Ramadan (Penghulu yang Dirindu Kembali Datang)
![]() |
Sunset dibidik dari bukit SMPN 28 Bandarlampung (Jumat, 26 Mei 2017) |
/1/
Matahari
terakhir pulang memapah waktu yang kelu
Lindap di
balik samar bayangan hilal yang mengintip di kejauhan
Penghulu yang
lama dirindukan kembali datang
Bukan
sembarang penghulu, dialah penghulu bulan
Penghulu
yang akan mengijabkan semua penantian
Penantian
yang tak kunjung lekang diperam segala bulan
Mungkin keagungan
Ramadan bisa menyepuhnya
Ramadan yang
janjikan nikmat, ampunan dan pembebasan
Semua orang
menyucikan diri untuk menyambut kehadirannya
Menatahkan
takwa, lalu pulang ke jati diri, kembali ke fitrahnya
Penghulu
yang menurunkan Alquran pada malam qadar
Malam yang
nilainya lebih baik daripada seribu bulan
Pada malam
itu turun para Malaikat dan Ruh Jibril
Atas izin
Tuhannya, mengatur semua urusan
Sejahteralah
malam itu sampai terbit fajar
Angin
terakhir berdesau pulang menuju kekekalannya
Pada
ranting-ranting kering tak sudi ia bersemayam
Dia memiliki
lembah, tempat perhentian yang abadi
Inilah bulan
di mana saatnya kita membasuh daki dosa
Jangan
menganggap telah sempurna sebagai manusia
/2/
Bagaimana
sempurna bila masih menuhankan berhala
Menuhankan harta,
tahta, wanita, gengsi, dan hawa nafsu
Menuhankan
pekerjaan, kesenangan, dan segala tipu daya
Itulah
berhala-berhala yang melumurkan daki kesalahan
Karena ingkar
perintah Tuhan, memperturutkan Setan
Setan si pembangkang,
menolak bersujud kepada Adam
Karena merasa
punya pendirian teguh dipertahankan
Hanya kepada
Tuhan semata mereka mau bersujud
Meski Tuhan
katakan; manusia lebih mulia daripada mereka
Sama sekali
Setan tak sudi mengakuinya, bahkan menantang
Setan
membuat perjanjian akan menggoda anak cucu Adam
Tuhan pun
berkenan, mempersilahkan Setan melakukannya
Hanya
manusia yang tak kuat iman yang akan tergoda
Manusia yang
memelihara Setan-Setan kecil di dalam hati
Yang
cenderung menuhankan berhala dunia daripada Allah
Jika benar kita
manusia lebih mulia diciptakan daripada Setan
Mengapa kadar
ketauhidannya lebih rendah daripada Setan?
Dalam hal
tauhid, ternyata Setan lebih baik daripada manusia
Karena
Setan lebih kukuh pendirian, hanya sujud kepada Tuhan
Sedang manusia
masih cenderung mempersekutukan Tuhan
/3/
Di Ramadan
yang penuh berkah, maghfirah dan itkum min-annaar ini
Saatnya
belajar lagi, saatnya berguru lagi, saatnya memahami Setan
Mengapa
Setan berani membangkang perintah, enggan sujud ke Adam?
Karena
Setan memiliki akidah Tauhid yang jelas dan pantang menyerah
Setan juga
memiliki kejeniusan yang super dan organisasi yang terstruktur
Ketauhidan
Setan jelas, hanya kepada Tuhan semata mereka mau bersujud
Sedang kita
manusia, menciptakan Tuhan tandingan bagi Allah Azza Wajalla
Pendirian
Setan kukuh, sejak terusir dari Surga dan dijanjikan Neraka
Mereka
menggoda manusia untuk jadi teman mereka di dalamnya
Dan manusia
tak mampu melawan godaan, bahkan suka cita mengikutinya
Kejeniusan
Setan itu luar biasa, berbagai inovasi dipakai dalam merayu
Cara kerja
Setan terorganisasi, strategis, partisipatif, dan pemberdayaan
Tak berhasil
satu, yang lain maju menggantikan, sampai manusia tergoda
Tujuan
dipetakan dengan jelas, goalnya manusia tergelincir ke lembah dosa
Fokus mereka
mengarah pada sasaran yang jelas, manusia terperosok dosa
Kalau kita manusia
merasa adalah sebaik-baiknya penciptaan Tuhan
Mestinya
kita tak kalah pendirian dengan Setan sebagai hamba Tuhan
Tapi, di
mana kita sampirkan ketauhidan, di mana kegigihan dan fokus kita
Di bulan
Ramadan yang dijanjikan nikmat, ampunan dan pembebasan ini
Mari kita singkirkan
berhala-berhala dunia yang lebih kita Tuhankan
/4/
Kalau kita
manusia diciptakan Tuhan dengan derajat kemuliaan
Mestinya
ketauhidan kita tak kalah dengan Setan yang terkutuk
Tuhan hanya
menitahkan Ramadan bagi orang-orang yang beriman
Karena tidak
semua manusia yang beragama dipastikan beriman
Iman
ditunjukkan dengan takwa, tidak cukup sekadar beragama
Tuhan menetapkan
batasan yang jelas, antara beragama dan beriman
Beragama,
bisa jadi semua manusia mengaku dan ada barang buktinya
Selama semua
identitas diri mencantumkan agama yang dianutnya
Maka, sahlah
dia sebagai bagian dari orang-orang yang beragama
Tetapi, belum
tentu termasuk golongan orang-orang yang beriman
Iman
ditunjukkan dengan ketakwaan, tidak cukup sekadar kepercayaan
Maka,
perintah puasa hanya diserukan bagi orang-orang yang beriman
Bukan kepada
orang-orang yang hanya percaya akan keberadaan Tuhan
Perintah
puasa hanya diwajibkan bagi orang-orang yang beriman
Allah
menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia agar mereka bertakwa
Di bulan
Ramadan yang dijanjikan nikmat, ampunan dan pembebasan ini
Saat
Setan-Setan dibelenggu, pintu Surga dibuka, pintu Neraka ditutup
Mari menahan
diri, puasakan hawa nafsu, kekang segala haus keduniawian
Mari
berlomba meraih hasil yang lebih baik dari puasa-puasa sebelumnya
Tak hanya
menjadi takwa, kita pulang ke jati diri, kembali ke fitrah kesucian
Mantap !
BalasHapus