjadinya pelonggaran di akhir masa perpanjangan PPKM Level 4. Setelah fix bahwa syarat perjalanan cukup hanya hasil tes antigen negatif (1 x 24 jam), kami infokan ke si anak. Ia pun gegas berkemas, sebagian barang-barangnya ia kirim lewat jasa pengiriman barang termasuk sepeda motornya. Lalu di pagi Sabtu (31/7) ia tes antigen dan siangnya berangkat ke Lampung. Minggu (1/8) pagi jelang siang sampai rumah. Alhamdulillah di perjalanan lancar jaya. Pertolongan Allah amat dekat.

Allahumma soyyiban nafian (Yaa Allah, turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat)”. (HR. Bukhari no. 1032). Berkah datang. Kedatangannya disambut hujan yang deras. Beberapa minggu tak turun hujan, tetiba hujan demikian deras, tak ayal sampah-sampah dan dedaunan yang berserakan di jalan dikirim air hujan ke mana-mana. Pemandangan lingkungan yang kotor menusuk mata. Ah, jangan-jangan virus penyakit pes dari tikus-tikus got akan menyatroni warga. Hati-hati, Bosque.

Senin (2/8) tiba. Orang-orang dicekam perasaan was-was, menggantung tanya. Kira-kira PPKM Level 4 bakal diperpanjang atau tidak. Dan, tratamtam... Presiden Jokowi mengumumkan perpanjangan PPKM Level 4 (3–9 Agustus). Di beberapa daerah JawaBali levelnya diturunkan dari 4 menjadi 3. Wes mbuh lah, opo karepe pemerintah iki. Sing penting anak kami wes bali nang omah. Wes nang ngarep moto ibune. WfH dari Lampung, mangan turu sanding ibune. Wes, pertolongan Allah amat dekat.

Semoga pertolongan Allah senantiasa dekat. Datang menghampiri mereka yang batinnya ngejerit karena kena PPKM. Firman Allah dalam QS. At-Talaq [65] : 2-3 ; ”Waman yattaqillaha yajal lahuu makhrajaa wa yarzuquhu min haitsu laa yahtasib (Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya). Mari, jangan jemu-jemu bertakwa kepada Allah agar pertolongan-Nya mendekat.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kursi Roda Ibu Ani

Angin Laut Pantura

Rumah 60 Ribuan